Berteknologi Tinggi, Agriculture War Room Himpun Data Pertanian

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kementerian Pertanian (Kementan) kini memiliki Agriculture War Room (AWR), pusat data dan sistem kontrol pembangunan pertanian nasional berbasis teknologi. Melalui AWR, Menteri Pertanian (Mentan) bisa melihat kondisi pertanian secara real di lapangan dan berkomunikasi langsung dengan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di seluruh Indonesia.

Kepala Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) Husnain mengatakan pengoperasian AWR merupakan keinginan Mentan untuk memiliki media komunikasi hingga ke daerah dan melihat kondisi nyata di lapangan. Melalui AWR kita bisa memantau kondisi pertanaman padi dan mendapatkan informasi terkait luas lahan sawah, luas panen, kebutuhan pupuk, data produksi, harga komoditas strategis, dan lain-lain.

“AWR ini sudah menggunakan teknologi tinggi. Kita menggunakan satelit resolusi tertinggi Spot 6 dan Spot 7 untuk peta. Untuk monitoring, kita gunakan satelit Sentinel 2 dengan resolusi 10 x 10 meter,” terang Husnain di sela acara Soft Launching AWR di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta, pada Selasa (4/2/2020).

Dalam acara tersebut, Husnain menerangkan berbagai informasi dan menu yang ada AWR dihadapan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan, Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil, Wakil Ketua Komisi IV DPR Hasan Aminuddin, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza, dan tamu undangan lainnya.

Lebih lanjut Husnain menerangkan, setiap 5 hari satelit Sentinel 2 akan memotret kondisi lahan di seluruh Indonesia. Citra satelit tersebut didapatkan dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) yang bertugas menyediakan data satelit yang diperlukan kementerian/lembaga. Karena ukurannya besar, data tersebut harus diolah terlebih dahulu dan diterjemahkan menjadi informasi seperti luas tanah, luas panen, prediksi produksi dan kebutuhan pupuk.

Karena pemotretan satelit Sentinel 2 masih terkendala awan, pihaknya juga akan memanfaatkan satelit Sentinel 1 berbasis radar sehingga pemotretannya bisa menembus awan. Data satelit tersebut digunakan untuk menghitung produksi atau memprediksi kondisi tiga bulan ke depan.

“Kita tentu juga menggunakan data yang dirilis Badan Pusat Statistik, tapi kita perlu memprediksi kondisi kapan panen, potensi kekeringan, dan lain sebagainya,” lanjutnya.

Informasi-informasi tersebut, terang Husnain, divalidasi dengan CCTV yang rencananya akan dipasang di 1.000 titik. CCTV terbilang canggih karena bisa berputar atau rotasi dengan coverage-nya mencapai 10 hektare. “Kalau CCTV kita zoom bisa terlihat sampai ke anakan, hama, tikus, dan sebagainya. Kita pasang di BPP karena membutuhkan listrik dan memang harus ada penanggung jawab sebab peralatan tersebut tidak murah,” tuturnya.

AWR juga didukung dengan drone untuk mengecek kondisi di lapangan. Saat ini, terangnya, sudah 100 drone diberikan ke BPP. Nantinya, AWR juga akan terkoneksi dengan 5.646 BPP di seluruh Indonesia.

Menurut Husnain, saat ini AWR sudah terkoneksi dengan 400 BPP. Namun, informasi untuk seluruh BPP di Indonesia sudah diinput ke dalam data seperti ketua, jumlah penyuluh dan jumlah Gapoktan. Terkait kendala jaringan dan sebagainya, pihaknya akan bekerjasama dengan Kominfo, Telkom, dan sebagainya.

Informasi di dalam AWR juga memanfaatkan Kalender Tanam yang dikembangkan Badan Litbang Pertanian untuk memprediksi kekeringan, informasi pupuk, bencana musiman, maupun endemik hama. Terkait peternakan, ada informasi data pemotongan sapi, tren kelahiran dan lain lain. Begitu juga informasi mengenai data pangan strategis nasional seperti padi, jagung, kedelai, bawang merah, bawang putih, dan sebagainya.

Seluruh informasi yang dibutuhkan daerah tersebut, lanjutnya, akan diberikan secara dalam bentuk periodik. Penyuluh pertanian atau petani juga bisa memberikan berbagai informasi. Jika informasi tersebut terkait data, terlebih dahulu akan divalidasi oleh penanggung jawabnya.

Husnain mengungkapkan, Menteri Pertanian berencana akan berkomunikasi dengan BPP yang ada di seluruh Indonesia menggunakan AWR setiap hari Jumat. “Kita juga bisa memberi bimbingan teknis (Bimtek) untuk petani di berbagai lokasi di Indonesia,” pungkasnya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author