Atasi Stunting, BPTP NTT Produksi Benih Sumber Padi Inpari Nutri Zinc

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Penanaman perdana Padi Inpari Nutri Zinc yang dilakukan di lahan sawah milik Kelompok Tani Sandio Kelurahan Oesao, sejak Juli 2019 berbuah manis. Pasalnya, varietas yang dilepas Badan Litbang Pertanian pada tahun 2019 ini telah tersebar di empat Kabupaten di Nusa Tenggara Timur (NTT).

Unit Penyedia Benih Sumber (UPBS) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) NTT sebagai unit yang memproduksi benih berlabel telah menghasilkan 1.050 Kg benih label putih Inpari Nutri Zinc tahun 2020. Hingga saat ini, Inpari Nutri Zinc telah tersebar di 4 Kabupaten di NTT yakni Kabupaten Manggarai, TTS, Kupang dan Belu.

Berdasarkan data penyebaran benih Inpari Nutri Zinc label putih pada UPBS BPTP NTT, sebanyak 220 Kg telah dikirim ke Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai, 610 Kg dikirim ke Dinas Pertanian Kabupaten Timor Tengah Selatan, 10 Kg dibeli oleh penangkar Kabupaten Kupang dan 20 Kg dibeli oleh penangkar Kabupaten Belu. Diharapkan, benih Inpari Nutri Zinc bisa tersebar di seluruh Kabupaten di NTT.

Inpari Nutri Zinc mempunyai banyak kelebihan dibanding beberapa varietas lain dalam hal kandungan Zn. Berdasarkan data deskripsi yang dikeluarkan melalui Surat Keputusan Menteri Pertanian tahun 2019, kandungan Zn pada varietas tersebut sebesar Zn 29,54 ppm (sekitar 23% lebih tinggi daripada Ciherang yakni 24.06 ppm) dengan potensi kandungan Zn 34,51 ppm.

Hasil penelitiaan menunjukan bahwa kekurangan Zn dalam tubuh selain berakibat menurunnya daya tahan tubuh, produktifitas, dan kualitas hidup manusia, kekurangan gizi Zn juga menjadi salah satu faktor kekerdilan atau stunting.

NTT merupakan salah satu propinsi penyumbang stunting di Indonesia. Data jumlah stunting di NTT hingga 2020 sebesar 27,5%. Karena itu, dari keunggulan Zn pada varietas ini diharapkan dapat turut menurunkan angka stunting di NTT.

Keunggulan lain dari Inpari Nutri Zinc yaitu memiliki rata rata hasil 6,21 ton/ha (setara Ciherang), potensi hasil 9,98 ton/ha. Varietas ini memiliki umur 115 hari setelah semai dengan tekstur nasi pulen. Inpari Nutri Zinc agak tahan wereng coklat biotipe 1 dan 2, agak tahan hawar daun bakteri strain III, agak tahan tungro, serta tahan blas. Dengan keunggulan tersebut, diharapkan varietas ini memiliki daya adaptasi luas dan dapat diterima oleh konsumen padi di Indonesia. (Sumber BPTP NTT)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author