Balitbangtan Kenalkan Susu Beras Fortifikasi Kaya Nutrisi

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Beras patah dan menir memiliki nilai ekonomi yang sangat rendah, padahal nilai gizinya sama dengan beras kepala atau beras utuh. Agar nilai ekonominya meningkat, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) mengembangkan teknologi pengolahan beras patah dan menir menjadi produk pangan bermutu tinggi berupa susu beras fortifikasi.

Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry mengatakan bahan baku utama pembuatan susu beras ditekankan beras patah dari beras berwarna karena kaya antioksidan. Selain itu, ditambahkan protein nabati dan ekstrak sayuran sehingga menjadikan susu beras sangat kaya akan nutrisi. Karena itu, susu beras ini disebut susu beras fortifikasi (diperkaya).

“Susu beras fortifikasi ini berbeda dengan susu formula yang biasa, karena didapatkan dari beras patah dan menir. Beras ini ada campuran beras hitamnya jadi nutrisinya sangat tinggi serta menggunakan ekstrak kacang-kacangan dan sayuran. Jadi ini sangat sehat sekali,” terang Fadjry di Auditorium Sadikin Sumintawikarta, Bogor pada Jumat (3/7/2020).

Susu beras fortifikasi ini mengandung asam folat sangat tinggi yang sangat cocok untuk anak balita, ibu hamil, maupun orang dewasa. “Bagi yang alergi susu sapi akan cocok mengonsumsi susu beras ini karena kandungan lemaknya sangat rendah. Ini juga merupakan salah satu terobosan dalam rangka mencegah stunting. Sebelumnya, kita sudah memiliki beras stunting dan sekarang kita menghasilkan susu beras untuk stunting,” terangnya.

Fadjry berharap susu beras ini dikembangkan di seluruh Indonesia karena teknologinya sangat sederhana.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry mendengarkan penjelasan dari tim peneliti susu beras fortifikasi

Peneliti Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) Balitbangtan, Zahara Mardiah mengatakan penelitian formula susu beras fortifikasi dimulai pada 2018. Setelah melalui berbagai percobaan, formulasi tersebut selesai pada akhir 2019 dan mendapatkan paten dari Kementerian Hukum dan HAM pada 2019.

“Kita mencoba berbagai formula. Kalau dari beras saja tidak mencukupi nutrisinya, kita tambahkan ekstrak kacang-kacangan dan sayuran. Makanya disebut fortifikasi atau diperkaya,” terangnya.

Menurut Zahara, susu beras fortifikasi ini mengandung lima vitamin, mineral, omega 3 dan omega 6, dan asam lemak tak jenuh yang sangat baik untuk kesehatan. Dengan kandungan asam folat yang sangat tinggi yaitu 599 µg yang mencukupi 150% AKG (angka kecukupan gizi) dalam tiap penyajian (250 mL), susu beras fortifikasi sangat baik sebagai sumber nutrisi ibu hamil dan menyusui serta nutrisi bagi balita.

Asam folat tidak dapat dibentuk oleh tubuh, karena itu diperlukan asupan yang berasal dari makanan atau suplemen dari luar tubuh. Asam folat berperan dalam pembentukan sel-sel otak, meningkatkan fungsi sistem syaraf, mencegah anemia pada ibu hamil, mencegah cacat lahir, berperan dalam pembentukan sel darah merah dan pertumbuhan anak

“Asam folat yang terkenal untuk menghindari cacat bawaan lahir. Asam folat juga sangat berperan dalam perkembangan sel-sel otak. Jadi bagi anak-anak balita dalam masa pertumbuhan otak saat umur 1 sampai 3 tahun sangat dipengaruhi oleh asam folat,” terangnya.

Selain untuk ibu hamil dan balita, lanjutnya, asam folat juga bermanfaat bagi orang dewasa untuk mencegah penyakit-penyakit yang berkaitan dengan umur seperti mencegah penuaan dini.

Lebih lanjut Zahara menerangkan bahwa susu beras fortifikasi tidak mengandung laktosa karena itu dapat dijadikan pengganti susu sapi bagi penderita lactose-intolerant. Susu beras ini juga bebas kolesterol dan memiliki efek mengenyangkan sehingga baik bagi konsumen yang menjalani program penurunan berat badan. Susu beras fortifikasi menjadi salah satu pilihan bagi kaum vegan atau yang tidak memakan makanan yang bersumber dari hewani.

Selain itu susu beras fortifikasi mengandung vitamin B2 (Riboflavin) sebanyak 600 µg yang mencukupi 37,5% AKG dalam tiap penyajiannya. Riboflavin sangat penting untuk mencegah pre-eklampsia pada ibu hamil, mencegah anemia, mencegah penyumbatan darah, mempertahan kadar kolagen sehingga meminimalkan kerutan pada kulit, serta banyak manfaat lainnya.

Susu beras fortifikasi yang dibuat dari beras hitam memiliki aktivitas antioksidan mencapai 773% lebih tinggi dibandingkan dengan susu kambing. Zat antioksidan dari beras hitam ataupun merah berperan sebagai anti inflamasi, anti hipertensi, mencegah beberapa jenis kanker seperti kanker kolon, payudara, paru-paru, dan hati. Bahkan zat antioksidan dari beras hitam dapat mengurangi resiko penyakit jantung, diabetes tipe II, dan obesitas.

Dibandingkan dengan susu beras impor dari Australia dan Korea yang beredar di Indonesia, susu beras fortifikasi memiliki mutu rasa yang jauh lebih tinggi berdasarkan penilaian responden. Mutu nutrisi susu beras fortifikasi juga jauh lebih tinggi dan beragam dibandingkan dengan susu beras impor tersebut.

Pada 2019, setelah mendapatkan formulasi susu beras fortifikasi, Zahara dan tim peneliti mengembangkan penelitian mesin tepat guna untuk mengolah susu beras agar bisa diproduksi dalam skala Usaha Kecil dan Menengah (UKM) maupun industri. Pada akhir 2019 teknologi pengolahan susu beras fortifikasi telah siap diadopsi oleh UKM dengan modal usaha relatif kecil.

Teknologi tepat guna merupakan pilihan teknologi dan aplikasinya yang memiliki karakteristik terdesentralisasi, berskala kecil, hemat energi, padat karya, dan berkaitan erat dengan kondisi lokal. Peningkatan nilai ekonomi beras patah menjadi susu beras fortifikasi dengan teknologi tepat guna merupakan pilihan tepat, agar masyarakat dapat menerapkan dan mendapatkan manfaat dari teknologi yang telah ada.

Hadirnya teknologi pengolahan beras patah menjadi susu beras fortifikasi ini mendapat respon positif dari Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo. Mentan mendorong agar disiapkan rencana bisnisnya agar pengembangannya lebih mudah dilakukan oleh seluruh daerah. Salah satunya dengan menyiapkan paket kredit bagi UKM yang akan mengembangkan produk ini.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author