TechnologyIndonesia.id – Untuk membentuk dan memajukan ekosistem riset di Indonesia, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) saat ini sedang mengembangkan aplikasi Rumah Inovasi Indonesia. Rencananya, aplikasi ini akan diluncurkan pada awal Januari 2025
Kepala BRIN, Arif Satria menjelaskan bahwa aplikasi Rumah Inovasi Indonesia akan memuat data base terkait Intellectual Property (IP), periset, startup, mitra industri, dan lain-lain. Aplikasi ini akan menjembatani inovator dengan mitra industri untuk terkait lisensi, spin off atau pengembangan lainnya.
“Rumah Inovasi Indonesia akan menjadi terobosan dari manajemen inovasi di Indonesia secara keseluruhan, tidak hanya hasil inovasi dari periset BRIN,” tutur Arif Satria dalam Media Lounge Discussion (Melodi) bertema ‘Arah Baru Riset dan Inovasi Nasional’ di Gedung BJ Habibie BRIN, Jakarta Pusat, Senin (22/12/2025).
Pada tahap awal pengembangan, aplikasi ini memuat hasil inovasi periset BRIN. Ke depan, Rumah Inovasi Indonesia juga akan memuat hasil-hasil inovasi yang ada di perguruan tinggi. “Saya tidak mau rebutan kapling, kita harus berkolaborasi,” tegasnya.
Tingkatkan Jumlah Periset di Indonesia
Selain mengembangkan Rumah Inovasi Indonesia, BRIN akan berkolaborasi dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) untuk menggagas agenda riset nasional. Salah satunya adalah rencana membuka jabatan fungsional peneliti di kampus, sebagai upaya meningkatkan jumlah periset di Indonesia.
Arif Satria mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pertemuan dengan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto untuk membahas kolaborasi riset tersebut.
“Selama ini mereka ini menjadi tendik (tenaga kependidikan) yang tidak punya jenjang karier. Padahal, mereka punya publikasi riset dan lisensi. Saya kira ini cara untuk bisa menambah jumlah periset,” ungkap Arif Satria.
Menurut Arif, saat ini jumlah periset di Indonesia masih minim, sekitar 300 orang per satu juta penduduk. Sementara di Korea Selatan mencapai 4.000 periset per satu juta penduduk.
Selain rencana membuka jabatan fungsional peneliti di kampus, BRIN akan menggratiskan pemanfaatan fasilitas riset di BRIN bagi mahasiswa S1, S2, dan S3 yang sedang melakukan riset mandiri. “Selama ini kan harus bayar, tapi ke depan akan kami gratiskan,” imbuhnya.
Pada kesempatan tersebut, Arif Satia juga memaparkan sejumlah proyek riset yang menjadi unggulan untuk dilakukan pada 2026. Setidaknya ada 120 jenis produk riset yang ditargetkan BRIN untuk dirampungkan di 2026, mulai dari bibit padi unggul hingga vaksin.
Perkuat Ekosistem Riset, BRIN Kembangkan Aplikasi Rumah Inovasi Indonesia
