Peneliti Fisika Laksana Tri Handoko Resmi Jabat Kepala LIPI

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir resmi melantik Dr. Laksana Tri Handoko menjadi Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang baru. llmuwan atau peneliti fisika berprestasi ini menggantikan Plt. Kepala LIPI, Bambang Subiyanto.

Menristekdikti menyampaikan bahwa pelantikan pejabat merupakan reorganisasi yang menjadi hal rutin di lembaga pemerintah, selebihnya adalah amanah yang harus dijaga sebaik-baiknya. Di era dan situasi sekarang dalam menghadapi Revolusi industri 4.0, menjaga amanah tersebut menjadi tantangan yang jauh lebih berat

Dengan dilantiknya Kepala LIPI yang baru, Menristekdikti mendorong LlPI untuk bisa bekerja keras dalam meningkatkan kualitas penelitian di Indonesia. “Tugas yang harus kita hadapi pada era Revolusi Industri 4.0, dimana situasi yang selalu dihadapkan pada cyber physical system yang harus kita kembangkan secara terus menerus,” kata Menristekdikti dalam acara pelantikan di Auditorium Utama LIPI Pusat, Jakarta pada Kamis (31/5/2018).

Menristekdikti juga mengingatkan agar LIPI menjaga kepercayaan publik untuk menjadi lembaga yang mempunyai marwah demi meningkatkan kualitas pengetahuan yang ada di Indonesia, baik dari bidang sains dan teknologi serta bidang sosial.

“Di samping masalah pekerjaan yang rutin, tanggung jawab yang paling utama adalah menciptakan good government governance atau tata kelola pemerintahan yang baik. Ini akan menjadi tuntutan utama oleh apa yang kita lakukan seperti transparancy, awareness, accountability dan bertanggung jawab,” papar Nasir.

Tugas Berat

Setelah dilantik menjadi Kepala LIPI, Handoko ke depan memiliki tugas yang berat. Sebagai lembaga riset utama representasi bangsa Indonesia, LIPI diharapkan mampu berkiprah secara global. Pada saat yang sama, LIPI harus mampu menjadi penyedia solusi berbasis iptek untuk berbagai masalah di masyarakat.

“Dengan kata lain tugas utama adalah menjadikan LIPI sebagai lembaga riset yang mengglobal dan sekaligus memasyarakat,” tegas Handoko.

Untuk mencapai hal itu, Handoko mengatakan ada beberapa prioritas yang perlu dilakukan LIPI. Diantaranya, melanjutkan pembenahan manajemen riset di internal LIPI agar sesuai norma dan standar global. “Bersamaan dengan hal itu, kita akan mempercepat peningkatan kapasitas dan kompetensi riset melalui peningkatan kualifikasi sumber daya manusia (SDM), termasuk perekrutan diaspora,” ungkapnya.

LIPI juga akan meningkatkan kolaborasi dengan mitra dari dalam dan luar negari dengan membuka semua infrastruktur di LIPI supaya bisa dipakai semua orang sehingga kolaborasi bisa terjalin secara alami. Selanjutnya, meningkatkan peran LIPI sebagai penyedia infrastruktur (SDM dan perangkat keras/lunak) riset nasional, dan hub (tempat/wadah) kolaborasi untuk aktivitas kreatif berbasis iptek yang terbuka bagi semua kalangan (akademisi, mahasiswa, industri).

Dalam kesempatan tersebut Bambang Subiyanto berharap Handoko mampu membawa LIPI dan Iptek di Indonesia menjadi lebih maju lagi. “Sebab, menjadi Kepala LIPI haruslah orang yang visioner dan mampu menempatkan iptek menjadi bagian penting dari negeri ini,” kata Bambang.

Segudang Prestasi

Handoko resmi terpilih menjadi Kepala LIPI setelah melalui proses panjang sejak pengumuman seleksi terbuka jabatan Kepala LIPI pada 22 Desember 2017. Penerima Habibie Award untuk Bidang llmu Dasar pada 2004 ini memiliki segudang prestasi sebagai ilmuwan dan pengalaman birokrasi yang memadai.

Pria kelahiran Malang, 7 Mei 1968 ini mengenyam pendidikan S1 hingga S3 di Jepang. Untuk pendidikan S1, Handoko memperoleh gelar dari Komamoto University, Jepang. Sedangkan, S2 hingga S3 ditamatkan di Hiroshima University, Jepang.

Sederet prestasi yang membanggakan mengiringi perjalanannya sebagai seorang peneliti. Dari tahun 1999 hingga sekarang, Handoko telah memperoleh penghargaan ilmiah sebanyak 14 kali. Penghargaan itu antara lain Simons ICTP Associate Fellow (periode 2014-2019) yang diperoleh tahun 2013; PII Adhidarma Profesi Award pada 2010; Penemuan Baru yang Bermanfaat bagi Negara pada 2010; The 400 most highly cited papers of All Time in High Energy Physics pada 2010; Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa 2009; 101 Inovasi paling Prospektif pada 2009; Achmad Bakrie Award bidang Sains pada 2008; Asia Pacific ICT Award (e-Gov & Services) pada 2006; Asia Pacific ICT Award (Research & Development) pada 2004, Asia Pacific ICT Award (Education &Training) pada 2003; Peneliti Muda Indonesia Bidang Ilmu Dasar pada 2002; dan Humboldt Fellow pada 1999.

Handoko juga memiliki pengalaman birokrasi yang memadai sejak menjadi bagian dari LIPI pada 2002. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Grup Teori dan Komputasi Pusat Penelitian Fisika LIPI sejak 2002 hingga 2012. Bapak dua anak tersebut kemudian menjabat sebagai Kepala Pusat Penelitian Informatika LIPI dari 2012 hingga 2014. Sebelum menjadi Kepala LIPI, Handoko merupakan Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik LIPI sejak 2014.

Penerima Satyalancana Wira Karya untuk Sains pada 2009 ini memiliki pengalaman akademis yang baik. Ia menjadi pengajar di Departemen Fisika, Institut Pertanian Bogor (IPB) pada 2002 hingga 2004. Handoko juga menjadi pengajar di Departemen Fisika, Universitas Indonesia (UI) sejak 2002 hingga sekarang.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author