Atasi Kekurangan Tenaga Panen, Petani Bali Optimalkan Alsintan

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Merebaknya wabah Covid-19 memaksa pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan Work from Home (WFH) dan Sosial Distancing untuk seluruh masyarakat. Dampak kebijakan ini menyebabkan melemahnya pertumbuhan beberapa sektor di Indonesia. Tidak terkecuali sektor pertanian.

Menyikapi hal tersebut, arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo yang disampaikan oleh Sekretaris Badan Litbang Pertanian Hardianto via teleconference lingkup Badan Litbang Pertanian pada Rabu (1/4/2020) bahwa pada kondisi wabah seperti ini pertanian tidak boleh lemah, mengingat pertanian adalah tulang punggung perekonomian negara.

Mentan menegaskan tidak ada “lock down” pada sektor pertanian karena menyangkut hajat hidup 267 juta masyarakat Indonesia. Mentan juga meminta agar ketersediaan pangan harus ada setiap saat. Unit Pelaksana Teknis (UPT) di daerah ditugaskan untuk terus mengecek kondisi ketersediaan pangan dan stabilitas harganya.

Provinsi Bali termasuk salah satu provinsi yang terpapar pandemi Covid-19. Pemerintah Daerah Bali juga menerapkan kebijakan WFH dan Sosial Distancing untuk masyarakat Bali. Penerapan kebijakan tersebut membuat para petani padi di Bali harus bekerja lebih keras karena kekurangan tenaga kerja untuk menanam dan panen padi.

I Wayan Sudiarta selaku Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan mengatakan bahwa dampak dari wabah Covid-19 ini bagi petani di wilayahnya adalah kekurangan tenaga panen. Sebelum ada wabah tenaga panen biasanya didatangkan dari daerah Jawa, akan tetapi setelah ada wabah jumlah tenaga panen yang datang sangat berkurang.

Menyikapi hal tersebut petani Bali menurut I Wayan Sudiarta, akhirnya memilih untuk mengoptimalkan penggunaan alsintan (alat mesin pertanian) bantuan Kementan seperti combine harvester untuk memanen padi. “Setelah petani menggunakan combine harvester panen menjadi lebih cepat, dan gabahnya lebih bersih,” ungkapnya.

Sementara itu Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali, I Made Rai Yasa mengatakan dalam kondisi wabah seperti ini petani akan lebih efektif mengoptimalkan penggunaan alsintan baik dalam penanaman sampai pemanenan sehingga interaksi antar orang dapat dihindari.

“Badan Litbang Pertanian telah banyak menghasilkan inovasi di bidang alsintan, yang siap dimanfaatkan sebagai alternatif mengatasi permasalah petani terutama masalah kekeurangan tenaga kerja,” jelasnya.

I Made Rai Yasa juga melaporkan bahwa selain di Tabanan pada hari yang sama petani di Kabupaten lain juga sedang melaksanakan panen padi. Walaupun dengan kondisi minim tenaga kerja. Dilaporkan hari Rabu 1 April panen juga dilaksanakan di Kabupaten Karangasem, tepatnya di Subak Susuan, Kelurahan Karangasem, Kecamatan Karangasem.

“Terpantau oleh petugas kami, petani disana mengawali panen hari ini seluas 40 are dari potensi panen seluas 52 hektare padi yang sudah siap panen. Varietas padi yang dipanen adalah Cigelis dan produktivitas diketahui sebesar 5,4 ton per hektare,” jelasnya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author