Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pusat Peragaan Iptek (PP-Iptek) terus melakukan pengembangan wahana dan alat peraga sesuai perkembangan zaman agar bisa menjadi Science Center kelas dunia pada 2025. PP-Iptek juga akan melakukan revitaliasi sarana dan prasarana secara bertahap mulai tahun 2019.
Direktur PP-Iptek Mochammad Syachrial Annas mengatakan beberapa wahana di PP-Iptek sudah sejajar sejajar dengan wahana-wahana Science Center di beberapa negara seperti di Malaysia, Thailand, Singapura, dan Australia.
“Untuk menuju Science Center kelas dunia, PP-Iptek juga akan meningkatkan kerjasama dengan beberapa negara melalui kegiatan-kegiatan internasional seperti lomba roket air, lomba antena satelit, lomba pesawat karet dan lainnya. Dengan kegiatan ini kita bisa tahu berada di posisi mana PP-Iptek di tingkat internasional,” kata Syachrial pada acara Media Gathering di PP-Iptek, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Selasa (5/6/2018).
Menurutnya, untuk menjadi Science Center kelas dunia bisa diukur dari jumlah materi, keunikan materi, jumlah pengunjung dan sisi pendukung lainnya. “Kita bisa setarakan dengan Science Center di beberapa negara. Disamping juga mengadakan kerjasama internasional dan tentunya melakukan revitalisasi PP-Iptek,” lanjutnya.
PP-Iptek merupakan Science Center pertama di Indonesia yang berdiri di atas bangunan seluas 23.400 m2 di lahan seluas 4,5 hektar. Science Center yang didirikan pada 1991 oleh Presiden Soeharto ini menjadi sumber belajar iptek non formal yang dibangun untuk melengkapi sarana pendidikan iptek formal.
PP Iptek memiliki tujuan untuk mengenalkan sains dan teknologi kepada seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Setiap pengunjung dapat merasakan mudahnya belajar memahami berbagai konsep dan prinsip iptek seperti membuktikan hukum-hukum fisika, kimia, matematika dan biologi, mengaplikasikan iptek dalam pengembangan teknologi, belajar mengetahui rahasia kehidupan alam lainnya.
“PP-Iptek bertugas melaksanakan pengelolaan di bidang peragaan dan program Iptek dalam rangka pemasyarakatan dan pembudayaan iptek. Harapannya agar anak-anak generasi sekarang bisa tertarik menjadi scientist,” ujar Syachrial.
Saat ini, PP Iptek memiliki 22 wahana dengan 450 unit alat peraga iptek. Wahana tersebut antara lain Wahana Listrik dan Magnet; Wahana Peneliti Cilik; Wahana Taman Zaman Jurasic; Wahana Getaran dan Gelombang; Wahana Mekanika; Wahana Transportasi; Wahana Matematika; Wahana Tesla Coil; Wahana Pandemi Influenza; Wahana Petualangan Sains, dan lain-lain.
Wahana terbaru yang dimiliki PP-Iptek adalah Stereo Visual dan Self Balancing Wheel. Dua wahana ini diresmikan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Muhammad Nasir saat pembukaan Indonesia Science Day (ISD) yang bertepatan dengan peringatan hari jadi PP-Iptek ke 27 pada 20 April 2018.
Saat ini, pengunjung PP-Iptek rata-rata 800-1.500 orang/hari atau sekitar 500ribu-600ribu orang/pertahun. Ke depan, Syachrial berharap pengunjung PP-Iptek bisa mencapai 1 juta orang/tahun.
Dalam media gathering tersebut, Syachrial mengajak para jurnalis untuk mencoba beberapa alat peraga di wahana PP-Iptek. Para jurnalis juga berkesempatan melihat lahan uji coba penanaman padi varietas Sidenuk dan IPB 3 S, serta varietas padi Ciherang yang ditanam di atas kolam ikan.
Ujicoba padi di atas kolam dilakukan sebagai contoh bagi petani yang memiliki lahan sering kebanjiran agar memiliki alternatif untuk tetap bisa menanam padi. Dengan penanaman sistem terapung, petani bisa panen padi sekaligus panen ikan.