Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Standardisasi BSN, I Nyoman Supriatna menyerahkan sertifikasi laboratorium uji IAPMO di Cikarang yang diterima oleh CEO of The IAPMO Group Russ Chaney.
Jakarta, technology-indonesia.com – Sistem plambing yang baik akan meningkatkan kualitas air bersih dan menciptakan hidup sehat di lingkungan rumah tangga. Sistem plambing berkualitas menjadikan air tidak tercemar kuman-kuman dan bakteri sumber penyakit.
Hal tersebut disampaikan Direktur Operasional International Association of Plumbing and Mechanical Officials (IAPMO) R&T Registration Services PT Solusi Managemen Indonesia, Umi Fadhila dalam acara seminar peranan penting sistem plambing dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, menjamin lingkungan dan menyediakan akses untuk air bersih di Jakarta, Kamis (30/3/2017).
Umi menegaskan IAPMO akan selalu memberikan sosialisasi kepada seluruh masyarakat dan stakeholder bahwa penting plambing dalam menciptakan hidup sehat dengan meningkatkan kualitas air bersih di lingkungan rumah tangga.
“Sistem plambing berkualitas dan berstandarisasi akan memberikan jaminan akan kualitas air. Higienitas air akan terjaga, air tidak akan tercemar dengan kuman-kuman dan bakteri yang akan berjangkit berbagai penyakit,” terang Umi.
Kejadian plambing yang buruk pernah terjadi di Hong Kong menyebabkan penyakit menular yang sangat mengerikan yaitu SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome). IAPMO berharap pihak terkait seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Badan Standardisasi Nasional (BSN) serta Kementerian Perindustrian bisa mengimplementasikan SNI 8153:2015 ini dengan baik. “Dengan plambing yang baik akan lahir generasi yang sehat dan bebas dari wabah penyakit,” lanjutnya.
Sementara itu Kepala Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi BSN, Donny Purnomo menyatakan, sistem plambing yang baik dan benar harus dipahami secara menyeluruh. Tidak hanya alatnya yang berstandar SNI, pemasangan instalasinya juga harus baik dan benar. Jika terjadi kesalahan prosedur pemasangan akan bemasalah secara keseluruhan, misalnya terjadi kebocoran.
SNI 8153:2015 mengatur dengan jelas pemisahan air bersih yang masuk dengan air kotor yang menjadi limbah. Sertifikasi tersebut dengan gamblang menyatakan jika terjadi salah pemasangan harus dilakukan pembongkaran dan dipasang ulang kembali. “Jadi faktor pengawasan juga harus dilakukan dengan baik dan benar, jika kita menginginkan sistem plambing kita baik dan benar,” tegas Donny.
IAPMO sangat konsen dan peduli akan kesehatan masyarakat terhadap pengunaan air dan pemanfaatannya melalui plambing yang baik dan benar. Kepedulian IAPMO akan kehidupan bersih dan sehat ini diimplementasikan dengan membangun beberapa unit toilet umum dengan standar organisasi kesehatan dunia (WHO) di SD Cicau, Cikarang, Bekasi dan daerah kota Semarang.
Dalam seminar ini, BSN menyerahkan sertifikasi kepada IAPMO yang memiliki laboratorium pengujian plambing di Cikarang, Bekasi. Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Standardisasi BSN, I Nyoman Supriatna menyatakan laboratorium IAPMO ini telah lulus uji kalibrasi oleh BSN dan LIPI, sehingga mengantongi izin kelayakan uji plambing.