Fakultas Pertanian Unhas Panen Perdana Jagung Ungu Anti Oksidan

Makassar, Technology-Indonesia.com – Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin (Unhas) berhasil mengembangkan jagung ungu. Selain mengandung kadar anti oksidan yang tinggi, jagung ungu ini memiliki usia panen yang lebih singkat, dan tinggi tanaman yang lebih rendah dibandingkan jagung umumnya.

Dekan Fakultas Pertanian Unhas, Baharuddin menyampaikan benih jagung ungu yang dikembangkan ini merupakan kontribusi pemulia benih bernama Muhammad Muliadi, alumni Fakultas Pertanian Unhas. Pada awalnya, pemulia benih ini melihat ada benih jagung ungu di suatu daerah di Sulawesi Utara. Tetapi benih tersebut masih serupa dengan benih umumnya.

Muliadi, dengan dukungan riset dari Fakultas Pertanian kemudian melakukan beberapa eksperimen, misalnya dengan kawin silang beberapa varietas benih. Ia melakukan beberapa kali uji coba sebelum akhirnya menghasilkan stabilitas benih hingga 98%. Kondisi itu dicapai setelah melakukan kawin silang dua generasi benih.

“Kami kemudian mendaftarkannya kepada Kementerian Pertanian. Pada awalnya, varietas ini akan diberi nama Srikandi Ungu-1. Namun setelah kami komunikasi dengan pihak kampus, apalagi setelah Ibu Rektor memberikan komitmen dukungan yang luar biasa, kami sepakat menamakan varietas ini Dwia-1,” kata Muliadi di sela acara “Panen Perdana Benih Jagung Ungu Anti Oksidan” di Teaching Farm Unhas, Jumat (28/9/2018).

Rektor Unhas, Dwia Aries Tina Pulubuhu menyambut gembira panen perdana ini. Inovasi seperti ini merupakan peluang yang didorong oleh Unhas. “Sebagai pimpinan, saya terus mendorong lahirnya inovasi-inovasi seperti ini. Sejak kemarin, kita menjadi tuan rumah Forum Inovasi Pangan dan Kesehatan bekerja sama dengan Kemenristekdikti. Sekarang sedang berkumpul para inovator, berdiskusi tentang peluang-peluang inovasi riset,” kata Dwia.

Khusus untuk gagasan pengembangan benih jagung ungu, Dwia menyampaikan komitmen kuat untuk pengembangannya. “Kita akan berikan dukungan untuk pembiayaan produksi benih jagung ungu, agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat,” katanya.

Sebelumnya, dalam kesempatan terpisah Baharuddin mengungkapkan panen perdana jagung ungu di teaching farm seluas 0,5 hektar ini untuk benih yang direncanakan bisa mengcover 100 hektar lahar. Dalam pengembangan benih jagung ungu ini, Fakultas Pertanian Unhas bekerjasama dengan Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros, Sulawesi Selatan.

Menurut Baharuddin, Indonesia kaya akan sumber daya genetik. Dalam pengembangan jagung ungu, tetua yang digunakan adalah jagung lokal di Indonesia yang pelan-pelan dimurnikan. Nantinya, budidaya jagung ungu sama seperti jagung lainnya. Sebab, tanaman jagung punya daya adaptasi yang cukup besar dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Jika di dataran tinggi karena faktor iklim lebih panjang usianya dibandingkan dataran rendah. Produktivitas jagung ungu diperkirakan 8 ton/hektar.

“Jika ditelusuri di internet tepung jagung ungu harganya mahal sekali sekitar Rp 160 ribu/Kg. Sementara harga jagung pipil untuk pakan ternak hanya sekitar Rp3.500,” katanya.

Karena itu, Baharuddin berharap jagung ungu ini nantinya dikembangkan secara holistik sehingga ada perusahaan atau kelembagaan yang mengelola perbenihannya, ada yang mengolah hasilnya misalnya menjadi tepung atau pangan fungsional. “Kalau hanya untuk pakan ternak, sayang,” tuturnya.

Baharuddin mengungkapkan berbagai inovasi yang dihasilkan oleh Unhas mendapat cukup banyak bantuan dari Kementerian, Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Misalnya untuk pengembangan pisang mendapat bantuan pendanaan Rp 400 juta satu tahun. “Untuk jagung ungu akan dapat pendanaan lebih besar dari Kemenristekdikti untuk pengembangan skala lapangan,” pungkasnya.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author