Jakarta, Technology-Indonesia.com – Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BP2TP) bekerjasama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan Sulawesi Tengah (Sulteng) pada 2021 akan melakukan kajian pemanfaatan hasil ikutan pertanian sebagai bahan penyusun pakan lokal untuk perbaikan penampilan indukan sapi potong di Sulteng. Kegiatan ini merupakan salah satu bagian dari Program Akselerasi Kontingensi Penelitian dan Pengembangan Startegis lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) tahun anggaran 2021.
Terkait hal itu, Kepala BBP2TP, Fery Fahruddin Munier sebagai penanggung jawab kegiatan bersama tim, pada Minggu (29/08/2021) telah melakukan pertemuan dengan kelompok peternak selaku pelaksana utama (kooperator) di Desa Sausu Torono Kecamatan Sausu Kabupaten Parigi Moutong, yakni kelompok ternak Karya Bersama.
Selain itu, dilakukan juga kajian kebutuhan dan peluang (KKP) pada dua kelompok tani yang merupakan pengembangan dari yang ada di Desa Sumber Sari, Kecamatan Parigi Selatan yakni pada kelompok peternak Sumber Mulyo dan kelompok tani Harapan Baru 2. Hal ini berarti bukan hanya terjadi difusi inovasi teknologi di tingkat kelompok tani tetapi juga sudah terdifusi ke wilayah lainnya.
KKP dilaksanakan dengan melibatkan dan mengaktifkan kelompok tani/ternak di awal penerapan inovasi teknologi dengan menggali informasi berupa teknologi existing, permasalahan dan solusinya, yang selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan penyusunan inovasi teknologi sesuai kebutuhan usahatani spesifik lokasi.
Melalui arahannya, Penanggung Jawab kegiatan Fery Fahruddin Munier menyampaikan bahwa dalam rangka percepatan peningkatan populasi sapi potong khususnya sapi lokal di Sulteng maka upaya yang perlu dilakukan adalah dengan mengembangkan usaha perbibitan sapi potong di sentra pengembangan sapi potong.
Menurutnya, selama ini pemanfaatan hasil ikutan dari panen dan pasca panen buah kakao berupa debu kakao dan sortiran biji kakao serta bungkil kelapa sawit sangat berpotensi untuk dijadikan bahan utama penyusun pakan konsentrat sapi potong.
Ada empat poin yang menjadi tujuan dari kegiatan ini, yakni pengembangan pilot plan optimalisasi hasil ikutan tanaman kakao dan bungkil inti sawit (BIS) sebagai bahan pakan untuk perbaikan nutrisi ternak pada pengembangan model perbibitan sapi potong di lahan kering berbasis zero waste. Tujuan selanjutnya, mengoptimalkan nilai tambah dan pengelolaan hasil ikutan tanaman kakao dan bungkil inti sawit (BIS) sebagai bahan utama penyusun pakan ternak, dan memanfaatkan limbah ternak sapi (feces, urine dan sisa pakan) untuk pembuatan pupuk organik. Serta menguatkan peran kelembagaan peternak dengan kelembagaan pendukung lainnya.
Karena itu, secara teknis pelaksanaan kajian ini nantinya akan didukung oleh peneliti, penyuluh dan teknisi litkayasa handal dari BBP2TP dan BPTP Sulawesi Tengah.
Merespon hal tersebut, seluruh anggota kelompok tani-ternak yang terpilih sebagai pelaksana kegiatan sangat antusias dan optimis akan mampu melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan dari awal hingga akhir, utamanya yang terkait dengan pengelolaan limbah ternak untuk pupuk organik.
Hal ini karena petani/peternak menyadari sepenuhnya bahwa kegiatan pengolahan pupuk organik diyakini akan mampu mendongkrak kegiatan ekonomi kelompok, tidak saja bermanfaat bagi kelompok tani setempat namun juga akan menyebar wilayah dan kelompok tani-ternak lainnya, sehingga pada akhirnya akan turut mendukung pengembangan kawasan pertanian berwawasan lingkungan secara berkelanjutan di wilayah Kabupaten Parigi Moutong. (Sumber BPTP Sulteng)