Bangka Tengah Siap Suplai Beras Merah Inpari 24

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Periode Maret-April merupakan masa panen raya padi hampir di keseluruhan wilayah di Bangka Belitung (Babel). Termasuk di Desa Namang dan Belilik di Kabupaten Bangka Tengah. Walaupun bukan sebagai sentra utama padi sawah, namun semangat petani untuk tetap berproduksi patut diapresiasi. Di tengah pandemi Covid-19 mereka mampu menghasilkan beras merah yang memiliki keunggulan dan nilai ekonomis lebih tinggi.

Sebagaimana diberitakan, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo dalam berbagai kesempatan meminta agar produksi pertanian tetap berjalan bahkan digenjot hingga berlipat ganda. Apalagi, sektor ini berperan vital sebagai lokomotif pendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

“Adanya pandemi Covid-19 ini tidak boleh membuat aktivitas pertanian berhenti. Kementan akan terus optimalkan SDM pertanian untuk menggenjot produksi dan produktivitas bahkan ekspor,” katanya.

Pada kesempatan terpisah melalui video conference, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Fadjry Jufry terus menekankan pada seluruh jajaran unit kerjanya baik di pusat maupun di daerah untuk terus mengawal dan mendampingi petani dengan inovasi pertanian agar produksi pertanian tetap terjaga. “Namun tentunya dengan tetap waspada dan mengedepankan protokol pencegahan Covid-19,” imbuhnya.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Babel sebagai UPT Balitbangtan tetap terus mendampingi dan mengawal produksi pangan dan hortikultura di Bangka Tengah. “Terlebih dengan adanya Kostratani sistem pendampingan, monitoring dan pelaporan akan terkoordinasi lebih baik meskipun ditengah pandemi Covid-19,” ungkap Kepala BPTP Babel, Suharyanto.

Kepala Dinas Pangan Kabupaten Bangka Tengah, Edhi Romdoni mengungkapkan saat ini luas lahan pangan dan hortikultura berkelanjutan di Bangka Tengah mencapai 599,88 hektare (ha). Sementara, luas lahan cadangan pangan pertanian berkelanjutan seluas 91,25 ha sebagaimana telah ditetapkan oleh Perda Kabupaten Bangka Tengah No 5 Tahun 2019. Salah satu lokasinya ada di Desa Namang seluas 53 ha.

Mendengar Desa Namang, identik dengan madu dan jamur Pelawan yang memiliki nilai ekonomis. Namun, papar Edhi, Desa Namang juga menyimpan potensi sebagai sentra produksi beras merah, yang telah menjadi icon desa Namang.

Saat ini para petani sedang memanen beras merah dengan menggunakan varietas unggul baru (VUB) Balitbangtan Inpari 24 dengan produktivitas mencapai 10,88 ton/ha GKP (gabah kering panen). Edhi menambahkan, beras merah Inpari 24, selain produktivitasnya tinggi juga memiliki tekstur pulen sehingga lebih disukai masyarakat di Babel. Bahkan saat ini para petani telah menerapkan pertanaman dua kali setahun (IP 200). Tentunya ini juga berkat pendampingan PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dan BPTP Babel di lapangan yang telah lama terjalin baik.

Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Namang, Ari Kurniawan saat dihubungi juga mengatakan bahwa pihaknya beserta jajarannya PPL akan tetap terus mensupport dan mendampingi terus petani di lapangan guna menjaga produksi pangan di wilayahnya. Bahkan pihaknya juga tetap mensosialisasikan pencegahan Covid-19 pada petani saat di lapangan tentunya dengan tetap menjaga kewaspadaaan.

Mudir, salah seorang dari anggota Gapoktan Namang Sebelukar yang beranggotakan 500 petani, saat ditemui menyatakan sangat puas dengan hasil panen yang dicapai saat ini yang mampu mencapai hampir 11 ton/ha GKP dari varietas Inpari 24 beras merah. Ia bahkan telah siap kembali mengolah lahannya untuk tanam kembali pada musim berikutnya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author