JAKARTA — Pascabencana banjir yang melanda beberapa wilayah Indonesia, masyarakat dibayang-bayangi penyakit leptospirosis. Penyakit yang disebabkan bakteri leptospira ini menular melalui urine tikus.
“Biasanya terdapat pada air sisa banjir yang mengenang. Air yang mengandung bakteri leptospira ini masuk ke dalam tubuh melalui selaput lendir atau luka lecet. Bisa bertahan dalam genangan air selama 28 hari,” kata Deputi bidang Kesehatan, Kependudukan dan Keluarga Berencana Kemenko Kesra Dr. Emil Agustiono, pada acara Deputi Meet The Press, di Kemenko Kesra, Selasa (11/2).
Karenanya, ia menyarankan masyarakat korban banjir mengenakan sepatu karet pada saat musim hujan dan usai banjir agar tidak tertular penyakit. Selain itu sepatu karet juga mengurangi risiko tersetrum saat banjir.
Sekretaris Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis ini pun mengingatkan masyarakat agar memperhatikan sanitasi lingkungan. Tujuannya, supaya terhindar dari penularan wabah penyakit menular dari hewan atau zoonosis tersebut.
Dikatakan, sanitasi lingkungan yang baik serta Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dapat mengurangi kemungkinan tertularnya penyakit berbahaya.
Kementerian Kesehatan melansir kasus Leptospirosis pada 2013 hingga 10 Februari 2014 sudah terjadi 630 kasus yang menyebabkan 57 orang meninggal dunia. (tety)