Libatkan 40 Penerjemah, BRIN Luncurkan Buku Pegangan Studi Agraria Kritis

TechnologyIndonesia.id – Pusat Riset Masyarakat dan Budaya (PRMB) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar diskusi dan peluncuran Buku Pegangan Studi Agraria Kritis pada Rabu (21/2/2024) di Gedung Widya Graha Kantor BRIN Kawasan Sains Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Diskusi Buku Pegangan Studi Agraria Kritis dibuka pidato kunci oleh A. Haroon Akram dari Trent University Canada, selaku editor buku yang berjudul asli “Handbook of Critical Agrarian Studies”. Mewakili seluruh co editor buku tersebut, ia menyampaikan studi agraria kritis yang dimaksud mencakup banyak hal yang telah dipelajari melalui kerangka analitik ekonomi agrarian.

Termasuk di dalamnya, proses produksi dan transformasinya pola akumulasi pedesaan dan bagaimana politik agraria berpotongan dengan produksi dan akumulasi.

Namun, menurutnya, studi agraria kritis melakukan analisis ini dari perspektif interseksional mencakup kelas, gender, etnisitas, dan penanda identitas yang terkonstruksi secara struktural dan sosial lainnya. Maka ia menyampaikan harapan dari para co-editor tersebut yaitu terjemahan tersebut akan menyediakan titik masuk kunci untuk generasi berikutnya.

Hal itu dari aktivis sarjana Indonesia yang berusaha untuk memahami lebih baik proses perubahan pedesaan di Indonesia kontemporer. ”Mereka melakukan penelitian untuk meningkatkan kehidupan dan mata pencaharian penduduk pedesaan di Indonesia. Itulah mengapa studi agraria kritis ini penting!” tegasnya.

Ketua Panitia, Rusman Nurjaman menyampaikan, penerjemahan buku tersebut atas prakarsa kerja sama Kepala PRMB, Direktur Eksekutif Perkumpulan Huma, Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN) Yogyakarta, FIAN Indonesia, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, dan tim penerjemah.

Diskusi bedah buku ini menghadirkan lima pembicara, yaitu Ahmad Nashih Lutfi (STPN Yogyakarta), Laksmi A. Savitri (Fian Indonesia), Agung Wibowo (Perkumpulan Huma & Tim Penerjemah), Mumtaza (Fakultas Hukum Universitas Brawijaya-Tim Penerjemah), dan Lilis Mulyani (Kepala PRMB BRIN).

Ahmad Nashih Lutfi menyampaikan bahwa proses penerjemahan ini melibatkan 40 orang penerjemah dari berbagai lembaga dan menghasilkan 982 halaman, yang dimulai sejak tahun 2022.

Diungkapan Luthfi, lamanya waktu dalam proses penerjemahan lantaran tingkat kesulitan dalam penyelarasan penerjemahan, karena dilakukan oleh banyak orang. Luthfi mengatakan, sudah banyak kolega dan para pemangku kepentingan yang ingin mendapatkan buku terjemahan tersebut.

Namun karena saat ini baru dicetak dengan edisi terbatas, sehingga akan direncanakan pencetakan kembali dalam waktu dekat untuk memenuhi harapan semua pihak.

Selanjutnya, Mumtaza mengungkapkan sukacitanya dalam keterlibatannya menerjemahkan buku tersebut. Berdasarkan pengalamannya sebagai akademisi yang mempelajari bidang agraria, adanya buku terjemahan ini sangat membantu.

Karena hampir kebanyakan referensi terkait agraria menggunakan bahasa Inggris. Mumtaza berharap dengan adanya buku ini dapat lebih memudahkan pemangku kepentingan yang ingin mempelajarinya dengan lebih cepat tanpa terkendala penggunaan bahasa.

Sementara Agung mengatakan pentingnya satu pegangan atau panduan dalam metode administrasi agraria sebagaimana adanya buku terjemahan tersebut. Agung pun mengapresiasi BRIN yang akan terus melakukan diseminasi atas terjemahan buku.

Sehingga ke depannya diharapkan lebih banyak pemangku kepentingan terkait dengan agraria di Indonesia. Lalu masyarakat umum dapat mengerti dan memahami persoalan-persoalan seputar agraria yang dalam beberapa waktu terakhir sempat muncul menjadi isu nasional di Indonesia.

Pembicara lainnya, Laksmi A. Safitri mengatakan bahwa dengan adanya penerjemahan bersama tentu bukan saja sebatas membicarakan masalah pertanahan semata tetapi juga mengenai transformasi sosial yang mendudukkan pedesaan sebagai titik berangkat.

Laksmi sangat menekankan kata “kritis” dalam judul buku ini karena kata kritis pada studi agraria mensyaratkan adanya “perkawinan” antara ilmu dan amal. Maka studi agraria kritis bersifat terbuka dan pluralis.

Menurutnya, posisinya tidak hanya menganalisa dan mengkritik tetapi juga harus menemukan jalan perubahan. ”Oleh sebab itu, ilmu ini terbuka terhadap kreativitas intelektual yang mampu menemukan perpaduan dan keselarasan yang produktif dari berbagai pendekatan, disiplin, dan perspektif,” paparnya.

Laksmi juga mengutip apa yang dikatakan Borras (2023) bahwa studi agraria kritis itu memiliki tiga fitur yakni politicaly engaged, pluralist, dan internationalist. ”Watak seperti ini yang sebetulnya memberikan ruh pada pembentukan komunitas pengilmu dan pengamal studi agraria kritis yang kebanyakan terdiri dari para sarjana kritis dan aktivis,” pungkasnya.

Sementara, Menurut Lilis Mulyani, kontribusi buku tersebut terhadap riset agraria tentu juga terkait peran BRIN sebagai lembaga riset dan inovasi nasional. Namun tidak hanya terbatas bagi peneliti BRIN tapi juga bagi peneliti lain di Indonesia. Ditambahkan Lilis, pembahasan dalam buku kali ini merupakan isu yang dekat dengan kita saat ini mengenai agraria.

”Buku ini juga berisi konsep-konsep yang sangat lengkap mengenai agraria dari berbagai sisi yang berkaitan dan sangat bermafaat bagi periset-periset muda yang baru mulai terjun kepada riset agraria, sumberdaya alam, dan sebagainya,” urainya.

Ia mengimbuhkan, buku ini juga bukan yang pertama tapi hadir dalam momentum yang tepat di tengah perubahan global tentang agraria, pangan, perubahan iklim (climate change), karbon, dan seterusnya.

Ditegaskannya, buku tersebut bisa menjadi pengantar ketika melakukan penelitian, misalnya tentang petani sebelum mendalami membaca buku-buku dari para ahlinya.

Harapannya, dengan keluasan temanya dapat menjadi jalan bagi munculnya solusi inter dan multi disiplin bagi para periset dan para pembuat kebijakan, serta bagaimana science based policy bisa menjadi pijakan dengan berpegangan pada buku tersebut. (Sumber brin.go.id)

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author