Jakarta, Technology-Indonesia.com – Jagung hingga saat ini terus menjadi komoditas utama pemasok industri pakan di Provinsi Lampung. Kebutuhan jagung setiap tahunnya cukup banyak dan terus mengalami peningkatan. Lampung juga menjadi daerah yang sangat diandalkan untuk memasok komoditas jagung nasional. Untuk mensiasati peningkatan permintaan jagung tersebut, perlu terobosan inovasi teknologi bidang pertanian yang mampu mendongkrak produktivitas tanaman jagung.
Salah satu upaya terobosan peningkatan produktivitas jagung dapat dilakukan dengan sentuhan inovasi berupa menambah populasi tanaman dengan inovasi tanam sistem zigzag. Sistem tanam zigzag pada budidaya jagung merupakan salah satu cara mengoptimalkan populasi tanaman tanpa mengurangi pertumbuhan tanaman. Sistem tanam zigzag merupakan inovasi Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian yang perlu didiseminasikan agar dapat diadopsi secara luas oleh petani jagung.
Untuk itu melalui kegiatan peningkatan komunikasi koordinasi dan diseminasi inovasi, Tim Kajiterap Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Lampung yang terdiri dari Kiswanto, Fauzia Yulia dan Tri Kusnanto melakukan kajiterap budidaya jagung sistem tanam zig zag seluas 1 hektare (ha). Selain mendiseminasikan inovasi, kaji terap juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan petani dalam menilai inovasi.
Kaji terap budidaya jagung sistem tanam zigzag menggunakan dua perlakuan yaitu dikaji dua jarak tanam zigzag yaitu jarak tanam 25 cm x 12.5 cm x 75 cm dan jarak tanam 35 cm x12.5 cm x 75 cm. Serta dikaji tiga varietas tanaman jagung yaitu JH-37 dari Balitbangtan, serta dua varietas jagung eksisting setempat yaitu NK Super dan P-27.
Kaji terap melibatkan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Karyatani yang diketuai Sugiono. Lokasi kaji terap akan dijadikan tempat pembelajaran petani dalam penerapan inovasi balitbangtan tersebut.
Selain itu untuk tujuan diseminasi dilakukan pengambilan gambar sejak tanam hingga panen agar diperoleh dokumentasi penerapan inovasi secara utuh untuk mempermudah menyusun rangkaian penerapan inovasi tersebut sehingga mudah dipahami petani. (Sumber BPTP Lampung)