Terapkan Teknologi BPRL, Petani Cirebon Tingkatkan Produktivitas Dua Kali Lipat

Cirebon, Technology-Indonesia.com – Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat menggelar panen perdana dan temu lapang kegiatan perbenihan padi di Kelompok Tani (Poktan) Ampel Jaya, Desa Karanganyar, Kabupaten Cirebon, Senin (4/10/2021). Pada lahan kegiatan perbenihan seluas 10 hektare (ha), BPTP Jabar mengajak Poktan Ampel Jaya untuk mengaplikaksikan teknologi budidaya padi ramah lingkungan (BPRL) dan varietas unggul Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) yakni varietas Inpari 32.

Teknologi BPRL memiliki ciri yaitu adanya aplikasi bio produk yaitu agrimeth, agrodeco, dan bio protector serta penggunaan lebih banyak bahan organik dimulai dari perlakuan benih, pengolahan lahan, pemupukan sampai dengan pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT).

Keunggulan dari penerapan BPRL ini yaitu dapat memperbaiki kualitas tanah, meningkatkan produktivitas, menghemat penggunaan pupuk kimia, yang akan berdampak kepada penurunan biaya produksi dan penambahan pendapatan petani.

Sementara padi varietas unggul baru (VUB) Inpari 32 hasil inovasi teknologi Balitbangtan, saat ini menjadi salah satu VUB yang populer di kalangan petani di berbagai provinsi. Dengan keunggulan rasa, tekstur pulen dan produktivitas yang mampu mencapai 7-8 ton/ha. Tak heran jika permintaan benih Inpari 32 makin tinggi seiring masifnya kegiatan hilirisasi hasil riset Balitbangtan di berbagai daerah.

Berdasarkan hasil percobaan di kelompok tani Ampel Jaya, teknologi BPRL yang diaplikasikan dapat menekan penggunaan pupuk an organik sebesar 49,21% atau setara dengan 50%. Sebagai contoh penggunaan pupuk Urea dari yang biasa sebanyak 225 kg/ha dengan teknologi BPRL dapat ditekan menjadi 100 kg/ha.

Penggunaan pupuk majemuk (phonska) biasanya 175 kg/ha dengan BPRL dihemat menjadi 100kg/ha. Ada penghematan biaya produksi per hektar untuk pupuk an organik sebanyak Rp. 475.000/ha.

Berdasarkan hasil ubinan, rata-rata produktivitas sebesar 10,25 ton/ha (GKP) dengan hasil ubinan tertinggi 11,36 ton/ha, sedangkan sebagai pembanding hasil ubinan dari petak lahan petani yang menggunakan varietas yang sama tetapi tidak menerapkan budidaya padi ramah lingkungan rata-rata sebesar 6,79 ton/ha.

Dalam beberapa kesempatan, Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry mengatakan bahwa BPTP sangat berperan dalam upaya mengenalkan varietas, teknologi budidaya dan alat mesin hasil riset para peneliti kepada petani di daerah.

“BPTP adalah ujung tombak diseminasi dan transfer teknologi hasil-hasil penelitian dan pengembangan pertanian,” tutur Fadjry.

Kepala BPTP Jawa Barat Yiyi Sulaeman mengharapkan kegiatan panen Kelompok tani Ampel Jaya Desa Karanganyar ini dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat petani di Kabupaten Cirebon terutama untuk peningkatan produksi padi.

“Pada kesempatan ini saya juga menganjurkan pada petani agar senantiasa meningkatkan produksi padi melalui penerapatan teknologi tepat guna melalui bimbingan para penyuluh,” tutur Yiyi.

Kegiatan panen perdana ini turut disaksikan anggota Komisi IV DPR RI Dapil VIII, Ono Surono; Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon, Asdullah; Camat Panguragan; Kepala Desa Karanganyar; Koordinator Penyuluh; Penyuluh Panguragan; dan para petani Karanganyar. (Sumber Balitbangtan)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author