Judul e-Book : Budidaya Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB)
Tim Penyusun : Tim Peneliti BPTP Sulawesi Selatan, Tika Tresnawati, S.Si., M.Si, dan Hatyanta Nuha Pradhipta, SST
Tim Editor : Gandi Juhendra, Annisa Amanda Nelvi, dan Yunita Wulan Dari
Tebal : v + 21 halaman, 21 x 30 cm
Penerbit : Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP)
ISBN : 978-602-6954-78-7
Jakarta, Technology-Indonesia.com – Konsumsi daging dan telur ayam kampung masyarakat Indonesia terus mengalami peningkatan. Namun produksinya belum sepenuhnya mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk itu, perlu dilakukan pengembangan budidaya ayam kampung yang memiliki nilai produksi telur tinggi.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Pertanian) telah menghasilkan Ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) yang merupakan jenis ayam kampung dengan galur baru. Ayam KUB memiliki beberapa keunggulan dibandingkan ayam kampung pada umumnya.
Masa mengeram ayam KUB yang rendah, berkurang hingga 10% sehingga ayam cepat bertelur kembali. Ayam KUB memiliki bobot badan umur 20 minggu (±5 bulan) berkisar antara 1.200-1.600 gram.
Produktivitas telur lebih tinggi per tahunnya yaitu 160-180 butir. Umur pertama ayam bertelur lebih awal, yakni 20-22 minggu dengan bobot telur 35-45 gram. Ayam KUB juga adaptif sehingga tahan terhadap penyakit.
Budidaya ayam kampung pada umumnya dibagi dalam tiga sistem budidaya yaitu sistem budidaya ekstensif, semi intensif, dan intensif.
Masyarakat pada umumnya memakai pola pemeliharaan sistem ekstensif dengan pertimbangan tidak merepotkan, tidak memerlukan biaya, dan tidak untuk kebutuhan komersil. Pemeliharaan sistem ekstensif ini umumnya diterapkan pada skala rumah tangga dengan populasi 5-10 ekor ayam dewasa.
Pada prinsipnya, usaha ternak ayam kampung bertujuan menghasilkan keuntungan yang berkesinambungan. Pola pemeliharaan ayam KUB direkomendasikan menggunakan sistem budidaya semi intensif atau intensif. Ayam KUB merupakan ayam hasil seleksi sehingga pemeliharaannya harus terkontrol agar produktivitasnya dapat optimal.
Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam budidaya Ayam KUB adalah pemilihan bibit jantan dan betina. Pemilihan bibit atau seleksi betina (induk) dan pejantan perlu dilakukan untuk mendapatkan indukan dan keturunan yang memiliki produktivitas tinggi.
Buku ini secara ringkas dan jelas menguraikan tahapan budidaya Ayam KUB. Pemeliharaan pada umur 1-4 minggu dikenal dengan istilah periode brooding. Periode brooding merupakan periode sangat penting karena merupakan poin awal untuk menghasilkan produksi yang bagus.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan selama periode brooding seperti persiapan kandang, air minum, lampu pemanas, pakan dan lain-lain.
Selanjutnya adalah fase pertumbuhan. Pada fase ini hal yang harus diperhatikan adalah kepadatan kandang, program vaksinasi terutama ND pada umur 4 hari, 21 hari dan umur 3 bulan dengan optimasi pemberian pakan 2 kali sehari. Komposisi pakan juga harus sesuai dengan kebutuhan ayam.
Periode penetasan telur (umur >20 minggu) biasanya ditujukan untuk menghasilkan telur tetas. Diawali dengan pemilihan calon induk dan pejantan. Calon pejantan yang akan dipakai hanya sekitar 10-12% dari betina.
Agar semua telur terbuahi sempurna, perbandingan jantan dan betina adalah 1:5. Telur yang telah dibuahi agar dapat menetas harus menggunakan mesin tetas, karena sifat mengeram dari ayam KUB hanya 10% dibandingkan ayam kampung biasa.
Buku ini juga membahas terkait perkandangan yang harus memperhatikan beberapa syarat. Diantaranya, kontruksi kandang kuat, mudah dirawat, dan tahan lama. Unsur efisiensi biaya harus tetap diperhatikan, bahan dan ukuran kandang harus sesuai dengan skala usaha.
Kontruksi kandang harus mendukung kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan ternak, seperti cahaya, suhu dan sirkulasi udara. Bentuk kandang harus disesuaikan dengan kebutuhan usaha, bentuk kandang ayam pedaging berbeda dengan petelur.
Sementara untuk pakan Ayam KUB diberikan dalam bentuk tepung kasar atau crumble (pelet pecah). Bahan pakan pada ayam dapat diberikan dengan lebih dari dua campuran. Jenis bahan pakan yang dapat diberikan antara lain dedak padi, dedak jagung, bungkil kedelai, bungkil inti sawit, tepung ikan, sorgum, sagu, dan menir.
Buku ini juga membahas komposisi pemberian pakan hingga manajemen reproduksi. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan melakukan biosekuriti pada ternak dan lingkungan ternak, vaksinasi dan pemberian vitamin. Selain itu, dimuat juga pembandingan kinerja Ayam KUB dan ayam kampung biasa berdasarkan sistem pemeliharaannya.
E-book disusun atas Kerjasama Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP) dan Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor (IPB). Buku dengan desain dan ilustrasi menarik ini bisa menjadi pedoman untuk membudidayakan Ayam KUB. Secara lengkap buku ini bisa diunduh di sini.