Jakarta, Technology-Indonesia.com – Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Badan Litbang Pertanian Sulawesi Tengah (Sulteng) kembali melaksanakan Kajian Inhouse Pendampingan Sapi Potong terintegrasi dengan pertanaman kelapa pada peternakan rakyat. Kajian ini dalam rangka percepatan diseminasi inovasi teknologi Badan Litbang Pertanian.
Survei awal kegiatan ini dilaksanakan pada 22-23 Februari 2020 di Desa Labuan Panimba, Labuan Toposo dan Labuan Lelea, Kecamatan Labuan, Kabupaten Donggala, Sulteng. Survei awal yang berkaitan dengan kegiatan kajian pada peternakan rakyat ini dilaksanakan BPTP Sulteng pada tahun 2020.
Survei dilakukan kepada petani/peternak anggota kelompok ternak Kasosoka Jaya Sehati Labuan Panimba, Kelompok Tani Sungguh Hati, Kelompok Tani Lembuh Lelea, Penyuluh Pertanian Kecamatan Labuan, petugas teknis peternakan yakni inseminator, petugas Pemeriksa Kebuntingan (PKB), Asisten Teknis Reproduksi (ATR) serta sejumlah staf Puskeswan Kecamatan Labuan. Kepala BPTP Sulteng, Ferry Fahrudin Munier turut melakukan survei awal dan menyampaikan inovasi teknologi Badan Litbang Pertanian dalam mendukung Upsus (Upsus) SIWAB (Sapi Indukan Wajib Bunting) dan perbibitan sapi potong.
Kepala BPTP Sulteng menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian melalui Badan Litbang Pertanian saat ini telah menghasilkan beberapa produk inovasi teknologi bidang peternakan yang siap untuk di diseminasikan. Diantaranya, introduksi Hijaun Pakan Ternak (HPT) unggul, pakan Minoxvit, Bioplus Pedet, Hormon Estrunak, dan Tes Kit untuk deteksi kebuntingan.
Selain memperkenalkan produk inovasi teknologi Badan Litbang Pertanian, Munier juga menyinggung mengenai upaya penambahan populasi sapi lokal di Sulteng. Dikatakannya, Sapi Donggala adalah sapi lokal/asli Sulteng yang telah disahkan sebagai salah satu rumpun sapi Nasional melalui SK Menteri Pertanian.
“Karena sapi Donggala telah diakui sebagai sapi lokal/asli Sulteng, sangat perlu ada upaya agar populasinya bertambah, maka diperlukan asupan nutrisi pakan yang baik. Oleh sebab itu diperlukan pengembangan hijuan pakan ternak (HPT) di setiap wilayah. Hal ini dikarenakan HPT yang unggul dan berkualitas mendukung untuk penambahan populasi sapi lokal,” ujarnya.
Kegiatan kajian yang dilaksanakan oleh BPTP Sulteng di Kecamatan Labuan Kab. Donggala ini, lanjutnya, merupakan langkah awal untuk tujuan tersebut.
Pada kesempatan tersebut, Kepala BPTP Sulteng memberikan pemahaman tentang pengembangan HPT unggul terintegrasi pertanaman kelapa pada peternakan rakyat di Sulteng. BPTP Sulteng telah melakukan pedampingan pada kajian sapi potong ini Kecamatan Labuan, Kabupaten Donggala. Pendampingan dan kajian dilaksanakan pada kelompok Kasosoka Jaya, Desa Labuan Panimba dengan 10 anggota dengan jumlah sapi 30 ekor dan luas lahan HPT unggul 2 hektare (ha).
Selanjutnya pada Kelompok Sungguh Hati di Desa Labuan Toposo yang beranggotakan 25 orang dengan jumlah sapi sekitar 50 ekor dan luasan lahan HPT unggul 0,75 ha. Serta di wilayah Desa Labuan Lelea pada Kelompok Tani Lembu Lelea dengan anggota 10 orang, dengan jumlah sapi 75 ekor dan lahan 2 ha untuk dijadikan lahan HPT unggul. Semua kelompok memiliki fasilitas kandang, penampungan air (bak air), instalisasi listrik, serta alat pendukung lainnya seperti alat copper dan tempat pakan (bank pakan).
Gambaran secara umum untuk kecamatan Labuan mempunyai luas wilayah 126,01 km2 atau 2,39 persen dari total luas wilayah kabupaten Donggala. Lokasi kecamatan ini berjarak tempuh 53 km dari Ibukota kabupaten Donggala. Kecamatan Labuan terdiri dari tujuh desa yang empat desa diantaranya merupakan desa pesisir, serta mayoritas petani, peternak dengan luas perkebunan kelapa cukup luas dan luas lahan pertanian yang cukup baik.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 menyebutkan, Kecamatan Labuan memiliki 3.374 ekor ternak sapi. Hal ini sangat memerlukan pakan ternak yang mencukupi. Potensi perkebunan kelapa yang belum dimanfaatkan secara maksimal oleh warga merupakan peluang untuk dijadikan pengembangan HPT unggul yang berintegrasi dengan pertanaman kelapa pada peternakan rakyat.
Melihat potensi yang cukup baik untuk mendukung pengembangan sapi lokal, BPTP Sulteng memberikan pertimbangan dan masukan agar wilayah Kecamatan Labuan dijadikan klaster pengembangan sapi lokal di wilayah Sulteng. (Sumber BPTP Sulteng)