Jakarta Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meyakini bahwa revolusi industri 4.0 tidak akan menurunkan jumlah tenaga kerja, seperti yang dikhawatirkan banyak orang. Menurut dia, justru revolusi industri ke-4 ini akan menjadi kesempatan yang baik bagi kondisi perekonomian Indonesia.
Airlangga menuturkan, nantinya di belakang robot bakal ada banyak tenaga kerja yang mengoperasikan. Termasuk untuk maintenance atau perawatan. “Yang penting ada retraining dan reskilling. Jumlah tenaga kerja terbuka, tetapi kesempatannya untuk keterampilan berbeda,” kata Airlangga di Kantor Kementerian Perindustrian, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu 11 April 2018.
Guna menyongsong era revolusi industri 4.0 ini, Kementerian Perindustrian terus bekerja sama dengan dunia pendidikan. Sehingga, perguruan tinggi yang ada di Indonesia diminta mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM).
Untuk menyiapkan SDM dalam menyongsong revolusi industri 4.0 ini, Airlangga mengundang langsung Rektor Universitas Tarumanagara Agustinus Purna Irawan pada Rabu kemarin untuk diberikan arahan.
“Kami memang merespons apa yang disampaikan oleh pemerintah, bagaimana kita bisa meningkatkan kompetensi mereka terkait dengan bagaimana menyambut industri 4.0 tersebut,” tutur Agustinus.
Agustinus mencontohkan kalau mahasiswa yang masuk 2018, diperkirakan akan lulus 2022. Sedangkan lima tahun ke depan, perubahan sudah banyak sekali, sehingga kalau tidak dari sekarang berkoordinasi dengan pemerintah, SDM akan terlambat.
Maka dari itu, kata Agustinus, Universitas Tarumanagara selalu berkoordinasi dengan pemerintah, terutama dengan Kementerian Perindustrian untuk menyongsong revolusi industri 4.0 ini. “Itu yang menjadi konsen kami,” ujarnya.
Dikutip dari Liputan 6.com