BRIN Kembangkan Pangan Fungsional dari Beras Warna untuk Penderita Diabetes

TechnologyIndonesia.id – Kasus diabetes di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pola makan yang tidak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik menjadi faktor utama yang memicu tingginya angka penderita penyakit ini.

Melihat fenomena tersebut, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan (PRTPP) melakukan penelitian untuk menghadirkan solusi pangan fungsional yang bermanfaat dan aman bagi kesehatan, khususnya penderita diabetes.

Periset PRTPP BRIN, Heni Purwaningsih menjelaskan saat ini ia dan tim tengah melakukan riset terkait diversifikasi produk makanan dari beras warna (merah dan hitam). Inovasi ini bertujuan menghilangkan kejenuhan masyarakat dalam mengonsumsi beras warna yang selama ini hanya diolah menjadi nasi.

“Beras warna tersebut dapat diolah menjadi bahan makanan campuran dalam bentuk mie instan, biskuit, dan cracker setelah dilakukan beberapa tahap pengamatan serta pengujian,” ungkap Heni dikutip dari laman brin.go.id pada Selasa (19/8/2025).

Beras warna memiliki kandungan serat pangan dalam jumlah tinggi serta indeks glikemik rendah sehingga berpotensi sebagai solusi dalam pencegahan dan pengelolaan penyakit yang berhubungan dengan pola makan.

Menurut Heni, bahan-bahan yang digunakan untuk modifikasi makanan agar aman dikonsumsi penderita diabetes relatif masih mahal dan susah ditemukan. Beras warna ini bisa menjadi pilihan alternatif bagi masyarakat karena harganya masih relatif murah dan banyak tersedia di pasar-pasar tradisional.

“Beras warna lokal merupakan bahan pangan fungsional yang bermanfaat secara psikologis dan dapat memperkuat daya tahan tubuh, memperlambat penuaan, serta recovery tubuh,” jelas Heni.

Salah satu jenis beras merah lokal yang ada di sekitar Yogyakarta yaitu varietas Segreng berpotensi menurunkan kadar gula darah. Hal ini telah teruji pada pengamatan pemberian beras merah pada tikus yang menghasilkan efek penurunan glukosa dari dosis efektif yaitu 75% nasi merah.

Dengan adanya riset ini, Heni berharap secara tidak langsung bisa memotivasi para petani lokal untuk meningkatkan produksi beras warna mereka yang masih terhitung sedikit jumlahnya.

“Meski demikian, terdapat kendala dan tantangan dalam mengembangkan bahan diversifikasi karena harganya relatif mahal, serta masih rendahnya wawasan masyarakat akan manfaat beras warna bagi kesehatan,” pungkasnya. (Sumber: brin.go.id, Ilustrasi: Pixabay.com/RocZhang)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014). Buku terbarunya, Antologi Puisi Kuliner "Rempah Rindu Soto Ibu"
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author