Inilah Capaian Kemenristekdikti 2018

Jakarta, Technology-Indonesia.com – Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyampaikan capaian kinerja Kemenristekdikti pada 2018 dalam acara Bedah Kinerja 2018 dan Fokus Kinerja 2019 yang digelar di Jakarta, pada Senin (28/1/2019). Menteri Nasir mengungkapkan selama empat tahun, Kemenristekdikti mampu mencapai dan melampaui target sasaran strategis yang telah di tetapkan.

Berdasarkan data Global Competitiveness Index yang dikeluarkan World Economic Forum (WEF), daya saing Indonesia periode 2015 – 2016 mencapai peringkat 37 dari 140 negara (skor 4.5). Pada periode 2016 – 2017 mencapai 41 dari 138 negara (skor 4.5) dan pada periode 2017 – 2018 Indonesia menduduki peringkat 36 dari 137 negara (skor 4.7). Daya saing Indonesia meningkat terkait penerapan penelitian ke dalam industri atau teknologi tepat guna yang dapat langsung dimanfaatkan oleh masyarakat.

Paten domestik (dalam negeri) yang didaftarkan di Indonesia dibandingkan negara-negara ASEAN terus meningkat. Dari peringkat ketiga pada 2015 dengan 1.058 paten, Indonesia kini menjadi negara di ASEAN dengan paten domestik tertinggi dengan 2.842 paten.

Jumlah paten di Indonesia berkaitan erat dengan lembaga yang berfokus pada hilirisasi penelitian. Lembaga penelitian dan pengembangan (Lemlitbang) yang berhasil menghasilkan teknologi atau paten dari penelitian mendapatkan status sebagai Pusat Unggulan Iptek (PUI) oleh Kemenristekdikti. PUI dapat menjadi Kawasan Sains dan Teknologi (KST) atau Science and Techno Park (STP) setelah menghasilkan perusahaan pemula berbasis teknologi (start-up teknologi).

Jumlah lemlitbang dari kementerian, lembaga, perguruan tinggi, dan perusahaan yang menjadi PUI meningkat selama empat tahun terakhir. Pada 2015, Indonesia baru memiliki 19 PUI dan meningkat menjadi 27 PUI pada 2016. Selanjutnya pada 2017 menjadi 46 PUI, dan pada 2018 sudah ada 81 PUI di Indonesia.

STP di Indonesia yang mendapatkan kategori mature atau yang sudah menghasilkan start-up secara konsisten meningkat setiap tahun. Pada 2015, baru ada 6 STP mature. Pada 2016 menjadi 14 STP dan 16 STP pada 2017, jumlah tersebut meningkat menjadi 19 STP pada 2018.

Publikasi Internasional

Selama empat tahun sejak 2015 -2018, pertumbuhan publikasi internasional Indonesia mencapai 263,27 persen. Publikasi internasional Indonesia pada 2015 masih di peringkat keempat Asia Tenggara dengan 8.263 artikel ilmiah. Pada 2016, meskipun masih di peringkat keempat, publikasi Indonesia meningkat menjadi 12.295 artikel ilmiah. Pada 2017, publikasi internasional Indonesia menduduki peringkat ketiga dengan 20.239 publikasi dan berhasil mengalahkan Thailand.

Pada 2018, Indonesia akhirnya menduduki peringkat kedua di Asia Tenggara, mengalahkan Singapura dengan 30.017 publikasi. Pada 2019, Indonesia menargetkan untuk dapat mengalahkan Malaysia yang berada di peringkat pertama.

Selain publikasi internasional, jumlah peneliti dalam lemlitbang di Indonesia yang sudah berkualifikasi master dan doktor terus meningkat sejak empat tahun terakhir. Pada 2015 jumlahnya mencapai 3.450, meningkat menjadi 3.960 pada 2016, dan pada 2017 mencapai 3.968. Dengan peningkatan 2.924 peneliti baru bergelar master dan doktor, pada 2018 jumlah peneliti Indonesia mencapai 6.892.

Produk Hasil Riset Inovatif

Pada kesempatan ini, Menristekdikti menunjukkan beberapa produk hasil riset perguruan tinggi yang siap dipasarkan. Salah satunya motor listrik Gesit yang diproduksi oleh PT Wijaya Manufakturing (WIMA), perusahaan konsorsium antara PT Gesits Technologies Indo (GTI) dengan anak perusahaan BUMN PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi.

Selama pengembangannya, Gesits yang dirancang oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) melalui PUI Sistem Kontrol Otomotif ITS dan mendapat bimbingan Dirjen Penguatan Inovasi, Kemenristekdikti.

Menristekdikti juga menampilkan inovasi bahan bakar berbasis minyak sawit yang disebut green fuel. Green fuel merupakan produk olahan palm oil atau minyak sawit dengan bahan bakar fosil. Inovasi ini dikembangkan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB) pada Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis, Fakultas Teknologi Industri ITB.

Akses Pendidikan Tinggi

Pendidikan di Indonesia belum dapat dinikmati oleh mayoritas pemuda Indonesia. Sampai saat ini, jumlah pemuda yang menempuh pendidikan tinggi belum mencapai lebih dari setengah dari seluruh pemuda yang masuk usia kuliah. Angka Partisipasi Kasar atau APK pada 2015 baru mencapai 29,95%.

Walaupun belum mencapai mayoritas, APK pendidikan tinggi di Indonesia meningkat setiap tahun. Pada 2016 APK pendidikan tinggi mencapai 31,63 persen, meningkat menjadi 33,37% pada 2017 dan 34,58% pada 2018.

APK pendidikan tinggi berkaitan dengan dukungan pemerintah, salah satunya berbentuk beasiswa kepada calon mahasiswa yang belum sejahtera. Jumlah mahasiswa aktif penerima Beasiswa Bidikmisi di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan beberapa Perguruan Tinggi Swasta (PTS) juga konsisten meningkat selama empat tahun terakhir.

Mahasiswa aktif penerima Bidikmisi pada 2015 mencapai 258.015 mahasiswa dan meningkat menjadi 305.205 pada 2016. Pada 2017 mahasiswa aktif Bidikmisi mencapai 339.348 mahasiswa dan pada 2018 berjumlah 367.133 mahasiswa. Pada 2019, pemerintah meningkatkan target penerima mahasiswa Bidikmisi menjadi 130 ribu khusus untuk mahasiswa baru 2019.

Selain melalui Bidikmisi, pemerintah juga memberikan beasiswa lebih kepada pemuda Papua dan Papua Barat, serta Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar (3T) melalui Beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik). Jumlah mahasiswa aktif penerima Beasiswa ADik pada 2015 mencapai 2.151 mahasiswa, meningkat menjadi 5.039 mahasiswa pada 2018.

Pemerataan akses pendidikan perlu berkejaran dengan peningkatan kualitas perguruan tinggi. Jumlah perguruan tinggi dengan akreditasi A yang diberikan Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi (BANPT) pada 2015 baru mencapai 26 perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Pada 2016 meningkat menjadi 49, pada 2017 mencapai 65, dan pada 2018 meningkat menjadi 85 perguruan tinggi.

Pada peringkat internasional, Indonesia memiliki tiga perguruan tinggi yang masuk 400 besar dunia menurut QS World University Rankings 2018. Ketiganya adalah Universitas Indonesia (UI) dengan peringkat ke 292, Institut Teknologi Bandung (ITB) peringkat 359 dan Universitas Gadjah Mada (UGM) pada peringkat 391.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author