Kemenristekdikti Fasilitasi Pengembangan 19 Lembaga Inkubator Teknologi

alt
Lukito Hasta dalam acara Kick Off Meeting Program Pengembangan Bisnis Teknologi dan pelatihan Konsep Inkubator Bisnis dan Teknologi, di Jakarta, Rabu (26/4/2017)
 
Jakarta, technology-indonesia.com – Lembaga inkubator teknologi merupakan salah satu lembaga penunjang yang diperlukan dalam mendukung hilirisasi dan peningkatan daya saing hasil litbang. Lembaga ini berperan dalam penyediaan sarana dan prasarana inkubasi bisnis berbasis teknologi serta menjembatani interaksi antara pelaku litbang dan industri.
 
Kegiatan pembangunan Lembaga Inkubator Teknologi menjadi salah satu sasaran program dalam Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tahun 2015-2019.  Program pengembangan dan penguatan lembaga inkubator bertujuan agar lembaga ini bisa menjalankan tugas dan fungsinya serta untuk mendukung pengembangan Science Techno Park.
 
Untuk itu, Kemenristekdikti menfasilitasi pengembangan 9 lembaga inkubator teknologi Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) dan 10 lembaga inkubator teknologi Non-PTNBH. Kegiatan penguatan 19 lembaga inkubator ini dilaksanakan bekerjasama dengan Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI).
 
Direktur Kawasan Sains dan Teknologi dan Lembaga Penunjang Lainnya, Kemenristekdikti, Lukito Hasta mengatakan saat ini ada 95 lembaga inkubator di Indonesia. “Berdasarkan data AIBI, lembaga tersebut digolongkan dalam tahap dini sebanyak 58 inkubator, tahap berkembang 28 inkubator, dan tahap lanjut 9 inkubator,” kata Lukito dalam acara Kick Off Meeting Program Pengembangan Bisnis Teknologi dan pelatihan Konsep Inkubator Bisnis dan Teknologi, di Jakarta, Rabu (26/4/2017).
 
Menurut Lukito ada tujuh kriteria penilaian yang ditetapkan AIBI yaitu luas ruangan inkubator, luas ruangan usaha tenant, jumlah personalia pengelola, jumlah pengelola paruh waktu/tetap, jumlah tenant inwall, rasio pendapatan yang dihasilkan inkubator dengan total pendapatan, serta keanggotaan lembaga inkubator dalam asosiasi nasional maupun internasional. Proses seleksi telah dilaksanakan pada 3 April 2017.
 
Adapun Sembilan lembaga inkubator teknologi PTNBH terpilih adalah Universitas Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjajaran, Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Hasanuddin, dan Universitas Sumatera Utara.
 
Sementara 10 lembaga inkubator teknologi Non-PTNBH terpilih yaitu PENS Sky Venture – Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, PT Gerdhu Inkubator Teknologi Surabaya, Pusat Inkubator Bisnis – Universitas Jenderal Sudirman Purwokerto, PIBLAM – Universitas Brawijaya, BINUS Entrepreneurship Center – Universitas Bina Nusantara, Inkubator Bisnis Universitas Trunojoyo Madura, Semai Bisnis Sukses Universitas Stikubank Semarang, Inkubator Bisnis CUBIC Bandung, dan Inkubator Agribisnis Universitas Riau.
 
Lukito mengatakan kegiatan pengembangan lembaga inkubator antara lain melalui capacity building, pendampingan tata kelola yang baik antara inkubator dengan STP, pelatihan bersertifikat internasional, magang di inkubator yang telah maju, serta akreditasi lembaga dan sertifikasi pengelola inkubator.
 
“Kegiatan lainnya berupa pendampingan penyusunan Business Model Canvas, Business Plan, Action Plan, SOP, Business Matching, Proposal Tenant, dan implementasinya,” pungkasnya.
 
Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author