Jakarta, Technology-Indonesia.com – Salah satu kegiatan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Banten tahun 2020 adalah mengembangkan Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) dan Ayam Kampung Sentul Terseleksi (SenSi) di masyarakat melalui pola inti-plasma.
Peternak inti merupakan peternak yang berusaha sebagai pembibit, dibekali calon induk sebanyak 300 ekor terdiri dari 250 betina Ayam KUB dan 50 pejantan SenSi. Dengan bibit tersebut diharapkan dapat menghasilkan Day Old Chicken (DOC) sebanyak 400-an ekor/periode penetasan.
Sementara peternak plasma merupakan peternak yang melakukan kegiatan pembesaran ayam kampung untuk tujuan potong. Umur potong/panen berkisar pada umur 10-12 minggu dengan target bobot panen berkisar pada rataan 1 kg/ekor.
Melalui pola pengembangan ayam kampung inti-plasma ini diharapkan akan terjadi perputaran usaha ayam kampung di masyarakat secara mandiri dimana kebutuhan bibit dapat disediakan oleh kelompok tani-ternak.
Salah satu percontohan yang dilakukan BPTP Banten adalah usaha peternak milenial bernama Asep Saepudin sebagai peternak inti yang berlokasi di Kampung Sukamanah RT 01/01, Desa Sukamanah, Kecamatan Kaduhejo, Kabupaten Pandeglang.
Sebagai stimulan bibit yang diberikan kepada peternak inti sebanyak 180 ekor DOC yang terdiri dari 150 ekor betina Ayam KUB dan 30 ekor pejantan Ayam SenSi. Usaha ini telah dimulai sejak 7 Mei 2020. Sejauh ini, pertumbuhan ayam yang dikelola sudah baik dengan usia 26 hari.
Hingga saat ini peternak inti belum dihasilkan DOC, diperkirakan mulai dapat menetaskan DOC antara Oktober-November 2020. Dari jumlah tersebut, usaha ternak Asep diharapkan dapat memproduksi bibit DOC sebanyak 80 ekor/periode penetasan.
Peternak plasma dari usaha ternak Asep telah ditentukan sebanyak 2 orang, yaitu Muhamad Rais dan Nurdin yang berlokasi di Kampung Gumuruh RT 02/01, Desa Banjarsari, Kecamatan Kaduhejo, Kabupaten Pandeglang, masing-masing diberikan bibit DOC sebanyak 200 ekor.
Selain memberikan bantuan bibit ayam kampung unggul, BPTP Banten juga memberikan 1 unit kandang inti ukuran 5 x 30 meter, dan 2 unit kandang plasma ukuran 5 x 10 meter. Bantuan lainnya berupa pakan, obat, vaksin, desinfektan, probiotik, peralatan dan perlengkapan kandang berupa tempat pakan, minum, dan tray telur, serta dilengkapi dengan prosedur teknis (juknis) budidaya pembibitan dan budidaya ayam kampung potong.
Dalam kegiatan ini, drh. Eko Kardiyanto selaku Penanggung Jawab kegiatan menekankan kepada para peternak bahwa pola kegiatan ini menggunakan pola partisipatif dan swadaya kelompok. Sebagian biaya bahan kandang dan biaya tenaga bersumber dari peternak.
“Dengan demikian, akan muncul rasa memiliki dan tanggung jawab yang tinggi dari para peternak terhadap usahanya, bahkan termasuk keinginan untuk pengembangan selanjutnya pun dimunculkan dari para peternak itu sendiri,” tutupnya.