BPTP Banten Dukung Pengembangan Indigofera dan Rumput Odot untuk Hijauan Pakan Ternak

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Budidaya ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba membutuhkan pakan ternak yang berkualitas. Hijauan pakan ternak akan menjadi solusi bagi peningkatan produktivitas ternak yang selama ini sangat rendah.

Untuk meningkatkan kaji terap pengembangan hijauan pakan ternak, Dinas Pertanian Provinsi Banten menggandeng Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten untuk melakukan penyuluhan di Kelompok Tani Sinar Tani dari Desa Bojong Manik, Kec. Bojong Manik, Kab. Pandeglang, dan di Kec. Anyer, Serang.

Kabid Peternakan Dinas Pertanian Provinsi Banten, Dwidjo Harsono saat membuka kegiatan di Kabupaten Serang menyampaikan bahwa pada 2021, target pelaksanaan kegiatan berada pada tiga lokasi yaitu Kab. Serang, Kab. Pandeglang, dan Kab. Lebak. Sampai dengan tahun 2021, luas areal tanam yang telah dicapai pada kegiatan ini seluas 9 hektare.

Pada kegiatan kaji terap di Kabupaten Pandeglang, penyuluh BPTP Banten, Ahmad Muhtami Alfarizi, menyampaikan materi tentang pentingnya pakan dalam usaha peternakan, pengenalan rumput odot (Pennisetum purpureum cv Mott) dan Indigofera (I. zollingeriana) serta cara budidayanya.

Untuk kegiatan di Kabupaten Serang, materi serupa disampaikan peneliti BPTP Banten, Maureen. Secara umum materi meliputi informasi umum terkait dengan produksi dan kandungan nutrisi beberapa hijauan pakan ternak, informasi khusus tentang budidaya rumput odot dan Indigofera, serta kegiatan diseminasi pengembangan hijauan pakan ternak yang telah dilaksanakan oleh BPTP Banten.

Kepala Seksi Pakan, Dinas Pertanian Propinsi Banten mengungkapkan bahwa kegiatan ini dilaksanakan sebagai persiapan untuk mendukung pelaksanaan bantuan benih rumput odot dan Indigofera yang akan diberikan kepada Kelompok Tani sasaran baik di Kab. Pandeglang maupun di Kab. Serang.

Rencananya, benih bantuan di Kab. Pandeglang berupa rumput odot sebanyak 10.000 stek dan benih Indigofera sebanyak 150 benih yang sudah siap pindah tanam ke lahan seluas 1 hektare.

Indigofera SP

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) mengembangkan Indigofera SP sebagai alternatif penggunaan rumput sebagai hijauan pakan ternak. Indigofera SP adalah hijauan pakan jenis leguminosa pohon yang memiliki kualitas nutrisi yang tinggi, tahan terhadap kekeringan sehingga dapat menjadi sumber pakan untuk ternak pada musim kemarau.

Indigofera SP merupakan alternatif sumber pakan yang menjanjikan untuk mendukung pengembangan ternak ruminansia di berbagai agroekosistem. Tanaman ini memiliki kandungan protein yang tinggi, toleran terhadap musim kering.

Umur potong pertama ingofera SP dapat dilakukan pada usia 8 bulan dengan interval pemotongan 60-90 hari. Tanaman dapat dipotong setinggi 1-1,5 meter dari permukaan tanah. Indigofera SP sangat baik dimanfaatkan sebagai hijauan pakan ternak.

Idealnya jumlah pemberian indigofera SP kepada ternak adalah 1-2 kg/ekor/hari dengan komposisi nutrisi bahan kering 21,97%, abu 6,41%, protein kasar 24,17%, NDF 54,24%, ADF 44,69% dan energi kasar 4.038 Kkal/kg.

Sementara rumput odot/gajah mini merupakan salah satu tanaman yang disukai ternak ruminansia. Karakteristik rumput ini antara lain daunnya bertekstur lembut, ruas batangnya pendek dan relatif empuk dengan tinggi berkisar 50-100 cm.

Rumput ini pada awalnya dikembangkan di Florida, Amerika Serikat dengan nama Pennisetum purpureum cv. Mott. Namun masyarakat menyebutknya rumput odot, silsilah nama yang diambil dari nama orang yang memasukan jenis rumput ini ke Indonesia.

Keunggulan rumput odot antara lain, batang relatif pendek dan empuk, pertumbuhannya relatif cepat, sangat disukai ternak ruminansia, daun lembut dan tidak berbulu, mampu beradaptasi dengan kondisi lahan, tidak memerlukan perawatan khusus, dalam satu rumpun terdapat 40-80 batang.

Nutrisi yang terkandung dalam rumput odot antara lain : kadar lemak daun (2,72%), kadar lemak batang (0,91%), CP daun (14,35%), CP batang (8,1%), digestibility daun (72,68%), digestibility batang (62,56%), protein kasar (14%). Dengan komposisi seperti itu tentunya sangat baik untuk menunjang pertumbuhan ternak ruminansia.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author