Bogor, Technology-Indonesia.com – Pertanaman porang dan sejenisnya sudah mulai banyak dikembangkan di Indonesia. Disisi lain, Indonesia masih banyak mengimpor tepung glukomanan dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan bahan tambahan pangan dan bahan baku farmasi.
Menteri Pertanian dewasa ini telah melakukan ekspor umbi porang dari wilayah Sulawesi Selatan dan Jawa Tengah. Nilai tambah dari umbi segar porang dan sejenisnya tersebut dapat ditingkatkan melalui pengolahan chip, tepung porang dan glukomanan.
PT. Niaga Indotama selaku importir produk glukomanan menjalin kerjasama dengan Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BB Pascapanen) untuk melakukan penelitian dan pengembangan pengolahan tepung porang dan glukomanan serta alternatif olahannya. Perjanjian kerjasama ditandatangani oleh Kepala BB Pascapanen, Prayudi Syamsuri dan Direktur PT. Niaga Indotama, Saut Maruji melalui video conference disaksikan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Fadjry Djufry pada Senin (18/5/2020).
Optimasi teknologi pengolahan tepung porang, glukomanan dan alternatif teknologi implementasi produk olahannya masih sedang berlangsung atas kerjasama antara Balai Besar Litbang Pascapanen Pertanian dengan pihak PT. Niaga Indotama. Penelitian dikoordinir oleh Heny Herawati dengan anggota tim diantaranya yaitu Edy Mulyono, Elmi Kamsiati, dan Agus Budiyanto, dengan Direktur PT. Niaga Indotama.
Kepala BB Pascapanen sangat mendukung kerjasama untuk pengembangan produk pangan lokal, terutama yang memiliki prospek untuk menekan tingkat kebutuhan impor serta sekaligus untuk mendukung peluang pengembangan ekspor glukomanan.
“Nilai tambah umbi porang dan iles-iles selayaknya ditingkatkan nilai komersialnya melalui teknolosi pascapanen yang tepat serta segera dapat diimplementasikan di tingkat lapangan untuk dapat memberikan nilai tambah ekonomi di tingkat petani dan pengusaha pelaku produk pangan lokal,” tutur Prayudi.
Ruang lingkup kerjasama ini meliputi optimasi teknologi produksi glukomanan dari umbi porang dan sejenisnya. Terdapat tiga poin pokok yang terangkum dalam perjanjian kerjasama ini diantaranya melakukan optimasi pemurnian glukomanan dari umbi porang; melakukan ujicoba produksi dan karakterisasi glukomanan dengan kemurnian sesuai spesifikasi yang dibutuhkan; melakukan uji coba produk untuk kebutuhan aplikasi pada produk akhir (produk makanan atau minuman).
Penelitian awal memghasilkan kualitas tepung porang hasil teknologi Balai Besar Litbang Pascapanen yang memiliki karakteristik kadar air berkisar antara 4-5%, sedangkan tepung iles-iles memiliki kadar air berkisar antara 3-5%. Tepung porang memiliki viskositas 8652 cp dibandingkan produk glukomanan impor yang memiliki viskositas 5224 cp. Tepung iles-iles memiliki whiteness index yang lebih tinggi dibandingkan dengan tepung porang yang telah dihasilkan. Standar mutu produk ekspor menjadi orientasi pengembangan kerjasama penelitian dan pengembangan ini.