Technology-Indonesia.com – Penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi merupakan suatu keharusan bagi seluruh negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) agar dapat menghadapi berbagai tantangan global, antara lain: pengentasan kemiskinan, penanggulangan penyakit, kekurangan pangan, krisis energi serta air, dan lain lain.
Hal tersebut disampaikan Wakil Presiden (Wapres) RI, Jusuf Kalla saat menyampaikan pernyataan Pemerintah Indonesia pada Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) OKI I mengenai iptek (1st OIC Summit on Science, Technology and Innovation) di Astana, Kazakhstan, Minggu (10/9/2017).
KTT OKI mengenai iptek merupakan KTT tematik pertama di bawah kerangka forum kerjasama OKI dengan tema “Science, Technology, Innovation and Modernization of the Muslim World”. KTT diselenggarakan atas kesepakatan seluruh negara OKI pada berbagai pertemuan KTT OKI. Termasuk KTT OKI terakhir di Istanbul pada April 2016. Seluruh 56 negara anggota OKI berpartisipasi pada rangkaian pertemuan KTT OKI Iptek ini.
Wapres RI menekankan pentingnya menciptakan kerjasama erat antar center of excellence bidang iptek dan inovasi yang saling terintegrasi antara negara OKI untuk berbagi hasil kegiatan riset dan pengembangan bidang iptek.
Indonesia juga mendorong seluruh negara OKI terus mengembangkan iptek dan inovasi sejak pendidikan dasar, disertai penguatan kurikulum iptek dan pengembangan budaya iptek sejak usia dini. Selain itu, seluruh negara OKI harus terus mengarustamakan iptek dan inovasi di dalam kebijakan dan strategi nasionalnya masing-masing.
Lebih lanjut, Wapres RI menyerukan agar seluruh negara anggota OKI memperkuat kerjasama saling berbagi pengalaman, baik antar negara OKI maupun dengan negara lain serta berbagai pemangku kepentingan lainnya.
Wapres RI menutup sambutannya dengan penekanan khusus bahwa seluruh negara OKI perlu kembali memajukan peran Islam dalam pengembangan aspek iptek dan inovasi untuk kesejahteraan umat manusia secara keseluruhan. Hal ini merupakan realiasi nyata dari nilai utama Islam sebagai Rahmatan lil Alamiin.
Tercatat sekitar 20 kepala negara/pemerintah, raja, dan wakil presiden dari negara OKI hadir pada KTT OKI. Termasuk Presiden Turki selaku Ketua OKI periode 2016-2019 dan Presiden Pakistan selaku Ketua Standing Committee OKI mengenai Iptek/COMSTECH.
Pada akhir KTT, diharapkan seluruh kepala negara/wakil kepala negara akan mengesahkan dokumen OIC Science, Technology and Innovation 2026 serta Astana Declaration. Dokumen OIC STI 2026 merupakan road map Iptek negara-negara OKI untuk periode 2017-2026. Sedangkan Astana Declaration berisi pernyataan bersama seluruh kepala negara/wakil kepala negara OKI mengenai hal-hal utama mengenai pengembangan iptek di negara OKI bagi kepentingan seluruh umat manusia.
Delegasi RI pada KTT dipimpin oleh Wapres RI dan didampingi oleh Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Menristekdikti, Wakapolri, Dubes RI Astana (Rahmat Pramono) serta para pejabat tinggi dari berbagai kementerian/lembaga terkait.