Buka ISE 2018, Presiden Tekankan Pentingnya Iptek dan Inovasi

Tangerang Selatan, Technology-Indonesia.com – Presiden Joko Widodo meminta lembaga penelitian mampu menjawab dinamika perkembangan dunia yang semakin cepat. Dengan melahirkan karya-karya riset unggul, lembaga penelitian dapat menjawab setiap tantangan yang ada.

“Tidak ada institusi yang mampu menjawab tantangan tersebut kecuali lembaga penelitian. Lembaga penelitian memiliki peran sentral dalam melahirkan riset unggul dan menjawab tantangan zaman,” jelas Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat membuka Indonesia Science Expo (ISE) 2018 di Indonesia Convention Exhibition, BSD City, Tangerang Selatan, pada Kamis (1/11/2018).

Lebih lanjut Presiden Jokowi mengatakan, kehidupan global berubah begitu cepat dan melahirkan banyak sekali kejutan yang bisa disaksikan dalam kehidupan sehari-hari. Ia mencontohkan, Belanda yang merupakan negara dengan wilayah yang sempit ternyata mampu menjadi pengekspor pangan terbesar kedua di dunia. Facebook menjadi media terpopuler, padahal tidak memiliki redaktur, redaksi dan wartawan dan tidak pernah membuat konten berita.

Contoh lainnya, Uber yang tidak memiliki kendaraan namun menjadi perusahaan taksi terbesar di dunia. Begitu juga dengan Ali Baba, perusahaan retail dengan omset terbesar di dunia tapi tidak memiliki toko. Presiden Jokowi mengatakan semua ketidakmungkinan dan keterbatasan menjadi tidak relevan lagi karena bisa diterobos oleh ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi.

“Kehadiran saya di sini untuk menyaksikan karya-karya besar Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara sekalian yang mengubah ketidakmungkinan menjadi kenyataan, yang membuat kesulitan menjadi kemudahan,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut, Presiden Jokowi mengingatkan bahwa Revolusi Industri 4.0 sudah di depan kita dan masuk dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah penelitian mengatakan Revolusi Industri 4.0 tiga ribu kali lebih cepat dari Revolusi Industri 1.0. Artinya, akan terjadi perubahan yang terus menerus dan sangat cepat.

“Kita tahu artificial intelligence, internet of things, virtual reality, cryptocurrency, maupun big data mulai masuk dalam kehidupan sehari-hari. Ada 3D printing yang bisa membuat rumah hanya dalam waktu 24 jam. Kita harus mengikuti perkembangan ini,” ungkap Presiden Jokowi.

Perkembangan ini, lanjutnya, melahirkan tantangan-tantangan baru. Lahirnya teknologi baru membuat beberapa jenis pekerjaan mulai hilang dan tidak relevan lagi. Perkembangan teknologi juga memengaruhi bisnis. Misalnya, bisnis supermarket yang dulunya sangat mapan sekarang menyusut dominasinya karena berpindah ke online. Akan ada bisnis-bisnis lama yang akan tutup kemudian muncul bisnis-bisnis baru.

Dunia politik dan pemerintahan juga harus menyesuaikan diri dengan perkembangan iptek dan inovasi. Pemerintah harus kerja cepat dan efisien. “Suatu ketika jumlah administrator yang ada di pemerintahan juga akan semakin sedikit karena banyak pekerjaan yang diotomatisasikan,” terangnya.

Menurut Presiden, Revolusi Industri 4.0 khususnya perkembangan informasi juga membawa tantangan baru bagi moralitas kemasyarakatan. Munculnya media tanpa redaksi membuat semua warga bisa menjadi wartawan. Setiap ada informasi langsung dimunculkan di media sosial. Rapat redaksi yang dulu tertata rapi sekarang digantikan dengan peran media sosial.

“Menghadapi fenomena ini, regulasi pemerintah tidak cukup menyelesaikan masalah. Sebab, tidak semua bisa dipagari dengan peraturan dan regulasi. Yang dibutuhkan sekarang adalah standar moralitas yang makin tinggi berbarengan dengan penggunaan teknologi,” tuturnya.

Di sinilah, lembaga penelitian menempati peran sentral dalam kehidupan manusia. Dengan melahirkan karya-karya riset unggul, lembaga penelitian dapat menjawab setiap tantangan yang ada. Dalam dunia yang berubah cepat ini, kecepatan merupakan kata kunci terpenting untuk memenangkan persaingan dan kompetisi.

“Kita harus sigap hadapi perubahan. Jika tidak segera berbenah diri, bisa dipastikan kita kalah hadapi kompetisi, tertinggal dibanding bangsa lain,” ungkapnya

Karena itu, Presiden mengajak semua pihak bangun ekosistem yang baik. “Lembaga penelitian harus menjadi bagian dari ekosistem pembangunan nasional yang berbasis iptek. Perlu kerja sama pemerintah, lembaga pendidikan, industri dan mitra strategis lain,” pungkasnya.

Turut mendampingi Presiden dalam pembukaan acara ini yaitu Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir, Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Laksana Tri Handoko, dan Gubernur Banten Wahidin Halim.

Setiyo Bardono

Editor www.technologyindonesia.id, penulis buku Kumpulan Puisi Mengering Basah (Arus Kata, 2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (PasarMalam Production, 2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (eSastera Malaysia, 2012). Novel karyanya: Koin Cinta (Diva Press, 2013) dan Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014).
Email: setiakata@gmail.com, redaksi@technologyindonesia.id

You May Also Like

More From Author