Pusat Penelitian Kelapan Sawit Medan Jadi Pusat Unggulan Iptek

Pusat Penelitian Kelapa Sawit yang berkedudukan di Medan Sumetera Utara ditetapkan sebagai Pusat Unggulan Iptek oleh Kementerian Riset dan Teknologi.

Ditetapkannya Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) tersebut karena PPKS telah membahas strategi pengembangan pusat unggulan ipteknya sesuai tema riset yang diusulkan pada program Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengembangan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

“Semoga PPKS dapat berperan lebih besar dalam mendukung pengembangan industri sawit dan memberi dampak bagi pertumbuhan ekonomi serta kesejahteraan masyarakat,” kata Menristek Gusti Muhammad Hatta saat menetapkan PPKS sebagai pusat unggulan iptek di Jakarta, Senin (19/12).

Gusti Muhammad Hatta selanjutnya mengatakan bahwa saat ini di Indonesia banyak riset sudah dilakukan namun hasil riset belum dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Hal itu terlihat dalam indikator inovasi yang dikeluarkan World Economic Forum yang menyebutkan Indonesia pada 2011 berada pada peringkat 46 dari 142 negara. Artinya, Indonesia menduduki peringkat cukup baik dalam inovasi yakni urutan 36 namun lemah dalam hal kesiapan teknologi yakni urutan 94.

“Oleh karena itu kegiatan pengembangan pusat unggulan iptek menekankan pada kriteria kemampuan lembaga dalam mengkomersialisasikan hasil riset selain aspek kemampuan dalam menyerap informasi, kemampuan riset dan kemampuan memberdayakan potensi sumber daya lokal,” kata Menristek.

Deputi Bidang Kelembagaan Iptek Benyamin Lakitan pada kesempatan itu juga mengatakan pusat unggulan iptek nantinya didorong untuk meningkatkan kinerja lembaga litbang dalam bidang prioritas spesifik agar terjadi peningkatan relevansi. Juga peningkatan produktivitas serta pendayagunaan iptek dalam sektor produksi untuk menumbuhkan perekonomian nasional yang pada gilirannya berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Sementara Direktur Pusat Penelitian Kelapa Sawit Witjaksana Darmosarkoro mengatakan PPKS sebelumnya juga pernah meraih anugerah iptek dari Kemenristek. Selain itu ditetapkannya PPKS sebagai pusat unggulan iptek tidak mudah karena harus memenuhi berbagai persyaratan yang ditentukan Kemenristek.

“Penetapan ini sangat berarti buat PPKS untuk mengembangkan jaringan PPKS. Selain itu ke depan kami juga punya tanggungjawab yang tidak ringan karena kami harus menyediakan teknologi untuk berbagai keperluan masyarakat. Dan itu sudah harus bisa direalisasikan pada 2012 sehingga PPKS harus berusaha sekuat mungkin untuk menjalankan perannya sebagai pusat unggulan iptek,” kata Witjaksana.

Saat ini jumlah peneliti PPKS ada 53 orang meliputi 14 orang S3, 14 orang S2 dan 25 orang S1. Dari jumlah itu tiga orang mencapai jenjang peneliti utama, 17 orang peneliti madya, lima orang peneliti muda, 21 peneliti pertama dan 7 calon peneliti.

Dari berbagai penelitian yang dilakukan, hingga saat ini PPKS yang memiliki 500 hektar lahan kelapa sawit sudah menghasilkan hasil penelitian diantaranya benih unggul kelapa sawit, klon kelapa sawit unggul dan kompos tandan kelapa sawit. PPKS juga memberikan layanan jasa dan konsultasi rekomendasi pemupukan dan bantuan teknis.*

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author