Rektor UGM menerima kunjungan Menteri Pendidikan, Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan Belanda serta Duta Besar Belanda untuk Indonesia (foto Humas UGM/Fristo
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, dan Ilmu Pengetahuan Belanda, Jet Bussemaker dan Duta Besar Belanda untuk Indonesia Rob Swartbol, mengunjungi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta untuk membicarakan peluang kerjasama.
“Kami ingin mengetahui bidang-bidang apa yang menjadi perhatian dari UGM, dan nantinya kita dapat meningkatkan kolaborasi bersama,” ujar Jet Bussemaker mengawali diskusi di Gedung Pusat UGM, Selasa (14/2/2017).
Saat ini, UGM telah menjalin berbagai kerja sama baik di tingkat fakultas maupun universitas dengan beberapa perguruan tinggi di Belanda. Namun, Jet menginginkan agar di masa mendatang kerja sama ini semakin ditingkatkan melalui berbagai program strategis.
Dalam kesempatan ini, Jet mengundang UGM untuk mengirimkan lebih banyak mahasiswa serta dosen untuk menempuh studi di Belanda atau untuk mengikuti program pertukaran mahasiswa dan dosen serta kegiatan penelitian bersama.
“Kami memerlukan lebih banyak mahasiswa internasional untuk menciptakan kelas yang bernuansa internasional. Hal ini juga dapat menstimulasi kurikulum belajar di universitas-universitas kami,” imbuh Jan.
Terkait bidang-bidang kerja sama yang dapat dilakukan kedua belah pihak, Jan menawarkan berbagai bidang riset strategis seperti pertanian, kedokteran, kesehatan masyarakat, serta teknologi yang menjadi bidang keahlian dari perguruan tinggi di Belanda. Ia juga menyampaikan ketertarikan terhadap kerja sama dalam pendidikan vokasi yang menjadi salah satu perhatian penting di Kementerian Pendidikan Belanda. Perhatian terhadap berbagai tingkat pendidikan yang berbeda, menurutnya, sangat diperlukan untuk dapat mendorong kemajuan sebuah negara.
“Kita tidak hanya memerlukan riset-riset fundamental, tapi juga orang-orang yang bisa menerapkannya. Karena itu kita memerlukan lulusan vokasi yang berkualitas tinggi,” ujarnya.
Rektor UGM Dwikorita Karnawati menyambut baik tawaran kerjasama ini. Dekan Sekolah Vokasi UGM langsung menawarkan berbagai skema kerja sama yang mungkin dilakukan dalam waktu mendatang, misalnya program double degree serta sertifikasi bagi lulusan sekolah vokasi.
Rektor UGM menambahkan kerja sama dalam bidang ini nantinya semakin mendorong perkembangan pendidikan vokasi di UGM, termasuk dalam membangun relasi antara sekolah vokasi dengan sektor industri.
“Ini adalah isu yang sangat penting, dan kami juga saat ini sedang dalam proses untuk membangun teaching industry yang mengintegrasikan antara pendidikan sarjana dan vokasi. Saya rasa ini sangat sesuai dengan apa yang menjadi perhatian kami,” imbuh Dwikorita.
Selain kerja sama di bidang pendidikan vokasi, kedua pihak juga membicarakan kemungkinan kerja sama di berbagai bidang studi lain seperti pendidikan kedokteran, teknik, serta ilmu budaya dan sejarah.