Jakarta, Technology-Indonesia.com – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berhasil menghadirkan inovasi cangkang kapsul dari rumput laut, yang telah siap diproduksi massal oleh PT Kapsulindo Nusantara. Pemanfaatan potensi lokal ini diharapkan mendorong daya saing industri farmasi dalam negeri.
Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, hingga kini pembungkus kapsul untuk obat yang dikonsumsi masyarakat dibuat dari gelatin yang bahan bakunya impor. Padahal, Indonesia menjadi salah satu negara produsen rumput laut terbesar sedunia, akan tetapi sebagian besar masih diekspor dalam bentuk bahan mentah.
“Dengan menggunakan bahan baku rumput laut yang sangat melimpah dan halal, produk cangkang kapsul ini diharapkan mempunyai daya saing yang tinggi secara ekonomi, dan dapat diterima baik oleh masyarakat pengguna,” papar Kepala BPPT saat peluncuran inovasi cangkang kapsul (hard capsule) dari rumput laut di Gunung Putri, Bogor pada Rabu (10/07/2019).
Hammam mengatakan, inovasi teknologi produksi cangkang kapsul rumput laut merupakan hasil karya para perekaya dan peneliti BPPT. Invensi tersebut, jelasnya dapat dimanfaatkan atau diterapkan di industri serta diproduksi pada skala komesial (komersialisasi) yang dikenal dengan istilah inovasi.
“Untuk mengkomersialisasikan produk invensi, BPPT sebagai lembaga pemerintah, tidak dapat bekerja sendiri. Karena itu BPPT harus menggandeng mitra industri,” paparnya.
Diakui Hammam, untuk menjadikan suatu produk teknologi dari tataran invensi menjadi inovasi, tidaklah mudah, memerlukan waktu yang panjang dan upaya yang tidak sedikit. Dari segi teknis diperlukan upaya-upaya perbaikan, penyempurnaan dan penyesuaian, demikian juga dari sisi ekonomi dan pasar. Untuk itu kerjasama dengan industri lokal menjadi sangat penting.
“Kami memberi apresiasi tim dari PT Kapsulindo Nusantara atas kerjasamanya, kerja keras dan ketekunan serta kesabarannya bersama dengan tim perekayasa Pusat Teknologi Agroindustri – BPPT yang telah bekerja keras menghasilkan paten bersama dan mewujudkan inovasi kapsul rumput laut, hingga dapat diproduksi secara massal pada skala komersial,” ujarnya.
Hammam berharap inovasi BPPT lainnya dapat segera dimanfaatkan oleh industri, guna peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN), serta mewujudkan industri lokal yang berdaya saing tinggi.
Cangkang Kapsul Rumput Laut
Kapsul rumput laut awalnya dikembangkan di laboratorium oleh para perekayasa Pusat Teknologi Agroindustri – BPPT, kemudian dikerjasamakan dengan PT Kapsulindo Nusantara. Kapsul ini dikembangkan lebih lanjut untuk disesuaikan dengan mesin produksi PT Kapsulindo Nusantara yang sebelumnya digunakan untuk produksi kapsul gelatin.

Kapsul ini berbahan baku utama dari karagenan yaitu ekstrak rumput laut jenis Eucheuma cotonii yang tumbuh subur di perairan tropis speperti Indonesia. Saat ini, Indonesia merupakan negara produsen rumput laut terbesar sedunia, namun sebagian besar diekspor dalam bentuk bahan mentah. Sebagian sudah diolah di dalam negeri dalam bentuk agar dan semi refine carageenan. Sedangkan produksi dalam bentuk refine carageenan masih sedikit.
Pengolahan hasil rumput laut menjadi produk aplikatif seperti halnya kapsul rumput laut ini merupakan upaya agar semakin banyak produk aplikatif diproduksi di dalam negeri sehingga nilai tambahnya dinikmati di dalam negeri.
Dampaknya diharapkan meningkatkan perekonomian di dalam negeri. Pada tahap awal, dampak konkritnya akan memberi kemudahan produsen karagenan Indonesia untuk memasarkan produknys yakni memasok kebutuhan bahan baku untuk produksi kapsul rumput laut.
Kapsul rumput laut merupakan produk nabati sehingga dapat mengisi segmen pasar vegetarian. Permintaan produk vegetarian dunia cenderung terus meningkat seiring semakin berkembangnya pola hidup sehat atau terkenal dengan istilah vegan.
Sedangkan khusus untuk produk kapsul vegetarian, Zion Market Research menyatakan nilai pasar kapsul vegetarian global pada 2016 sebesar US$ 278,16 juta dan diprediksi meningkat menjadi US$ 509,13 juta pada 2022 atau tumbuh sekitar 10,6% antara 2017-2022.
Selain dari perubahan pola hidup masyarakat dunia, segmen pasar konsumen vegetarian telah ada sejak zaman dahulu yakni masyarakat penganut agama atau kepercayaan Hindu, Budha, Taoisme, Baha’í, Sikh, dan Jainisme yang dari dahulu memang tidak mengonsumsi produk hewani. Populasi ini mencapai 70% di India dan juga tersebar di negara-negara Asia termasuk Indonesia. Ini merupakan segmen pasar yang bisa dimasuki produk kapsul rumput laut baik untuk pasar domestik maupun ekspor, paling tidak Asia.
Sebagai produk pasar khusus, kapsul vegetarian mempunyai harga lebih tinggi, sekitar tiga kali lipat harga kapsul gelatin. Harga yang tinggi ini menjadi satu kelebihan bagi kapsul rumput laut. Disamping itu, sebagai produk berbahan dari ekstrak tanaman rumput laut, kapsul rumput laut akan semakin menambah persediaan produk bahan alam halal di masyarakat.