Jakarta, Technology-Indonesia.com – Pemuda atau generasi milenial dan lingkungan hidup tidak bisa dilepaskan karena pemuda merupakan agen perubahan di masa depan dan miniatur bangsa Indonesia pada 20-30 tahun mendatang.
Peneliti Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ajeng Arum Sari mengatakan hal tersebut dalam “Millennial Talks: Inspiring Science Generation” yang digelar di Jakarta pada Senin (4/3/2019). Kegiatan ini digelar LIPI untuk mengulas pemikiran dan karya generasi milenial melalui diskusi dan berani bicara sains.
Agar bisa berkontribusi dalam pelestarian lingkungan hidup, Ajeng menyarankan agar generasi milenial mulai menjalankan gaya hidup ramah lingkungan, bergabung dengan komunitas peduli lingkungan, serta menggali ide untuk memecahkan masalah lingkungan.
Ajeng mengaku, sejak kecil tidak terpikir untuk menjadi peneliti. Ia dididik orang tuanya untuk aktif berorganisasi. Hal ini berdampak saat melakukan penelitian, karena menjadi mudah untuk bekerjasama dengan banyak orang.
“Jadi peneliti tidak mungkin bekerja sendiri, butuh kerjasama untuk menghasilkan penelitian yang bagus,” ungkapnya. LIPI, lanjutnya, juga tidak bisa bergerak sendiri dalam mengatasi pencemaran lingkungan, harus ada kolaborasi antara pemerintah, akademisi, swasta dan masyarakat.
Ajeng telah menekuni penelitian terkait kimia lingkungan dan telah memiliki pengalaman bertahun-tahun di Jepang dan Amerika Serikat. Ia berhasil menjadi Pemenang penghargaan Toray dengan tema “The Development of Technology for Environmental Friendly Activated Carbon Material Based Fe and Al from Black Liquor Sludge in Bioethanol Wastewater”.
Ajeng telah memiliki beberapa paten, artikel dengan Hi-Index 8 (Google Scholar) dan 5 (Scopus); peraih penghargaan Satya Lancana Pembangunan, 2018; Peneliti Terbaik 1 Pusat Penelitian Kimia LIPI, 2017-2018. Ajeng meraih gelar Doktor di The United Graduate School of Agricultural Sciences, Ehime University, Japan.
Narasumber lain yang turut berbagai pengalaman adalah Rifki Sadikin, Peneliti Pusat Penelitian Informatika LIPI. Rifki menekuni penelitian terkait implementasi perangkat keras untuk sirkuit keamanan komputer (cyber security), terkhusus terkait Kriptografi.
Dalam tingkat internasional, ia juga terlibat dalam komputasional sains, seperti kolaborasi dengan ALICE (A Large Ion Collider Experiment)-CERN (European Laboratory for Particle Physics). Rifki meraih gelar Doktor pada 2013 di School of Electrical Engineering and Computer Science, Kyungpook National University, Korea.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Biro Kerjasama, Hukum dan Humas LIPI, Mila Kencana mengungkapkan ilmu pengetahuan dan teknologi membawa perubahan yang begitu masif dalam berbagai sendi kehidupan manusia. Generasi muda sebagai salah satu kelompok terbesar dalam struktur penduduk saat ini, diharapkan dapat menjawab tantangan baru dan memberikan kontribusi melalui pendekatan berbasis sains.
Keberadaan generasi milenial sebagai bonus demografi penduduk Indonesia menjadi peluang untuk meningkatkan produktivitas bangsa dalam memenangkan persaingan global. Pendekatan sains adalah salah satu upaya solutif yang mulai tumbuh di kalangan anak muda untuk menjadikan bangsa menjadi lebih produktif.
“Millennial Talks ini untuk menginspirasi generasi ilmiah Indonesia untuk terus berkarya dan memahami dunia penelitian. Konsepnya adalah bringing science down to earth and inspiring more,” jelasnya.
Millennial Talks juga menghadirkan Alwan Hanif Ramadhan Pemenang Harapan II National Young Inventor Awards (NYIA) LIPI tahun 2018. Pelajar SMPN 1, Tasikmalaya, Jawa Barat ini berhasil mengembangkan alat “Affordable Smart Prosthetic Arm”. Alat ini adalah perangkat lengan buatan dari bahan yang lebih ekonomis dan bertujuan untuk membantu pengguna disabilitas tanpa lengan dalam melakukan kegiatan sehari-hari.