Balitsereal Maros dan BPTP Lampung Kembangkan Perbenihan Jagung Hibrida

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Di masa pandemi Covid-19, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Balai Besar Tanaman Serelia (Balitsereal) Maros secara konsisten tetap mengembangkan kawasan perbenihan jagung di Indonesia dalam bentuk Program Riset Pengembangan Inovatif dan Kolaboratif (RPIK) Perbenihan Jagung.

Pada 2021 program ini secara masif dilakukan di beberapa provinsi antara lain Sulawesi Selatan (Kabupaten Bone, Sinjai, Maros, Bulukumba, dan Gowa), Sulawesi Utara (Minahasa Utara, Minahas, dan Tomohon), Sulawesi Tengah (Sigi), serta Lampung (Natar, dan Tegineneng).

Program RPIK Perbenihan Jagung ini antara lain bertujuan untuk memproduksi benih varietas jagung hibrida unggul baru Balitbangtan; terberdayakannya penangkar benih berbasis masyarakat; dan percepatan diseminasi varietas jagung hibrida unggul baru Balitbangtan dalam skala luas.

Untuk mensukseskan program tersebut di Provinsi Lampung, Kepala Balitsereal Muhammad Azrai telah menggandeng Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung dalam bentuk kerjasama kolaboratif yang tertuang dalam sebuah Nota Kesepahaman (MoU). Sebagai wujud kerjasama tersebut Kepala BPTP Lampung, Jekvy Hendra telah membentuk Tim Perbenihan Jagung yang bertugas secara penuh agar dapat mencapai target sesuai yang diharapkan kedua belah pihak.

Program RPIK Perbenihan Jagung di Lampung diarahkan dalam memproduksi benih F1 menggunakan benih tetua JH 37 dan tetua Nakula Sadewa (NASA) 29. Pada 30 Agustus-1 September 2021, Koordinator Tim Perbenihan Jagung BPTP Lampung di bawah koordinasi Fauziah Y. A. dan Agung Lasmono telah melakukan penanaman di 2 lokasi seluas 10 hektare yaitu di IP2TP Natar (5 ha), dan IP2TP Tegineneng (5 ha). Untuk lokasi IP2TP Natar, tetua yang telah ditanam adalah tetua betina dan jantan JH 37, sedangkan di IP2TP Tegineneng ditanam tetua jantan dan betina NASA 29.

Kepala Balitsereal berkesempatan meninjau lokasi dan monitoring penanaman tetua jagung yang didampingi oleh Kepala BPTP Lampung; Koordinator IP2TP Natar, Edwin Herdiansyah; Koordinator IP2TP Tegineneng, Widodo; serta Tim Perbenihan Jagung BPTP Lampung.

Kepala Balitsereal menyampaikan rasa optimisnya bahwa untuk Lampung dapat melampaui target yang diharapkan. Kedepannya Provinsi Lampung melalui pembinaan dari BPTP Lampung dapat menciptakan banyak petani penangkar jagung terutama dalam mendiseminasikan benih unggul Balitbangtan untuk wilayah Sumatera.

Sesuai dengan deskripsinya, jagung varietas JH 37 termasuk jagung yang berumur sedang, karena umurnya 99 hari setelah tanam sudah bisa dipanen. Keunggulan lainnya adalah tidak perlu banyak menggunaan pupuk, tahan terhadap karat daun dan hawar daun, serta toleran terhadap kekeringan.

Selain itu, varietas JH 37 cukup adaptif pada kondisi N rendah dan agak toleran terhadap cekaman kekeringan serta cocok ditanam pada lahan dataran rendah. Jagung JH 37 memiliki potensi hasil 12,5 ton/ha pipilan kering (ka 15%), dengan rata-rata hasil 10,7 ton/ha pipilan kering (ka 15%).

Sementara, Varietas jagung Nasa 29 memiliki umur panen 100 hari setelah tanam (hst) dengan warna biji kuning-oranye. Potensi hasilnya tinggi mencapai 13,5 ton/hektare serta memiliki ketahanan terhadap penyakit bulai, karat, dan hawar.

Keunggulan jagung hibrida Nasa 29 adalah stay green, yaitu warna batang dan daun di atas tongkol masih hijau saat biji sudah masak/waktu untuk panen sehingga dapat dimanfaatkan untuk pakan. Diperoleh peningkatan hasil > 35% dari jagung hibrida tongkol dua dan rendemennya tinggi serta janggel yang keras. (Sumber BPTP Lampung)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author