Peluncuran Hari Kebangkitan Teknologi ke-19

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Gusti Muhammad Hatta menekan tombol tanda diresmikannya rangkaian acara Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-19 di Jakarta (11/06).

Hakteknas yang diperingati setiap tanggal 10 Agustus merupakan wahana untuk membangun kebersamaan seluruh insan iptek dan juga merupakan sarana sosialisasi dan kapitalisasi capaian iptek untuk disampaikan ke publik.

Menristek dalam sambutannya mengatakan bahwa Indonesia seperti halnya negara-negara lainnya akan mengalami kelangkaan dalam bidang FEW (Food, Energy and Water). Karena itu, peringatan Hakteknas ke 19 tahun 2014 ini mengambil tema “Inovasi Pangan, Energi, dan Air untuk Daya Saing Bangsa”.

Pada bidang pangan, inovasi ditujukan untuk meningkatkan nilai tambah hasil pertanian. Di bidang energi, perhatian ditujukan pada meningkatkan penyediaan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT), termasuk usaha industrialisasi kendaraan listrik. Sedangkan di bidang air ditujukan untuk penyediaan, pengendalian dan pengelolaan air.

“Dalam Hakteknas ke-19 produk teknologi hasil pengembangan anak bangsa akan ditampilkan dalam bentuk pameran, seminar, musrenbangnas dan penggalangan kerja sama internasional,” lanjutnya.

Menurut Menristek, beberapa produk yang terlihat hasil pengembangannya antara lain adalah aplikasi nanoteknologi untuk peningkatan nilai tambah komoditas hortikultura Indonesia, kendaraaan massal berbasis listrik, dan penerapan teknologi hujan buatan.

Penelitian nanoteknologi untuk pangan dan pertanian telah dilakukan di beberapa institusi litbang dan perguruan tinggi, namun pendayagunaannya secara terintegrasi belum dilakukan secara optimal.

“Melalui konsorsium nanoteknologi yang digagas oleh Komite Inovasi Nasional (KIN) yang mensinergikan kinerja unsur academics, business, government dan community (model ABG+C), diharapkan nanoteknologi dapat memberikan kontribusi bagi solusi permasalahan pertanian di Indonesia,” lanjut Menristek.

Dalam upaya industrialisasi kendaraan listrik, kita telah memiliki delapan purwarupa bus listrik. Selanjutnya, akan dilakukan pengujian secara langsung pada lingkungan terbatas yaitu di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. “Jika purwarupa tersebut mampu melalui ujicoba ini, pengujian akan dilanjutkan pada lingkungan yang sebenarnya,” ungkapnya.

Sementara itu, teknologi modifikasi cuaca telah banyak diterapkan dalam memperkecil dampak bencana alam yang disebabkan oleh faktor iklim dan cuaca. “Teknologi ini terbukti sangat bermanfaat dalam penanggulangan bencana kebakaran hutan, kekeringan, dan banjir,” ujar Menristek.

Kerjasama Kemenristek dengan kementerian atau lembaga-lembaga penelitian memperlihatkan kemajuan yang baik dan perlu terus didorong. “Hal ini ditunjukkan dengan partisipasi kementerian atau lembaga dalam berbagai kegiatan yang diinisiasi oleh Kemenristek,” pungkasnya.

Acara launching ini dihadiri oleh sekitar 300 peserta dari Kementerian dan Lembaga Pemerintah, Badan Litbang Daerah, DRN, KIN, AIPI, Perguruan Tinggi, Badan Usaha dan unsur masyarakat. Sumber humas ristek

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author