Jakarta, Technology-Indonesia.com – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) terus berupaya meningkatkan daya saing bangsa yang merata dan berkeadilan. Sasaran strategis Kemenristekdikti diukur dengan tiga indikator kinerja yaitu indeks pendidikan tinggi, indeks inovasi dan indeks reformasi birokrasi. Nilai ketiga indeks tersebut menunjukkan peningkatan yang menggembirakan.
Sekretaris Jenderal Kemenristekdikti Ainun Na’im mewakili Menristekdikti Mohamad Nasir menyampaikan hal tersebut dalam Seminar Nasional Diseminasi Kinerja Kemenristekdikti dan Perguruan Tinggi se-Jawa Barat di Universitas Islam Bandung (UNISBA) pada Jumat (21/12/2018). Acara yang dibuka secara resmi oleh Rektor UNISBA Edy Setiadi ini dihadiri anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) yang juga merupakan guru besar ilmu hukum tata negara, Mahfud MD.
Lebih lanjut Ainun menjelaskan, indeks pendidikan tinggi Indonesia sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang mengalami bonus demografi. Menurutnya, surplus demografi tersebut harus dididik dengan baik, kalau tidak akan menjadi beban bukan keuntungan. Melalui berbagai kebijakan Kemenristekdikti, Angka Partisipasi Kasar (APK) yang pada 2018 mencapai 34,58%, meningkat secara signifikan dibandingkan tahun 2015 yang masih pada angka 29,9%.
“Akses masyarakat kurang mampu meningkat. Sepuluh tahun lalu gap orang kaya dan orang tidak mampu yang mengakses pendidikan tinggi lebar, sekarang sudah menyempit. Semakin banyak masyarakat miskin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Salah satu program afirmasi Kemenristekdikti bagi kalangan tidak mampu adalah Beasiswa Bidikmisi. Hingga 2018, 325.423 mahasiswa mendapatkan manfaat dari Beasiswa Bidikmisi,” imbuh Ainun.
Tantangan di bidang pendidikan tinggi masih ada yaitu jumlah lulusan bisa bekerja dan masa tunggu lulusan untuk bekerja. Ainun menuturkan masih terdapat 8% dari jumlah lulusan perguruan tinggi yang belum bekerja atau masa tunggu kerjanya lama. Berbagai kebijakan dikeluarkan Kemenristekdikti untuk meningkatkan tingkat relevansi pendidikan dengan cara kerjasama akademisi, industri dan pemerintah, pendidikan vokasi harus memiliki partner industri dan akan difasilitasi kemenristekdikti, pendidikan lebih fleksibel, terbuka dan bermutu, pendekatan multi entry multi exit, lifelong learning, dan kebijakan lainnya.
Sesjen Ainun menyebutkan tingginya bonus demografi Indonesia pada 2030 mendatang, hendaknya menjadi peluang bagi Indonesia untuk menggenjot roda ekonomi. Pertumbuhan ekonomi tentu harus didukung SDM yang kompeten dan berdaya saing tinggi. Dalam rangka penguatan pertumbuhan ekonomi nasional, Ainun menekankan pentingnya perguruan tinggi untuk beradaptasi dengan Revolusi Industri 4.0, sehingga tujuan pembangunan berkelanjutan dapat terwujud.
“Mengacu pada arahan Presiden RI dan pidato-pidato beliau sebelumnya, bukan saatnya bersaing antarnegara, namun berkolaborasi dan bekerja sama demi pembangunan SDM dan penguatan Inovasi Teknologi,” ucapnya.
Untuk meningkatkan Indeks Inovasi, Kemenristekdikti memiliki berbagai program penguatan riset dan pengembangan dan penguatan inovasi. Kemenristekdikti telah meluncurkan program hibah pendanaan startup melalui program Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) dan Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT). Melalui skema ini, perusahaan startup meningkat dari 52 pada tahun 2015 menjadi 956 di tahun 2018. Target pada 2019 lebih dari 1000 perusahaan startup lahir.
“Perguruan tinggi tidak cukup mendidik namun juga menghasilkan produk dan mahasiswa yang menjadi pengusaha dengan membuka perusahaan startup,” ungkapnya.
Pada kesempatan tersebut, Ainun memaparkan berbagai produk inovasi karya anak bangsa yang lahir dari perguruan tinggi, lembaga penelitian dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian dalam koordinasi Kemenristekdikti. Beberapa produk inovasi unggulan antara lain Katalis Merah Putih ITB, Cat Anti Radar BATAN, Traktor Portable IKOPIN, Bibit Buah Unggul IPB, dan produk inovasi lainnya.
Ainun mengajak para pimpinan perguruan tinggi dan mahasiswa yang hadir untuk bangga akan produk inovasi dalam negeri dan menjadi motivasi pengembangan produk inovasi di masa yang akan datang.