Jakarta, Technology-Indonesia.com – Sekolah Tinggi Perikanan (STP) merilis AIS (Alien and Invasive Species) Indonesia, sebuah aplikasi yang menghimpun database ikan spesies asing dan invasif di Indonesia. AIS Indonesia menjadi bagian penting dari platform nasional untuk memetakan secara akurat presensi ikan invasif.
Ketua STP Mochammad Heri Edy mengungkapkan peluncuran aplikasi ini menandai peran aktif STP yang telah memasuki era Revolusi Industri 4.0. Aplikasi ini bermanfaat bagi masyarakat umum, akademisi, peneliti dan KKP khususnya BKIPM (Badan Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu Keamanan Hasil Perikanan).
“Saat ini STP sedang mengembangkan SIP, yaitu Sustainability, Innovation, and Productivity, bekerja sama dengan UNIDO (United Nations Industrial Development Organization). Semangat inovasi pembuatan Aplikasi AIS Indonesia selaras dengan upaya STP untuk mengembangkan SIP,” tutur Heri saat peluncuran program AIS Indonesia dalam rangka ulang tahun Laboratorium Biologi dan Konservasi (Biovasi) STP, di Kampus STP Jakarta, pada Kamis (28/6/2018).
Sementara itu, dosen STP Kadarusman sebagai Scientific Advisor pada program AIS Indonesia memaparkan, Laboratorium Biovasi saat ini telah menjadi salah satu pusat kedinamisan akademik dan riset di kampus STP. Pada momentum Difusi Impacts 2018, pihaknya ingin berbagi semangat keilmiahan dengan ragam program, dan kreasi ide baru berbasis ciri Revolusi Industri 4.0.
Salah satunya, AIS Indonesia yang merupakan program mandiri dosen dan taruna, yang diinisiasi pada periode perkuliahan dengan sistem Blok Tuntas O3 (One Course, One Company, One Peer). Menurutnya, AIS Indonesia telah menjadi bagian penting dari platform nasional untuk memetakan secara akurat presensi ikan invasif.
“Saat ini, platform digital invasive Indonesia di bidang perikanan telah hadir, yang diperuntukkan untuk me-recording semua alien and invasive species yang ada di tanah air. Aplikasi ini membantu kita untuk mengetahui current update spesies AIS secara real time, meliputi origin, peruntukan, distribusi, dan sebagainya,” tutur Kadarusman.
Menurutnya, tiap orang dapat memberikan kontribusinya, kapan dan dimana saja, lewat sistem pelaporan yang sederhana tentang keberadaan AIS di daerah masing-masing, baik lewat website atau aplikasi android.
“AIS Indonesia merupakan aplikasi google android pertama yang dimiliki STP, sekaligus aplikasi pertama yang menghimpun semua AIS di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tak hanya itu, aplikasi teranyar ini telah mendomentasikan seperdua bioregion Sundaland,” pungkasnya.
Aplikasi AIS Indonesia dapat diunduh di Play Store pada Android-Google dengan link https://goo.gl/UUMwqd atau melalui website http://ais.stpjakarta.ac.id/.