Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) sedang mendorong tanaman jagung sebagai komoditas strategis penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satunya di Kabupaten Barito Utara, dengan target pada 2020 menjadi sentra atau lumbung jagung di Kalteng.
Kepala Dinas Pertanian Barito Utara, Setia Budi mengatakan jagung bisa menjadi komoditas unggulan di Kabupaten Barito Utara karena permintaan pasar cukup tinggi. Harganya saat ini berkisar Rp 2,5 juta sampai Rp 3 juta per ton.
“Luas lahan yang tersedia di Kabupaten Barito Utara juga masih relatif cukup banyak,” kata Setia Budi saat menerima kunjungan tim Upsus Badan Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalteng dalam rangka optimalisasi Luas Tambah Tanam (LTT) pada Jumat (29/6/2018).
Menurutnya, harga jual jagung yang cukup tinggi ditingkat petani yaitu Rp 3.000 hingga Rp. 3.200/per kilogram, juga mendorong masyarakat di Barito Utara berani melakukan alih fungsi lahan perkebunan karet untuk ditanami jagung. Alasannya, karena rendahnya harga komoditas karet saat ini.
“Selain itu, telah terbukanya pasar untuk jagung membuat masyarakat sangat bergairah untuk membuka lahan dengan tanaman jagung,” terangnya.
Kabupaten Barito Utara tercatat sebagai daerah pemasok jagung terbesar di Kalteng dan Kalimantan Selatan (Kalsel). Khususnya, untuk kebutuhan bahan baku pakan ternak di PT Comfeed di Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan.
Saat mengunjungi salah satu sentra pengembangan jagung di Desa Rimba Sari, Kecamatan Teweh Tengah, Tim Upsus BPTP Kalteng menyaksikan luasnya hamparan lahan yang telah dibuka masyarakat untuk tanam jagung.
Menurut Sutarno (48 tahun) di desanya sudah hampir 100 hektar lahan yang dialih fungsikan masyarakat dari lahan perkebunan menjadi lahan pangan, khususnya jagung.
Lebih lanjut Setia Budi menyampaikan, pada 2018 ada sekitar 1.650 hektar lahan untuk pengembangan jagung yang tersebar di 9 kecamatan dan sekitar 1.200 hektar untuk pengembangan padi gogo pada Musim Tanam (MT) Oktober 2018 – Maret 2019.
Untuk mendukung upaya tersebut, Pemda Barito Utara memperoleh bantuan dari Pemerintah Pusat berupa tiga unit alat berat berupa dua ekskavator dan satu buldozer yang digunakan membuka lahan pengembangan jagung, padi gogo serta jalan usahatani.
Sementara itu BPTP Kalteng siap mendukung peningkatan produksi jagung dan padi di lahan kering Barito Utara dengan memperkenalkan teknologi budidaya dan penggunaan Varietas Unggul Baru (VUB) Jagung Bima URI 19 dan BIMA URI 20, varietas NASA 29 dan teknologi Largo super (Larikan Padi Gogo Super).
Peneliti BPTP Kalteng, Susilawati menyebutkan VUB Badan Litbang Pertanian tersebut diyakini dapat meningkatkan produksi hingga dua kali lipat. Potensi yang dapat dihasilkan jagung hibrida Bima 19 dan 20 URI mencapai 12,5 ton/hektar, tahan terhadap penyakit bulai, toleran penyakit karat dan bercak daun, toleran kekeringan, serta tahan rebah akar/batang.
Sedangkan jagung hibrida Nasa 29 atau Nakula Sadewa 29 memiliki kemampuan pengisian biji pada tongkol secara penuh dan kelobot tertutup sempurna, rendemen biji >80%, batang kokoh, tahan terhadap serangan hawar daun, penyakit bulai dan busuk tongkol.