Jakarta, Teknology-Indonesia.com – Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng Muhammad Faqih menilai penelitian Litbang Kementerian Pertanian (Kementan) pada tanaman eukaliptus dapat mengurangi ketergantungan impor pada bahan obat.
Hal ini disampaikan Faqih seusai menyaksikan Penandatanganan Kerjasama Penelitian Tanaman Obat Sebagai Kandidat Obat Pada Manusia antara Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) dan Lembaga Riset IDI di Auditorium Gedung D Kementan, Jakarta, pada Rabu (8/7/2020).
“Temuan kandungan pada tanaman eukaliptus oleh Balitbangtan Kementan telah menyadarkan kita bahwa kita kurang memanfaatkan produk dalam negeri yang kita olah sendiri,” katanya.
Menurut Faqih, selama ini alat kesehatan dan obat-obatan di Indonesia hampir seluruh produknya diimpor dari berbagai negara. Impor terbanyak dilakukan dari negara China dan India. Padahal, selama ini Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan tumbuhan.
Karena itu, Faqih berharap tanaman obat yang ada di Indonesia bisa dibudidayakan untuk penelitian dan riset lebih mendalam dan memastikan kesehatan masyarakat agar tidak melulu bergantung pada bahan impor.
“Ini menjadi tantangan kita apakah ingin tetap bergantung pada impor ataukah ingin memberi peluang pada obat hasil dari dalam negeri. Saya sudah bicara dengan Pak Mentan untuk mendorong kemandirian bangsa di bidang industri kesehatan dan di bidang pelayanan kesehatan. Mudah-mudahan kemandirian bangsa di bidang obat-obatan di Indonesia dapat dibantu dengan kontribusi sektor pertanian,” terangnya.
Sebagai informasi. Kementan melalui Balitbangtan dan IDI telah melakukan penandatangan kerjasama MOU untuk pengembangan riset penelitian tanaman obat. Salah satunya tanaman eukaliptus sebagai solusi melawan virus corona dan lainnya. IDI akan melakukan uji klinis kepada pasien positif Covid-19 dan untuk pengembangan riset lebih lanjut dengan bahan baku eukaliptus.
IDI : Pengembangan Bahan Baku Lokal Dapat Menekan Impor Obat
