Jakarta, Technology-Indonesia.com – Cabai rawit merupakan komoditas penting bagi masyarakat Indonesia yang dimanfaatkan sebagai bumbu dapur. Mengingat cukup pentingnya cabai bagai masyarakat, maka Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) melakukan penelitian dan pengembangan cabai rawit dengan kualitas maupun kuantitas yang memuaskan. Inovasi yang dihasilkan salah satunya, varietas unggul baru (VUB) cabai rawit Prima Agrihorti.
Dalam upaya diseminasi dan pemanfaatan VUB cabai rawit Prima Agrihorti, Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian (BPATP) bersama tim Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura (Puslitbanghorti) dan Balai Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) mengunjungi PT Tiara Buana Mandiri sebagai calon lisensor pada Jumat (27/08/2021). Kunjungan tersebut bertujuan untuk memverifikasi kelayakan PT Tiara Buana Mandiri untuk menjadi lisensor untuk Varietas Cabai Rawit Prima Agrihorti.
Dalam kunjungan, ditinjau berbagai persyaratan baik administratif maupun sarana dan prasarana yang dimiliki PT Tiara Buana Mandiri selaku calon lisensor. Sarana dan prasarana yang ditinjau antara lain laboratorium uji benih, rumah kasa, dan berbagai mesin yang dibutuhkan untuk proses komersialisasi Cabai Rawit Prima Agrihorti.
Balitbangtan merupakan instansi pemerintah yang bertugas menghasilkan inovasi teknologi pertanian, namun tidak diperbolehkan melakukan komersialisasi hasil litbang tersebut. Untuk dapat mengomersialisasikan hasil tersebut, maka Balitbangtan bekerja sama dengan pihak lain untuk melakukan komersialisasi.
Keuntungan yang didapatkan lisensor adalah berupa lisensi dimana suatu perusahaan ataupun perseorangan (breeder) memiliki hak untuk memperbanyak benih sebar untuk dibudidayakan sendiri maupun dikomersialisasikan.
Melalui kerja sama yang sinergis antara penghasil inovasi teknologi dengan pihak pendistribusinya, maka pemenuhan kebutuhan produk hortikultura yang bermutu dan mudah diakses bagi seluruh rakyat Indonesia bukan lagi menjadi angan belaka.
“Kita semua berharap, agar kedepan lebih banyak lagi kerja sama semacam ini agar inovasi teknologi hortikultura dapat terdiseminasikan dan termanfaatkan untuk pertanian Indonesia yang maju, mandiri, dan modern. Kita sangat terbuka untuk kerja sama lisensi,” Kata Apri Laila Sayekti, selaku Subkoordinator Kerja Sama Puslitbanghorti.
Berbuah Lebat
Cabai rawit prima agrihorti dikembangkan oleh Balitbangtan melalui Balitsa dan dilepas pada 2017. Cabai rawit unggulan tersebut berpotensi untuk dikembangkan di sentra-sentra produksi yang berada di daerah dataran tinggi karena mempunyai adaptasi yang baik.
Tanaman varietas prima agrihorti memiliki tinggi 98,25-136,59 cm dan diameter batang 1,01—2,50 cm. Cabai yang berasal dari dalam negeri tersebut memiliki bentuk buah elongate, warna buah kuning kehijauan pada saat muda dan warna merah oranye pada saat tua.
Selain rasanya yang pedas (980 ppm/0,098%), prima agrihorti mempunyai buah yang lebat dan memiliki potensi hasil yang tinggi yaitu 9,64 – 20,25 ton per hektare. Umur berbuah varietas tersebut adalah 45-71 hari setelah tanam, sedangkan umur mulai panen antara 115-149 hari setelah tanam. (Sumber Puslitbanghorti)