Jakarta, Technology-Indonesia.com – Hamparan pertanaman kedelai seluas 153 M2 memasuki masa panen. Penanaman kedelai di Taman Agro Inovasi (Tagrinov) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tenggara (Sultra) merupakan penanaman perdana untuk tiga varietas unggul kedelai yaitu Dena 1, Devon 1 dan Detap 1.
Kepala Balitbangtan BPTP Sultra, Muhammad Sidiq menyampaikan bahwa di lahan Tagrinov dilakukan diseminasi berbagai varietas unggul tanaman kedelai yang dilepas oleh Balitbangtan yaitu Dena 1, Devon 1 dan Detap 1. Varietas-varietas ini punya keunggulan masing-masing dan memiliki kemampuan dalam meningkatkan produktivitas tanaman kedelai.
Kedelai Dena 1 yang dilepas Balitbangtan pada tahun 2014 merupakan kedelai toleran naungan hingga 50%. Dena 1 memiliki umur tanaman sekitar 84 hari setelah tanam dengan potensi hasil 2,89 ton/ha, rata-rata hasil sekitar 1,69 ton/ha.
Dena 1 berbiji besar dan kusam, agak tahan rebah. Kedelai ini juga tahan hama penghisap polong dan penyakit karat.
Devon 1 yang dilepas Balitbangtan pada tahun 2015 merupakan kedelai yang mengandung isoflavon tinggi. Senyawa isoflavon pada kedelai bermanfaat mencegah beberapa penyakit seperti kardiovaskular, osteoporosis, menurunkan kadar kolesterol dan dapat mencegah kanker.
Kedelai yang dirakit di Balai Penelitian Aneka Kacang dan Umbi (Balitkabi) ini mengandung isoflavon yang lebih tinggi (2.220 µg/g) dibanding varietas Wilis (1.854 µg/g) dan Anjasmoro (1.457 µg/g) yang sekarang banyak ditanam petani. Devon 1 dikenal berdaya hasil tinggi karena mampu berproduksi 3,09 ton/ha dengan rata-rata hasil 2,75 ton/ha.
Sementara Detap 1 yang dilepas Balitbangtan pada 2017 merupakan kedelai tahan pecah polong. Varietas kedelai ini dirakit dengan menggunakan Anjasmoro sebagai sumber gen tahan pecah polong. Detap 1 memiliki ketahanan terhadap pecah polong serta ukuran biji setara dengan Anjasmoro tetapi umur masaknya lebih genjah dibandingkan dengan Anjasmoro.
Detap 1 merupakan varietas kedelai pertama di Indonesia yang dirakit dengan keunggulan utama adalah tahan pecah polong. Selain memiliki potensi hasil tinggi, kedelai varietas Detap 1 berumur genjah dan ukuran biji tergolong besar.
Penanggung jawab kegiatan Siti Rahmah Karimuna menambahkan bahwa penanaman dimulai dari bulan Mei hingga Juli. Pihaknya bersama petugas lapangan secara intensif melakukan persiapan tanam, pemeliharaan hingga memasuki umur panen selama 3 bulan. Pra penanaman dilakukan pengolahan tanah dan dibarengi dengan pemupukan.
’Pupuk yang digunakan adalah pupuk organik yakni campuran kotoran kambing dengan sekam padi perbandingan 2:1 per bedengan. Petugas lapang mengatur jarak tanam 15 cm x 20 cm. Perlakuan selanjutnya yaitu melakukan penyemprotan pestisida nabati.
“Penyemprotan dilakukan sebanyak 3 kali dimulai saat tanaman kedelai berumur 1 bulan sejak masa tanam, selanjutnya dilakukan dengan melihat kondisi pertanaman. Bila terjadi serangan hama maka dilakukan lagi penyemprotan,” kata Siti Rahmah.
Untuk mengantisipasi serangan hama lain seperti lalat, sekeliling areal blok penanaman ditanami serai dan beberapa jenis bunga. Penanaman ini sangat bermanfaat mengalihkan perhatian hama.
“Terdapat pula perangkap dari botol yang digelantungkan sekitar tanaman untuk menjebak hama. Botol yang telah dilubangi diisi kapas yang dilumuri alkohol. Bau alkohol akan menarik serangga untuk mendekati botol lalu terjebak dalam botol,” lanjutnya.
Penyiraman dilakukan melalui sprinkle yang telah dipasangi di areal Tagrinov. Alat penyiraman ini difungsikan saat tanaman mulai berumur 7-14 hari dan penyiraman dilakukan secara rutin pagi dan sore. (Sumber BPTP Sultra)
BPTP Sultra Diseminasi Kedelai Varietas Unggul Balitbangtan
