Kemenristekdikti Dorong Produk PUI ke Pasar Internasional

alt

Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti, Patdono Suwignjo  dan  Direktur Lembaga Litbang, Kemal Prihatman di sela Rapat Kerja PUI 2018 di Puspiptek Serpong

 
Serpong, Technology-Indonesia.com – Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) terus berupaya meningkatkan kualitas kelembagaan Iptek dan Dikti melalui Program Pengembangan Pusat Unggulan Iptek (PUI) untuk memperkuat keunggulan Indonesia.
 
Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti, Patdono Suwignjo mengatakan PUI merupakan salah satu lembaga penelitian yang diandalkan untuk menghasilkan inovasi-inovasi. Desainnya, setelah lulus dari PUI nantinya akan dilanjutkan menjadi Science and Techno Park (STP). 
 
“Dalam perkembangan selama ini, program pengembangan PUI atau center of excellence sangat mengembirakan baik dari sisi jumlah maupun sisi substansi yang dikembangkan,” ungkap Patdono di sela-sela Rapat Kerja Pengembangan PUI Tahun 2018, di Puspiptek, Serpong, Selasa (6/2/2018).
 
Rapat Kerja ini bertujuan memperkuat sinergi pelaksanaan rencana kerja PUI 2018, mencakup kegiatan sourcing capacity, R&D capacity dan disseminating capacity. Dalam rapat kerja ini juga dilaksanakan finalisasi rencana kerja pada masing-masing rencana kerja lembaga PUI yang akan dilaksanakan pada Tahun 2018.
 
Untuk memperluas akses pasar terhadap hasil penelitian, lanjut Patdono, tahun lalu pihaknya mencoba membantu memasarkan produk-produk PUI ke pasar internasional khususnya di Uni Eropa. Salah satunya melalui Innovation Expo tahun 2017 di Eindhoven, Belanda yang mendapat sambutan sangat positif. Pada expo tersebut berhasil ditandatangani 20 kontrak kerjasama.
 
“Beberapa PUI sudah bisa menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan maupun lembaga-lembaga penelitian yang ada di Uni Eropa. Itu akan mendekatkan diri ke tahapan yang paling kita inginkan yaitu komersialisasi hasil-hasil PUI khususnya di pasar internasional,” terangnya.
 
Menurut Patdono, produk-produk unggulan PUI yang mendapat sambutan positif diantaranya bunga lipstik, bunga merah, kopi, dan lain-lain. Produk-produk tersebut sudah dijual di Indonesia. Karena akses ke pasar Uni Eropa tidak mudah, Kemenristekdikti menggandeng eksportir di Belanda yang selama ini mengekspor bunga ke pasar Eropa. 
 
Expo di Eindhoven, lanjutnya, dilaksanakan dua tahun sekali. Padahal tiap tahun lahir PUI Unggul atau mandiri yang paling tidak salah satu hasil penelitiannya siap dipasarkan. Untuk itu, pihaknya mencoba agar bisa setahun sekali dilakukan pertemuan. Supaya produk-produk baru yang dibawa ke expo cukup banyak, maka akan lakukan bergantian tempatnya.
 
“Tahun ini akan kita lakukan di Jepang. Nanti kita carikan partner baik perusahaan-perusahaan yang memproduksi dan memasarkan hasil dari PUI tetapi juga lembaga-lembaga penelitian di Jepang untuk lebih menyempurnakan produk-produk yang dihasilkan PUI,” kata Patdono.
 
Saat ini ada total 48 PUI Mandiri dan 102 PUI yang bina. PUI Mandiri ini berasal dari lembaga penelitian maupun perguruan tinggi yang penelitiannya sudah berhasil atau sudah mulai diproduksi massal untuk dipasarkan. 
 
“Tahapan berikutnya adalah memperbesar, karena sekarang pasarnya hanya di Indonesia itupun masih terbatas sehingga revenue-nya kecil. Maka program berikutnya adalah bagaimana melakukan skill-up PUI ini untuk menjadi menjadi unit yang pemasarannya itu tidak hanya lokal Indonesia tetapi juga di luar negeri,” tutup Patdono.
 
Safari PUI
 
Pada kesempatan tersebut, Direktur Lembaga Litbang, Kemal Prihatman menyampaikan hasil program Safari PUI yang dilaksanakan untuk mendayagunakan dan mendiseminasikan teknologi unggulan yang dimiliki lembaga PUI kepada masyarakat pengguna. Safari PUI tahun 2017 dilakukan untuk seluruh kabupaten yang di Sulawesi Selatan. Ada sekitar 1600an UKM petani dan nelayan yang menerima pelatihan maupun paket-paket teknologi. 
 
“Kita merencanakan pada tahun 2018 di Riau, mengikuti lokasi pelaksanaan Hakteknas (Hari Kebangkitan Teknologi Nasional). Kita akan melakukan model seperti itu dengan harapan minimal ada sekitar 1600 penerima teknologi baik berupa pelatihan maupun hasil-hasil diseminasi dari PUI,” pungkasnya.
 
 
 
Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author