Dua Varietas Ubi Kayu Balitbangtan Tingkatkan Dua Kali Produktivitas

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Ubi kayu atau yang lebih populer disebut singkong atau ketela pohon merupakan komoditas tanaman pangan yang makin digemari masyarakat. Komoditas penting di Indonesia dibutuhkan banyak industri untuk dijadikan bahan baku.

Ubi kayu memiliki banyak keistimewaan dibandingkan tanaman penghasil pati lainnya. Karena itu, selain untuk industri makanan, ubi kayu sangat dibutuhkan oleh industri non pangan sebagai bahan baku industri farmasi, tekstil, dan industri lainnya. Pada tahun 2020, diperkirakan kebutuhan Indonesia terhadap tepung tapioka untuk industri mencapai 9-10 juta ton.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Dr. Ir Fadjry Djufry, M.Si mengatakan bahwa ubi kayu merupakan komoditas pangan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Permintaan tepung tapioka di Indonesia cenderung meningkat karena peningkatan jumlah industri makanan yang menggunakan bahan baku tapioka.

“Seiring meningkatnya jumlah industri makanan, otomatis permintaan tapioka juga meningkat, belum lagi permintaan tapioka untuk industri semacam farmasi, tekstil dan lainnya. Oleh karenanya selain padi, jagung, dan kedelai, ke depan ubi kayu bisa menjadi komoditas strategis nasional,” harapnya

Lebih lanjut Fadjry menyampaikan banyaknya permasalahan yang menjadi penghambat perkembangan ubi kayu di Indonesia. Cara mengatasinya dengan meningkatkan produktivitas ubi kayu yang saat ini di petani rata-ratanya hanya 20 ton/ha.

“Selain lahannya yang semakin menyusut, umur panen serta penggunaan varietas yang produktivitasnya rendah pun masih digunakan oleh petani,” ujar Fadjry.

Berdasarkan Statistik Pertanian 2018, luas lahan panen ubi kayu hanya seluas 793 ribu hektare (ha) berkurang 1 juta ha dari tahun 2014.

Kementerian Pertanian telah melepas dua varietas ubi kayu produktivitas tinggi yaitu varietas Vati 1 dan Vati 2. Varietas yang dilepas tahun 2018 ini hasil rakitan Balitbangtan melalui Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi).



Ubi kayu varietas Vati 1 memiliki potensi hasil 46,9 ton/ha dengan rata-rata 37,5 ton/ha. Umur panennya genjah, yaitu 7 bulan umbi sudah mencapai sekitar 4‒5 kg/tanaman. Selain itu, varietas Vati 1 memiliki keistimewaan lainnya yaitu memiliki kadar bahan kering umbi 48,5%, kadar pati 21,9%, rendemen pati 26,7%, dan kadar gula total tertinggi 43,0%.

Berbeda dengan varietas Vati 1, varietas Vati 2 memiliki potensi hasil lebih tinggi yaitu 66,8 ton/ha dengan rata-rata potensi hasilnya 42,5 ton/ha. Namun varietas Vati 2 memiliki umur panjang dari varietas Vati 1 yaitu sekitar 9-10 bulan.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author