Jakarta, Technology-Indonesia.com – Tanaman Jeruk di Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar) merupakan tambak emas baru yang mampu menopang perekonomian masyarakat. Lebih dari 2.135 Kepala Keluarga bergantung hidupnya pada usaha tani jeruk. Varietas yang dibudidayakan yaitu Jeruk Siam Gunung Omeh (Jesigo) dan Keprok Batu 55.
Produksi jeruk di Kabupaten Limapuluh Kota pada tahun 2020 sekitar 150.97 kg/batang/tahun. Potensi hasil tersebut bisa ditingkatkan lagi hingga 200 kg/batang/tahun dengan menerapkan teknologi Buah Berjenjang Sepanjang Tahun (Bujangseta) yang dikembangkan oleh Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika (Balitjestro) Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan).
Teknologi Bujangseta merupakan kombinasi dari manajemen kanopi, manajemen nutrisi, serta manajemen pengendalian hama dan penyakit. Manajemen kanopi atau pemangkasan bertujuan menyeimbangkan pertumbuhan tunas vegetatif dan generatif. Pemangkasan juga dilakukan untuk memotong cabang yang sakit dan mengurangi kelembaban yang terlalu tinggi.
Untuk itu, Balijestro dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumbar berkerjasama dengan beberapa balai penelitian serta Pemerintah Daerah Kabupaten Lima Puluh Kota melakukan kegiatan Riset Pengembangan Inovatif Kolaboratif (RPIK) Bujangseta pada Jeruk Siam Gunung Omeh dan Keprok Batu 55.
Kegiatan ini diawali dengan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Teknologi Bujangseta pada jeruk siam dan keprok” di aula ex-BP4K, Tanjung Pati pada Selasa (25/5/2021). Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Bupati, Wakil Ketua DPRD, Dinas Pertanian, Penyuluh Pertanian, tim peneliti serta petani jeruk se-kabupaten Limapuluh Kota.
Kepala Bidang Hortikultura Vivi Febria Eka Putri menyampaikan bahwa jeruk Siam Gunung Omeh bisa memperbaiki taraf hidup petani. Saat ini, lebih dari 2.135 Kepala Keluarga di Kabupaten Lima Puluh Kota ditopang oleh budidaya jeruk terutama untuk kecamatan Gunung Omeh namun masih menghadapi kendala jatuhnya harga ketika panen raya.
Kepala BPTP Sumbar Wahyu Wibawa menyatakan kesiapan untuk mendukung program Balitjestro serta melakukan pendampingan, khususnya untuk Jesigo. Di BPTP beberapa pengolahan jeruk telah dilakukan salah satunya serbuk jelly jeruk.
Wakil Dewan Perwakilan Rakat Daerah (DPRD) Syamsul Mikar juga menyampaikan dukungan agar program ini dapat bermanfaat bagi petani, dimana penganggaran diharapkan dapat masuk ke Anggaran Perbelanjaan dan Belanja Daerah (APBD).
Wakil Bupati Lima Puluh Kota, Rizki Kurniawan Nakasri menekankan harus terjalinnya sinergi baik dari pertanian, permodalan, perdagangan. Diharapkan antar bidang bisa terbangun kepercayaan, untuk pengembangan jeruk di wilayah Lima Puluh Kota.
Acara dilanjutkan kunjungan lapangan untuk melakukan sosialisasi dan penentuan lokasi kegiatan penelitian. Kegiatan ini meliputi manajemen pemupukan, teknologi pikung (pijat lengkung), manajemen pemangkasan, pengendalian lalat buah dan penguatan kelembagaan kelompok tanaman jeruk.
Untuk mengakomodir kegiatan tersebut membutuhkan anggota kelompok tani yang memiliki hamparan tanaman jeruk seluas ± 20 hektare yang ada di kecamatan Gunung Omeh dan beberapa kecamatan lainnya. Kegiatan ini diharapkan mampu memberikan dampak terhadap perekonomian masyarakat petani jeruk. (Sumber Balitjestro dan BPTP Sumbar)