Presiden Joko Widodo dalam pembukaan IORA Business Summit 2017, Senin (6/3/2017), di Jakarta Convention Center (Foto Biro Pers Setpres)
Jakarta, technology-indonesia.com – Indonesia mendapat kehormatan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asosiasi Negara Lingkar Samudra Hindia (Indian Ocean Rim Association/IORA) yang digelar pada 5-7 Maret 2017. Perhelatan ini merupakan KTT pertama kali setelah 20 tahun berdirinya organisasi internasional yang menghimpun negara-negara pesisir dan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia.
Presiden Joko Widodo di hadapan sejumlah kepala negara anggota IORA, delegasi, dan tamu kehormatan menekankan besarnya potensi bisnis yang ada di kawasan Samudra Hindia. Kawasan Samudra Hindia yang sangat luas memiliki banyak tantangan yang harus dihadapi bersama.
“Karena saya pernah menjadi pengusaha, bahwa setiap tantangan itu justru menciptakan peluang bagi pengusaha. Di situlah peluang bisnisnya,” ujarnya saat menjadi pembicara utama dalam pembukaan IORA Business Summit 2017, Senin (6/3/2017), di Jakarta Convention Center.
Menurutnya, Samudra Hindia merupakan tempat tinggal 2,7 miliar penduduk di negara yang berbatasan dengannya sehingga menyimpan potensi strategis untuk pengembangan bisnis global. Setengah dari perjalanan kontainer dan dua pertiga pengapalan tanker energi melewati Samudra Hindia.
“Karena itu, Samudra Hindia adalah samudra masa depan. Masa depan ekonomi dunia ada di kawasan ini,” ucap Presiden.
Pertemuan bisnis antara Negara Lingkar Samudra Hindia tersebut dinilai memiliki peran dan arti yang besar. Kesempatan ini sekaligus sebagai momentum untuk memperkuat kemitraan antara negara-negara anggota IORA dalam mewujudkan kemakmuran di wilayah Samudra Hindia.
“Indonesia ingin memperkuat poros maritim untuk dihubungkan dengan IORA. Sekali lagi, kami membutuhkan kemampuan bisnis Bapak/Ibu sekalian untuk menciptakan solusi atas berbagai peluang yang tadi saya sampaikan,” tuturnya.
Peluang Investasi
IORA Business Summit 2017 dihadiri kalangan pengusaha serta perwakilan kamar dagang dan industri negara anggota IORA. Dalam kesempatan itu, Presiden Joko Widodo sempat membagi pengalaman dalam dunia usaha. Sebelum masuk dunia politik, Joko Widodo menjadi pengusaha lebih dari 20 tahun.
“Bagi saya menjadi seorang pengusaha itu sederhana: pelanggan kita menuntut kita untuk bekerja yang pertama ‘on time‘, yang kedua memberikan harga yang kompetitif, yang ketiga ‘on spec‘, artinya mutu yang baik,” jelasnya.
Menurutnya perkembangan teknologi yang sedemikian cepatnya menimbulkan pengaruh tersendiri dalam dunia bisnis. Teknologi internet dan smartphone disebutnya mampu mendemokratisasi akses kepada seluruh kalangan dan memastikan agar semua orang dapat terhubung dengan baik.
Perkembangan teknologi tersebut tidak hanya menimbulkan keuntungan semata, namun juga terdapat tantangan di baliknya. Sebagai seorang yang pernah bergelut dengan dunia usaha, Presiden Joko Widodo paham betul bahwa pemerintah juga dituntut untuk menyediakan solusi bagi tantangan-tantangan itu.
“Menjadi tugas pemerintah untuk memastikan supaya infrastruktur telekomunikasinya terbangun dengan baik, jaringan 3G, 4G, dan nantinya jaringan 5G. Juga jaringan kabel fiber optik untuk menyalurkan data-data bandwidth dalam jumlah yang besar dengan harga yang efisien. Dan menjadi tugas kami, tugas pemerintah, untuk mengurangi beban-beban yang menghambat dunia bisnis, regulasi serta perizinan yang berlebihan dan menghambat, dan mengurangi korupsi,” tegas Presiden.
Presiden Joko Widodo meminta kalangan dunia usaha, khususnya sektor swasta dari negara-negara anggota IORA untuk mempercayakan hal tersebut kepada pemerintah Indonesia. Ia pun membuka kesempatan seluas-luasnya kepada negara-negara IORA untuk bermitra dengan Indonesia sekaligus membawa kemakmuran di kawasan Samudra Hindia.