Jakarta, Technology-Indonesia.com – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir meresmikan program studi (prodi) Diploma IV Teknik Perkeretaapian Politeknik Negeri Madiun (PNM) untuk mendukung pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia di bidang perkeretaapiaan. Prodi ini rencananya akan dibuka pada penerimaan mahasiswa baru tahun ini.
Menristekdikti mengatakan Kemenristekdikti memberikan mandat kepada PNM untuk membuka program studi perkeretaapian mengingat perkembangan transportasi kereta api kian meningkat. Seperti pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung, MRT (Mass Rapid Transit), dan LRT (Light Rail Transit) di Palembang yang menjadi program prioritas pemerintah.
“Problemnya perkeretaapian Indonesia belum didukung SDM yang berkualitas. Baik itu pengoperasiannya yang ada di API (Akademi Perkeretaapian Indonesia) maupun industri perkeretaapian yang ada di PT. INKA (PT. Industri Kereta Api),” ujar Menristekdikti di Kampus 2 PNM, Madiun pada Jumat (8/6/2018).
Menristekdikti melihat kebutuhan SDM untuk menunjang perkembangan perkeretaapian Indonesia sangat besar sekali. Untuk itu diperlukan sinergi antar kementerian seperti Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, dan Kementerian Perindustrian.
“Yang tidak kalah penting masalah peningkatan kapasitas SDM. Nanti kami akan mengirimkan engineer PT. INKA ke China. Ada sebanyak 15 orang yang akan dikirim untuk belajar pengembangan kereta api cepat,” ungkap Nasir.
Menristekdikti mengingatkan untuk model pembelajarannya nanti agar dirancang tidak seperti kelas biasa, tapi langsung berhadapan dengan laboratorium. Untuk tenaga pendidik akan melibatkan praktisi dari PT. INKA yang memiliki sekitar 142 ahli di bidang perkeretaapian.
“Untuk dosen dari PT. INKA nanti akan kita berikan NIDK (Nomor Induk Dosen Khusus). Walaupun syarat dosen harus S2, namun jika hanya S1 maka akan kita RPL-kan (Rekognisi Pembelajaran Lampau),” tuturnya.
Melalui RPL, para praktisi PT. INKA akan dilihat latar belakang akademiknya dan kompetensinya di bidang perkeretaapian yang akan disesuaikan dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
Dalam kesempatan tersebut, Direktur PNM, M. Fajar Subkhan mengatakan permintaan akan sumber daya manusia di bidang perkeretaapian semakin meningkat. “Dibutuhkan sekitar 30ribu tenaga kerja. Jika dihitung per tahun butuh 3.000 orang. Angka yang cukup besar dan harus diantisipasi untuk menyediakan SDM yang berkualitas,” terangnya.
Fajar menyebutkan untuk menyiapkan prodi baru ini telah disiapkan beberapa kegiatan yang mengundang beberapa stakeholder terkait demi pentingnya kolaborasi dunia pendidikan dan industri.
“Harapannya prodi baru dapat secara maksimal seperti yang diharapkan terkait capaian pembelajaran agar tidak tumpang tindih dengan prodi lain yang sejenis seperti prodi perkeretaapian yang ada di bawah Kementerian Perhubungan,” pungkasnya.