Jakarta, Technology-Indonesia.com – Subsektor peternakan rakyat merupakan salah satu basis pengembangan agribisnis dan agroindustri di Kabupaten Bengkulu Selatan. Namun potensi tersebut belum optimal karena berbagai hambatan, di antaranya adalah rendahnya penerapan inovasi teknologi dan inovasi kelembagaan.
Dalam rangka pengembangan peternakan di Kabupaten Bengkulu Selatan dengan memadukan inovasi teknologi dan inovasi kelembagaan dalam suatu kawasan pengembangan komoditas peternakan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappeda Litbang) Kabupaten Bengkulu Selatan menggelar Focus Group Discussion (FGD) Grand Desain Pengembangan Peternakan Kabupaten Bengkulu Selatan, pada Selasa (27/10/2020).
Draft Grand Desain yang telah dirancang oleh Tim Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Bengkulu dipaparkan oleh Kepala BPTP Bengkulu Yudi Sastro. Fokus Grand Desain adalah perbaikan pola pembinaan peternak sehingga dapat dilakukan penerapan inovasi teknologi dan kelembagaan dengan pendekatan program penumbuhan Kampung Ternak Intensif Terpadu Berkelanjutan.
Lebih lanjut Yudi menjelaskan permasalahan pengembangan ternak di Bengkulu Selatan yang menyebabkan rendahnya produktivitas yaitu kualitas pakan rendah, keberhasilan IB rendah dan ganggguan kesehatan.
“Dengan potensi luas sawah 11.290 hektare (ha), lahan perkebunan 23.000 ha dan konsumsi daging 150 ton/tahun, kami yakin permasalahan peternakan di Kabupaten Bengkulu Selatan dapat diatasi bersama dengan dukungan seluruh stakeholder,” tambah Yudi.
Yudi melanjutkan, inovasi teknologi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) menjadi poin penting untuk memperbaiki manajemen pemeliharaan ternak, inovasi perkandangan, meningkatkan kualitas pakan, meningkatkan keberhasilan inseminasi buatan.
“Inovasi pengelolaan limbah ternak dan pemanfaatan limbah ternak untuk komoditas tanaman pangan dan hortikultura, serta inovasi kelembagaan mewujudkan korporasi petani peternak mendukung pengembangan ternak secara intensif terpadu berkelanjutan harus segera dilaksanakan,” jelas Yudi.
Pada kesempatan tersebut, Kepala Bappeda-Litbang Kabupaten Bengkulu Selatan, Sukarni mengungkapkan bahwa tantangan terbesar dalam pengembangan peternakan di Kabupaten Bengkulu Selatan adalah mengubah pola pikir para petani dan peternak dalam pemeliharaan ternak, yang selama ini budaya beternak secara ekstensif dan masih banyak ternak yang tidak dikandangkan, sehingga ternak dilepas mencari makan sendiri.
“Melalui penerapan Grand Desain, kultur budaya beternak secara ekstensif ini harus diperbaiki,” tegas Sukarni.
Sukarni juga menyampaikan bahwa pemerintah daerah berharap BPTP Bengkulu dapat mendampingi program pengembangan peternakan di Kabupaten Bengkulu Selatan.
Kegiatan yang merupakan tindak lanjut MoU Bappeda-Litbang dengan BPTP Balitbangtan Bengkulu ini dihadiri oleh kurang lebih 50 orang terdiri dari Asisten II mewakili Bupati Bengkulu Selatan, Kepala Bappeda-Litbang Bengkulu Selatan, Kepala Dinas Pertanian, Kadis Ketahanan Pangan, Kepala BPTP Bengkulu beserta Tim, para dokter hewan, Petugas peternakan, Camat sekabupaten Bengkulu Selatan, Koordinator Penyuluh se-Kabupaten Bengkulu Selatan.