Hilirisasi Varietas Unggul Jagung Sukmaraga di Kalbar

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui BPTP Kalimantan Barat (Kalbar) melakukan kegiatan hilirisasi inovasi Balitbangtan terkait penanaman varietas unggul baru (VUB) Jagung Sukmaraga di Kabupaten Kubu Raya. Selain produktivitasnya tinggi, varietas jagung Sukmaraga cukup tahan penyakit bulai dan toleran tanah masam.

Peneliti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Kalimantan Barat (Kalbar) Muhammad Hatta selaku penanggungjawab kegiatan bersama tim melakukan monitoring rutin terhadap pertumbuhan tanaman jagung di Desa Bintang Mas, Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya pada Rabu (22/9/2021). Pada kunjungan kali ini, dilakukan pengamatan pertumbuhan tanaman dan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) jagung.

Pengamatan yang dilakukan pada tanaman yaitu mengamati jumlah tongkol pada masing-masing pohon, sedangkan pengamatan OPT yang dilakukan yaitu mengamati serangan hama ulat pada tanaman jagung. Hingga saat ini, serangan ulat sudah jauh berkurang daripada sebelumnya.

Panen diperkirakan dapat dilaksanakan pada awal Oktober 2021. Hasil panen diperkirakan 3 ton yang akan di proses menjadi benih yang nantinya benih tersebut akan di bagikan kepada anggota kelompok tani di Desa Bintang Mas khususnya dan juga petani jagung Kabupaten Kubu Raya. Tujuannya agar petani jagung tidak menggunakan benih lokal lagi yang produktivitasnya relatif rendah. Diharapkan petani di Desa Bintang dapat menanam benih unggul Sukmaraga yang produktivitas tinggi bisa mencapai 7 ton/ha.

Jagung Komposit

Dalam upaya meningkatkan produksi dan menambah keleluasaan petani dalam memilih varietas yang akan dikembangkan, Balitbangtan melalui Balai Penelitian Tanaman Serealia telah merakit beberapa varietas unggul jagung komposit. Salah satunya varietas unggul Sukmaraga.

Varietas unggul yang dilepas tahun 2003 ini berasal dari bahan introduksi AMATL (Asian Mildew Acid Tolerance Late), asal CIMMYT Thailand dengan Introgressi bahan lokal yang diperbaiki sifat ketahanan terhadap penyakit bulai. Populasi awalnya diseleksi pada tanah kering masam Sitiung Sumatera Barat, dan tanah sulfat masam di Barambai, Kalimantan Selatan. Hasil kombinasi diuji pada berbagai lingkungan asam dan normal. Hasilnya, varietas ini cukup tahan terhadap penyakit bulai dan toleran tanah masam dengan kandungan aluminium tinggi.

Berdasarkan deskripsi varietas, Sukmaraga memiliki umur masak fisiologis antara 105 – 110 hari dengan tinggi tanaman antara 180 – 220 cm. Warna bijinya kuning tua dengan baris biji yang lurus dan rapat sebanyak 12-16 baris/tongkol. Bobot per 1.000 biji sekitar 270 gram.

Selain cukup tahan terhadap penyakit bulai, Jagung Sukmaraga juga cukup tahan terhadap penyakit bercak daun dan busuk batang. Jagung Sukmaraga memiliki rata-rata hasil 6,0 ton/ha pipilan kering, dengan potensi hasil hingga 8,50 ton/ha pipilan kering dengan lingkungan produksi yang mendukung. (Sumber BPTP Kalbar)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author