Miyako, Inspirasi dari Jepang untuk Masyarakat Indonesia

Jakarta, www.technology-indonesia.com  – Di sebuah toko elektronik, Dewi meminta pelayan mengambil sebuah penanak nasi  elektronik (rice cooker).  Dia hanya perlu sebentar memastikan rice cooker tersebut dalam kondisi baik, lalu bergegas minta pelayan antarkan ke kasir.  Wina yang masih kebingungan memilih diantara berbagai merk dan model , coba bertanya,”  Mba, memang bagus ya Miyako? Dewi menoleh dan menjawab, “ Iya, ini sudah SNI dan harganya murah lo.”

Cuplikan percakapan tersebut merupakan kisah nyata. Miyako, tidak dipungkiri mampu menembus pasar kalangan menengah dengan harga yang relatif terjangkau dengan kualitas tidak kalah dengan pesaingnya. Sejak 2007, PT Kencana Gemilang, produsen Miyako, menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) pada seluruh produknya. Kebijakan yang hingga saat ini masih belum diikuti seluruh produsen di bidang  peralatan rumah tangga, karena sebagian besar aturan masih berbentuk SNI sukarela.

Hingga saat ini, SNI sukarela yang telah diterapkan PT. Kencana Gemilang yaitu  untuk produk  dispenser, blender, mikser, penanak nasi, pengering rambut, sandwich toaster, kompor gas usaha mikro, dan lain-lain. Sementara SNI wajib, untuk produk kipas angin, setrika, kompor gas satu tungku, kompor dua tungku, selang karet LPG, regulator tekanan rendah dan tekanan tinggi tabung baja LPG.

“Saat itu kesadaran masyarakat terhadap SNI belum tampak. Namun pimpinan berkomitmen menerapkan SNI guna meningkatkan standar kendati tetap menjaga harga relative terjangkau masyarakat,” ujar Teguh Kusrisyanto, Quality Assurance Manager PT Kencana Gemilang dalam acara “ Ngobras SNI”  di Jakarta, Jum’at (14/02/2018).

Tidak hanya itu, PT KG juga mengajak rekanan di luar negeri untuk juga terapkan SNI.  Bahkan, lanjut Teguh, perusahaan juga menerapkan standar yang lebih tinggi dari SNI dan menambahkan parameter pengujian diluar parameter SNI. “Dalam beberapa point pengujian kami menerapkan standar internal perusahaan yang lebih tinggi minimal 20 persen diatas standar uji SNI,” ujarnya.

Pengujian tambahan untuk penanak nasi elektrik (rice cooker) dilakukan  uji ketahanan lapisan non stick coating, uji kekuatan top cover spring, uji kekuatan clamp knop spring, uji kekuatan knop spring, dan uji kekuatan part plastik pada sistem buka tutup top cover assy, termasuk uji kekuatan lapisan coating setrika, dan lain-lain.

Tidak hanya mengandalkan laboratorium penguji yang ditunjuk pemerintah, PT. KG juga membangun  laboratorium uji mandiri dengan fasilitas yang memadai untuk pengujian berbagai produk yang dihasilkan. Secara berkala juga dilakukan kegiatan inspeksi pada seluruh divisi atau bagian yang menangani bahan yang masuk, proses produksi serta hasil produksi.  Tentu saja, secara periodik alat-alat uji tersebut dikalibrasi. Laboratorium kalibrasi juga dibangun mandiri.

Seiring berjalannya waktu, produk peralatan rumah tangga yang diproduksi PT KG semakin beragam dengan varian yang cukup banyak.  “Kami upayakan membuat sendiri seluruh komponen tanpa bergantung impor. Tingkat kandungan dalam negeri produk-produk kami bisa capai 90 persen dan sisanya impor,” ujarnya.

Untuk menjaga kualitas, seluruh proses melalui tahapan yang sebagian besar andalkan dengan sistem outomasi.  Mulai dari pembuatan cetakan (moulding), proses produksi (pembuatan part metal dan part plastik) hingga proses perakitan dan quality control .

Peralatan sistem outomasi ini bahkan juga diproduksi sendiri dengan mendirikan perusahaan joint venture. “Kami memang berani berinvestasi lebih dibanding perusahaan-perusahaan lain guna mendukung kualitas produk yang dihasilkan,” ungkap Teguh.

Kendati dukungan teknologi canggih, produk berlabel Miyako tetap diprioritaskan untuk pasar dalam negeri dengan mempertahankan harga tetap dibawah pesaing produk sejenis. Walhasil, produk ini mampu dijangkau kalangan menengah kebawah. “Sekitar 95 persen, kami peruntukkan untuk pasar dalam negeri,” ujar Teguh.

Tidak hanya itu, PT KG juga melakukan strategi pemasaran dengan edukasi  SNI pada masyarakat. “SNI tidak hanya standar bagi perusahaan, tapi juga mendukung perlindungan konsumen. Perusahaan lain, bahkan hingga kini  masih ada yang belum menerapkan SNI kendati merk produknya sudah dikenal masyarakat.  Karena memang prosedur SNI ketat dan dilakukan pengawasan secara berkala dari Pemerintah,” ungkapnya.

Untuk distribusi wilayah Timur, PT KG menggandeng mitranya PT Kencana Agung Sukses. Sedangkan wilayah Sumatera didistribusikan PT Wira Dwika . Dukungan layanan service center di Jawa tercatat 45 outlet, NTB dan NTT masing-masing satu outlet. Sumatera tercatat sekitar 24 service center, Kalimantan 4 outlet, dan Sulawesi sekitar 9 service center.

Miyako, berasal dari nama salah satu hotel di Jepang, dengan konsep canggih dan layanan prima, menginspirasi pendiri PT KG memberi nama yang sama untuk produk-produknya yang berkualitas khususnya di Indonesia.  Agaknya bukan hal mustahil diwujudkan.

You May Also Like

More From Author