Jakarta, Technology-Indonesia.com – Balai Penelitian Buah Tropika (Balitbu) Solok Sumatera Barat dengan didampingi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kepulauan Riau (Kepri) pada Akhir April 2021 mengunjungi Balai Benih Induk (BBI) di Kabupaten Bintan, Kepri. Kunjungan ini bertujuan monitoring dan evaluasi perkembangan dan pertumbuhan tanaman buah tropika yang ditanam di kebun BBI hasil kerjasama antara Balitbu, BPTP Kepri dan Pemprov Kepri. Komoditas serta varietas yang dikembangkan diantaranya mangga Agri Gardina 45, Salak Sari Intan, dan buah naga.
“BBI merupakan salah satu mitra terbaik BPTP Kepri, yang mana beberapa kegiatan perbenihan akan difokuskan di BBI, seperti sorgum, kedelai, mangga, salak, dan beberapa sumber daya genetik Kepri lainnya, sekaligus sebagai sertifikator komoditas-komoditas perbenihan tersebut,” ungkap Kepala BPTP Kepri Sugeng Widodo membuka acara kunjungan.
Tim Balitbu dipimpin Plt. Kepala Balitbu, Ellina Mansyah, dengan anggota peneliti Mizu Istianto, Sri Hadiati, dan Teknisi Litkayasa Arma. Dalam kunjungan tersebut, Mizu yang mewakili tim menyampaikan beberapa hal yang perlu diperhatikan agar buah naga yang dihasilkan lebih berkualitas dan memiliki kuantitas yang lebih besar. Diantaranya, penambahan unsur N melalui pemberian pupuk urea dan NPK dapat meningkatkan hasil produksi buah naga. Selain itu, perlu rutin melakukan pemangkasan batang dan penyiangan gulma agar buah naga tumbuh dengan baik.
Di lokasi demplot buah Mangga Agri Gardina 45 yang telah berumur lebih dari 2 tahun, Mizu memberikan saran agar pertumbuhan pohon mangga bisa maksimal. Pemeliharaan berupa pemangkasan, penguatan pengairan, dan pengocoran POC diharapkan tetap dilakukan bahkan ditingkatkan untuk memperbaiki struktur tanah. Serta, meningkatkan ketersediaan hara yang mempengaruhi kualitas buah (rasa dan ukuran buah).
“Selain itu, sentuhan agribisnis sebagai penguatan pasar juga tidak boleh dilupakan, mengingat Mangga Agri Gardina 45 ini memiliki banyak keunggulan,” kata Mizu.
Mangga Agri Gardina 45 ini dapat dikembangan sebagai tanaman pekarangan untuk meningkatkan pemenuhan gizi dan pendapatan keluarga. Tanamanan ini bertajuk rendah dan indah, rasa buahnya enak, aromanya harum, dan penampilannya menarik, sehingga dapat digunakan sebagai tanaman estetika dan menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat.
Selain bertajuk rendah ± 3 m, Mangga Agri Gardina 45 memiliki banyak kekunggulan. Diantaranya, berumur genjah karena umur 3 tahun setelah tanam sudah berbuah, bahkan umur 1,5 tahun ada yang sudah berbuah. Umur panen juga genjah, 90-100 hari setelah bunga mekar. Mangga ini juga memiliki produksi tinggi, pada umur 3 tahun mampu berproduksi 136 buah/pohon/tahun dan umur 4 tahun berproduksi 273 buah/pohon/tahun. Warna kulit buahnya menarik, pangkal merah dan ujung kuning.
Agri Gardina 45 juga memiliki keunikan yaitu: ukuran buahnya kecil (93-172 g/bh), bentuk buah jorong dengan paruh runcing menonjol, daging buahnya lembut dengan citarasa manis (TSS 16,5 ºBrix) dan beraroma harum. Keunikan ukuran buah yang kecil, bentuk buah jorong dengan tipe paruh runcing menonjol tersebut ternyata bisa menjadi inspirasi cara makan buahnya.
Untuk makan buahnya tidak seperti makan buah mangga pada umumnya yang memerlukan pisau untuk mengupasnya. Kemungilan buahnya menjadi mudah untuk dipegang, paruhnya yang runcing menonjol memudahkan untuk mengupas kulitnya, yaitu dengan cara menyobek kulit pada paruhnya, kemudian menariknya dari ujung ke pangkal buahnya. Aromanya yang harum membuat enak dicium sebelum memakannya, dan daging buahnya yang lembut membuat mudah untuk memakannya.
Mangga ini dihasilkan dari kegiatan perakitan varietas unggul baru yang dilaksanakan oleh Balitbu pada tahun 2002-2004 melalui persilangan mangga Arumanis 143 dengan 10 klon mangga merah Cukurgondang. Tujuannya, untuk memperbaiki sifat buah mangga Arumanis 143 yang buahnya berkulit hijau agar menjadi merah/menarik.
Dari hasil evaluasi tersebut diperoleh satu kandidat varietas unggul baru, yaitu F-45 yang berasal dari persilangan mangga 1 Arumanis 143 sebagai tetua betina dengan Saigon sebagai tetua jantan yang dilaksanakan pada tahun 2003. F-45 ini bertajuk rendah, genjah, produktif 1 dengan buah lebat, bercitarasa manis seperti Arumanis 143 dengan kulit buah berwarna menarik (pangkal merah, ujung kuning). pada tahun 2014 dengan nama Agri Gardina 45, dan merupakan Varietas unggul ke-15 yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian dari kegiatan pemuliaan mangga.
Sebagai pemeliharaan, tim Balitbu menyarankan untuk memberikan pupuk berimbang pada saat tanam dan diulang setiap tahun. Pemberian pupuk NPK (15-15- 15) dengan dosis 0,5 kg per pohon diberikan 2 kali pada periode pertumbuhan aktif pada tanaman umur 1-2 tahun. Pemupukan selanjutnya dosisnya bertambah mengacu pada dosis pemupukan pada varietas mangga lainnya.
Pemangkasan awal diperlukan untuk pembentukan tajuk, sedangkan pemangkasan pemeliharaan diperlukan untuk membuang cabang kering/mati, tunas air dan cabang-cabang yang tumpang tindih, serta cabang utama yang ke atas (top) agar cahaya bisa masuk ke tajuk tanaman. Pencahayaan ini diperlukan agar buah bisa berwarna merah, karena jika buah ternaungi (kurang cahaya) maka buahnya menjadi berwarna kuning atau pucat yang tidak sesuai dengan karakternya.
Selanjutnya sebagai persiapan pelaksanaan bimbingan teknis (Bimtek) kegiatan Produksi Benih Sebar Mangga, dilakukan pemilihan entres dari pohon indukan tanaman mangga. Bimtek bertujuan untuk memberikan ketrampilan kepada petani terhadap cara pemeliharaan pohon mangga berupa pemangkasan secara rutin.
Selain itu untuk memproduksi indukan pohon mangga varietas Agri Gardina 45 pengembangan akan dilakukan di BBI Kepri. Untuk itu, Tim Balitbu akan memberikan pelatihan teknis secara langsung pemangkasan dan pengembangan melalui penyambungan kepada Tim BPTP Kepri dan teknisi BBI. (Sumber BPTP Kepri)