Jakarta, Technology-Indonesia.com – Keberhasilan agribisnis pepaya sangat ditentukan oleh benih unggul yang ditanam, teknik budidaya yang dilakukan dan kondisi lingkungan wilayah pengembangan. Salah satu varietas unggul yang mulai dikenal masyarakat dan prospeknya sangat menguntungkan adalah pepaya Merah Delima. Varietas unggul pepaya hasil inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) ini sudah berkembang di hampir seluruh wilayah di Indonesia.
Nilai komersial pepaya Merah Delima telah menarik minat beberapa badan usaha untuk mengembangkannya secara luas. Salah satunya, PT. New View Glen Faloch (PT. NVGF), perusahaan perkebunan berlokasi di Dusun Gunung Krikil Desa Tegalharjo, Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur. PT. NVGF mengembangkan pepaya Merah Delima sejak tahun 2017 di lahan seluas 10 hektare (ha).
Sampai saat ini, budidaya pepaya Merah Delima telah memberikan dampak yang positif terhadap perusahaan dan masyarakat di sekitar perkebunan. Produksi buah pepaya cukup tinggi sehingga dapat memberikan keuntungan dan pemecahan cash flow problem bagi perusahaan. Tanaman pepaya di PT. NVGF biasanya dipanen seminggu 2-4 kali dengan kapasitas produksi 3-8 ton setiap kali panen.
Pada awalnya PT. NVGF belum bisa memasarkan buah pepaya secara rutin karena belum dikenal oleh masyarakat. Seiring promosi dan pengenalan produk oleh perusahaan dan dukungan dari Balitbangtan, pepaya Merah Delima di PT. NVGF mulai dikenal oleh masyarakat dan pedagang pengepul. Saat ini banyak pedagang yang berasal dari berbagai daerah membeli sendiri buah pepaya di kebun PT. NVGF.
Pemasaran pepaya Merah Delima dari kebun ini selain untuk memenuhi pasar di sekitar Banyuwangi juga sudah menyebar sampai di Bali, Bandung, Jakarta, Surabaya dan Jawa Tengah. Biasanya pembeli memetik, mengemas dan mengangkut sendiri buahnya dengan harga beli di kebun Rp. 2.000-3.000/kg.
Pengembangan pepaya di PT. NVGF sempat mengalami beberapa permasalahan antara lain serangan penyakit bakteri Erwinia, permasalahan kualitas buah dan pemasaran. Serangan bakteri Erwinia segera dikendalikan dengan memusnahkan tanaman yang sakit dan mencegah penularan dengan pemeliharaan tanaman yang lebih intesif dan penyemprotan bakterisida.
Kualitas buah mulai dapat diperbaiki dengan pemupukan berimbang dan sesuai kebutuhan tanaman. PT. NVGF berencana akan terus mengembangkan pepaya Merah Delima untuk menjadi salah satu komoditas unggulan perusahaan.
Selain di Banyuwangi, pepaya Merah Delima mempunyai peluang besar untuk dikembangkan di Bali. Potensi pasar buah tropika untuk memenuhi kebutuhan konsumsi wisatawan dan masyarakat Bali sangat tinggi. Masyarakat yang mulai menanam pepaya Merah Delima di Denpasar menyampaikan bahwa permintaan konsumen untuk membeli sangat tinggi tetapi pasokan buah masih terbatas.
Pepaya Merah Delima sudah dikembangkan oleh Liran Farm di Tabanan, Bali, sejak awal 2018 dan sampai saat ini sudah mempunyai sekitar 1.000 tanaman. Pemilik Liran Farm, I Gusti Putu Joni telah mencoba mengembangkan beberapa jenis pepaya antara lain pepaya Red Lady, California dan Merah Delima.
Menurut Gus Joni budidaya pepaya Merah Delima sangat menguntungkan karena rasanya manis dan harganya kompetitif. Permintaan buah pepaya yang sangat tinggi mendorong Gus Joni untuk menambah luas tanam pepaya Merah Delima. Pada tahun 2019, ia berencana menambah 2.000 pohon pepaya Merah Delima di Singaraja, Bali.
PT Trijaya Agro Mandiri (TAM) juga telah meraskan manisnya berusaha tani pepaya Merah Delima di Tegalwaru, Ciampea, Bogor pada 2017. Selanjutnya pada 2018, PT TAM melanjutkan budidaya pepaya Merah Delima di Serang, Banten seluas 5 ha. Tim peneliti Balitbu Tropika telah melakukan pendampingan sejak pemeliharaan varietas, teknologi budidaya sejak saat tanam dan pemeliharaan tanaman di lapangan.
PT TAM telah menginisiasi konsep “Sustainable Agroecosystem” pertama kali pada 2016 di Tegalwaru Ciampea Bogor. Kebun tersebut saat ini telah ditanami dengan beberapa komoditas hortikultura. Sebagai tanaman utama adalah beberapa varietas unggul durian, ditumpangsarikan dengan pisang dan pepaya serta komoditas hortikultura yang berumur pendek seperti cabe rawit, kol, tomat dan terong serta terong.
Kondisi kebun Pepaya milik PT TAM sangat baik, tanaman, dan cukup air dilihat dari ukuran batang yang besar kekar, kondisi daun dan buah yang rapat dan banyak jumlahnya. Dengan kondisi kebun tersebut, maka target panenan sebesar 5 ton per minggu akan tercapai.
Kualitas pepaya Merah Delima sangat baik yaitu warna daging buah merah bagus dan kemanisan cukup tinggi. Daya tahan simpan sangat baik, dan ini faktor sangat penting untuk pembeli. Beberapa partner pedagang untuk pasar di supermarket telah berkeinginan untuk membeli buah pepaya Merah Delima secara rutin.
Kegiatan panen, grading, packaging dan transportasi dilakukan oleh team supplier. Panenan dilakukan rutin dua kali seminggu – per 3 hari (setelah kapasitas terpenuhi). Harga panenan Rp 3.000/kg untuk total panenan (Grade A dan B). Proyeksi produksi maksimal yaitu 5-6 ton perminggu atau 20 – 24 ton per bulan, maka potensi keuntungan berkisar Rp 60 – 72 juta per bulan.