BPTBA-LIPI Kembangkan Teknologi Pengemasan Pangan

Yogyakarta, Technology-Indonesia.com – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/ Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengunjungi Balai Penelitian Teknologi Bahan Alam (BPTBA) LIPI di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta pada Jumat (19/12/2020). Kunjungan kerja ini, Menristek meninjau fasilitas riset BPTBA-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai salah satu Pusat Unggulan Iptek (PUI) dan Koordinator Produk Prioritas Nasional (PRN) terkait pengolahan bahan pangan.

Terkait produk utamanya, Menristek berharap ada tiga misi yang dikembangkan BPTBA-LIPI. Pertama, balai ini harus selalu berupaya mencari solusi untuk penanganan stunting yang merupakan masalah mendesak di Indonesia. Kedua, sentuhan teknologi produksi bagi UMKM agar lebih berdaya saing, dan yang

“Ketiga, mengembangkan deteksi halal pada makanan dengan metode yang mudah, murah, cepat tetapi akurat serta yang tidak kalah penting adalah mengembangkan konsep makanan halal di Indonesia,” ujar Menristek.

Deputi Bidang Jasa Ilmiah LIPI, Mego Pinandito mengatakan BPTBA terus berupaya melakukan penelitian dan pengembangan menggunakan teknologi yang ada saat ini dalam menggali potensi bahan alam agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan maupun pakan.

BPTBA merupakan salah satu dari hampir 40 unit kerja khususnya bidang penelitian di LIPI yang secara khusus menangani masalah pangan. BPTBA meneliti dan mengembangkan dengan mengaplikasikan teknologi yang ada saat ini agar bahan-bahan yang ada di alam bisa dimanfaatkan sebagai pangan maupun pakan.

Satu tugas dan fungsi BPTBA-LIPI adalah melakukan inovasi dan diseminasi teknologi kepada masyarakat, termasuk meningkatkan daya saing sektor industri dan IKM/UKM. Dalam memfasilitasi pengembangan teknologi pangan dilaksanakan pembangunan infrastruktur yakni pengembangan laboratorium pangan.

“Salah satu yang menjadi target renovasi laboratorium kami adalah untuk mengembangkan suatu pusat penelitian dan pengembangan yang terkait dengan pengolahan bahan pangan. Kedepan, selain infrastruktur laboratorium yang terus dikembangkan juga kompetensi peneliti yang bekerja, tidak saja untuk LIPI melainkan juga untuk masyarakat,” ungkap Mego.

Kepala BPTBA LIPI, Satriyo Krido Wahono mengatakan, salah satu teknologi yang telah dimanfaatkan secara luas adalah teknologi pengalengan makanan tradisional. Dalam 10 tahun terakhir, lebih dari 100 IKM/UKM dan kelompok masyarakat telah memanfaatkan hasil-hasil penelitian dari BPTBA LIPI.

“Teknologi yang dapat mempertahankan kualitas makanan yang dikalengkan menjadi awet hingga lebih dari satu tahun ini telah diaplikasikan untuk lebih dari 200 jenis makanan tradisional yang ada di Indonesia,” paparnya.

Tahun ini, ia menyebutkan, BPTBA LIPI berkolaborasi dengan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan Daerah Istimewa Yogyakarta (BBPOM DIY), Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Disperindag dan Dinkop UKM), dan IKM/UKM olahan pangan yang ada di Yogyakarta untuk melakukan proses percepatan ijin edar 26 produk pengalengan makanan.

“Proses itu mencakup kegiatan pra riset, riset, dan pengurusan ijin edar MD BPOM dalam kurun waktu tiga bulan. Hal ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan daya saing dan jangkauan pemasaran produk UMKM olahan makanan tradisional di masa pandemi Covid-19 dengan keunggulan produk menjadi lebih awet,” terangnya.

Lebih lanjut Satriyo menerangkan, untuk mendukung peningkatan kualitas riset teknologi pangan dan eksplorasi sumber pangan Indonesia, BPTBA LIPI akan dilengkapi dengan fasilitas c-GMP. “Saat ini fasilitas tersebut sedang dalam tahap pembangunan melalui skema hibah Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan diharapkan selesai pada akhir 2021,” jelasnya.

Fasilitas laboratorium pangan ini, terangnya, dapat mendukung berbagai bidang riset yang penting dalam bidang pangan (Food Science and Technology Center). “Kami juga akan mengembangkan penelitian pengemasan pangan dan kehalalan pangan,” lanjutnya.

Laboratorium pangan nantinya akan dibuka untuk kebutuhan masyarakat di seluruh Indonesia, sesuai dengan tujuan dari SBSN yang harus berguna untuk masyarakat luas.

“Pelaku industri/UMKM, peneliti dan akademisi yang ingin melaksanakan kegiatan riset terkait pangan, kemasan, dan pangan halal dapat melakukan kegiatan penelitiannya di laboratorium ini,” pungkas Satriyo.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author