Balitbangtan Kenalkan Jagung Varietas JH 37 di Majalengka

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melalui Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan (Puslitbangtan) mengenalkan jagung varietas JH 37 kepada petani di Majalengka, Jawa Barat. Varietas JH 37 cukup adaptif pada kondisi N rendah dan agak toleran terhadap cekaman kekeringan serta cocok ditanam pada lahan dataran rendah.

Menggandeng Kelompok Tani Jatikersa, Buyut, dan Margamukti, Puslitbangtan melaksanakan tanam perdana jagung hibrida varietas JH 37 di lokasi Demfarm seluas 50 hektare (ha) di Desa Cicurug, Kecamatan Majalengka, Kabupaten Majalengka pada Minggu (02/08/2021).

Demfarm ini merupakan bagian dari Riset Pengembangan Optimalisasi Pemanfaatan Sumber Pertumbuhan Produktivitas Jagung. Puslitbangtan memberikan bantuan dalam bentuk benih jagung hibrida dan pupuk sebagai upaya pemulihan ekonomi nasional akibat dampak pandemi Covid-19.

Menurut I Putu Wardana, peneliti Balitbangtan yang juga penanggung jawab demfarm, varietas JH 37 telah dilepas oleh Kementerian Pertanian sejak tahun 2017 namun jagung hibrida ini belum pernah ditanam oleh petani setempat.

“Melalui demfarm ini, kami perkenalkan kepada petani setempat salah satu varietas unggul baru (VUB) jagung hibrida Balitbangtan, yaitu JH 37. Selanjutnya, kami akan melakukan pendampingan secara intensif kepada petani hingga panen agar target dapat tercapai,” ujar peneliti bidang Sosial Ekonomi ini.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Jatikersa dan Gapoktan, Momon Sukirman, menyampaikan bahwa program tersebut memberikan dampak yang positif dan mendorong semangat petani untuk tanam jagung di musim ini. Di tengah pandemi Covid-19, bantuan pemerintah berupa benih jagung bermutu dan pupuk berkualitas sangat dibutuhkan oleh petani.

Kedua komponen tersebut, lebih lanjut kata Momon, sangat krusial dan harus terpenuhi dalam budi daya jagung produktivitas tinggi. Petani tertarik ingin mencoba produk unggulan Balitbangtan jagung hibrida JH 37 yang diperkenalkan.

“Dengan paket teknologi PTT Balitbangtan dan pendampingan intensif dari Puslitbangtan, kami berharap varietas JH 37 dapat memberikan angin segar dalam peningkatan hasil jagung petani,” ujarnya.

Sebagai informasi, jagung hibrida JH 37 merupakan jagung berumur sedang dengan umur panen 99 hari setelah tanam. Selain itu, jagung ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu efisien dalam penggunaan pupuk, sangat tahan penyakit bulai Peronosclerospora philippinensis, agak tahan terhadap penyakit bulai Peronosclerospora maydis, tahan terhadap penyakit karat daun Puccinia sorghi dan hawar daun dataran rendah Helminthosporium maydis.

Lebih dari itu, varietas JH 37 cukup adaptif pada kondisi N rendah dan agak toleran terhadap cekaman kekeringan serta cocok ditanam pada lahan dataran rendah.

Kegiatan ini menjadi salah satu bentuk diseminasi VUB jagung Balitbangtan yang telah dilepas Kementerian Pertanian agar terjadi percepatan adopsi oleh petani. Varietas jagung hibrida JH 37 diharapkan cocok ditanam di lokasi setempat dan mampu menampilkan keunggulan yang dimilikinya sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan hasil petani, khususnya di Kabupaten Majalengka. (Sumber Balitbangtan)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author